Bisakah kamu mengabulkan kenginanku?
Apa itu?
Bisakah kamu tetap bersamaku?
*
Baekhyun membuka matanya perlahan ketika mimpinya mengingat dirinya dimasa lalu. Dia membalik tubuhnya kesamping kemudian menatap dirinya sendiri yang terpantulkan di kaca sana.
Hanya dirinya yang terjebak di masa lalu.
Begitu menyedihkan.
Dia bangkit dari posisinya lalu duduk di atas ranjangnya. Pemandangan malam hari kota Seoul adalah hal yang dilihatnya selanjutnya.
Sudah berapa lama dia tidur?
Baekhyun turun dari tempat tidurnya kemudian berjalan keluar kamar itu. Ruang tengah mansion itu gelap, namun karena sinar bulan yang masuk, dia masih dapat melihat dengan cukup jelas.
Dia mengalihkan pandangannya ke sisi lain ruangan itu dan menemukan dapur sekaligus ruang makan itu sama dengan yang lainnya.
Tidak ada tanda-tanda orang lain selain dirinya.
Baekhyun kembali masuk kedalam kamar dan berjalan menuju ruang pakaian. Dia mengambil sebuah kemeja putih yang terdekat dengannya kemudian mengenakannya langsung tanpa memakai pakaian dalamnya terlebih dahulu - karena dia tidak tahu benda itu dimana sekarang.
Dia mengeluarkan rambutnya yang panjang keluar dari kemeja yang sudah di pakaiannya kemudian menggelungnya keatas sambil berjalan keluar dari ruangan itu.
Sepertinya dia harus membuat sesuatu. Perutnya terasa sedikit perih dan lapar.
Tapi lebih dari itu -
Dia harus minum.
Tenggorokkannya sangat kering dan sakit.
*
Baekhyun mendorong pintu kafe dan bar itu. Dia berjalan masuk kemudian berhenti untuk mencari orang yang akan di temuinya. Bibirnya langsung tersenyum tipis ketika melihat punggung perempuan yang sangat dikenalnya.
"Kak Luhan."
Byun Luhan yang sedang menyesap segelas kopi karamelnya perlahan menurunkan gelasnya dan meletakkannya kembali ke semula lalu memandang dirinya yang berdiri di sampingnya.
"Duduklah."
Baekhyun mengangguk kemudian menarik kursi yang ada dihadapan kakanya itu.
"Tidak biasanya kakak ingin bertemu denganku, ada apa?"
"Bagaimana kita memesan makanan terlebih dahulu?"
Baekhyun tidak mengerti dengan kakaknya yang tiba-tiba berbasa-basi, namun dia melakukan apa yang dikatakan kakaknya. Dia membuka menunya dan ikut memesan apa yang akan menjadi makan malam keduanya hari ini.
"Tidak biasanya kakak berbasa-basi denganku, aku memiliki firasat yang tidak enak."
Byun Luhan tersenyum tipis.
"Tidak apa, aku hanya ingin berbicara santai denganmu, sudah lama bukan kita tak berbicara seperti ini?"
Baekhyun sangat bahagia mendengarnya. Dia mengangguk dengan semangat membetulkan perkataan kakaknya itu.
"Kalau begitu, kita mulai obroloannya, pertama-tama, bagaimana dengan menanyakan kabar? - Bagaimana kabarmu?"
"Aku-"
Baekhyun menceritakan hari-harinya dengan penuh semangat. Dia menceritakan beberapa pengalaman lucu yang dia alami ketika mengambil foto dan seputar itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Italian Whites
Fiksi PenggemarBaekhyun tidak masalah dengan semua yang terjadi di sekitarnya. Hanya satu yang dia pedulikan. Dan itu adalah lelaki yang membenci dirinya.