10 Tahun Kemudian
Lee Yi Kyung menatap atasannya dengan pandangan risau dan galau, namun juga dia penasaran, apakah atasannya itu sudah menikah tanpa ada yang tahu? Pertanyaan salah satu pegawai yang ikut serta di jadwal makan malam bersama kantor itu membuat para wanita yang mendambakan atasannya itu penuh semangat menunggu jawaban.
Setahu dirinya, atasannya itu dulu akan menikah dengan putri tunggal keluarga Byun, namun entah mengapa selalu gagal, bahkan hingga dua kali dan sejak saat itu tak ada kabar kalau atasannya itu sudah menikah. Kalau menikah juga pasti akan ada acara mewah atau setidaknya sederhana.
Tapi, beberapa bulan dari kabar atasannya itu gagal menikah dengan putri tunggal Byun waktu dulu, sebuah cincin melingkar secara tiba-tiba di jari manis kiri tangan atasannya itu.
Yi Kyung ingin bertanya, namun itu masalah pribadi dan dia tak boleh mencampurkannya dengan dunia pekerjaan.
Dan sangat tak sopan menurutnya menanyakan itu pada atasannya.
Dia bukan siapa-siapanya juga!
Hanya seorang asisten!
"Ya." Chanyeol tersenyum tipis menjawab pertanyaan itu.
Yi Kyung seperti mendengar petir di siang bolong dan banyak gelas yang pecah dengan nyaring.
Termasuk dirinya.
"Kok kami tidak tahu bapak sudah menikah!?"
"Kapan bapak menikahnya!?"
"Sama siapa, Pak?"
"Pasti cantikkan istri bapak?"
"..."
"..."
Banyak pertanyaan di lontarkan oleh para pria teman sekantornya. Srdangkan para wanita merasa sangat patah hati sehingga mereka tidak peduli dengan pertannya yang di tanyakan para pria.
Yi Kyung memperhatikan atasannya itu di antara banyaknya pertanyaan yang beruntui.
Atasannya itu memegang jari manis kirinya yang terlingkari sebuah cincin.
Dan kini sedang tertawa mendengar para pegawai priannya menyerbunya dengan banyak pertanyaan.
Namun di balik tawanya itu, Yi Kyung menemukan hal yang tak biasanya.
Mata besar mempesona atasannya itu tiba-tiba mengerjap dengan perlahan dan pandangannya menjadi berubah.
Yi Kyung menatap para rekan kerjanya dan menyuruh mereka untuk berhenti bertanya dan memberikan Chanyeol kesempatan untuk menjawab.
"Kapan saya menikahnya? Itu sudah sangat lama."
"Kenapa tidak ada yang tahu? Karena itu terjadi sangat cepat."
Yi Kyung terdiam mendengar suara atasannya yang merendah. Dia menatap sekitarnya dan menemukan bahwa teman-temannya itu sadar kalau ada sesuatu yang tak seharusnya mereka injak kini telah di injak oleh mereka.
"Istri saya cantik? Tentu saja dia yang paling cantik di dunia ini bagi saya."
Yi Kyung merasakan atmosfer di sekitarnya berubah ketika atasannya itu mulai menceritakan tentang istrinya.
Hangat.
Lembut.
Dan penuh cinta.
Sekaligus menyedihkan.
"Namanya siapa, Pak?"
"Baekhyun."
Chanyeol mengambil gelas minumnya dan meminum isinya dengan perlahan.
Setelah itu dia memandang jauh ke depan tempat duduknya berada.
"Kami jadi ingin bertemu istri bapak."
"..."
"..."
Banyak omongan yang teman-temannya lontarkan.
Beberapa penasaran dengan siapa sih wanita yang sudah menjadi istri atasannya secara diam-diam itu.
Beberapa lagi penasaran dengan secantik apa sih wanita itu sehingga atasan mereka sedikit terlihat berbeda dari biasanya.
"Sayang sekali."
"Kalian tidak bisa melihatnya."
"..."
"..."
Acara makan malam itu berakhir tak lama kemudian.
Yi Kyung menatap atasannya yang sedang berdiri di luar tempat makan mereka sebelumnya - sedang menatap langit yang menurunkan salju.
Ah, dia tidak bisa menggantikan istri atasannya itu.
Atau bahkan bersanding dengannya.
Dia tatap punggung lebar atasannya itu yang kini terlihat sedikit rapuh setelah acara makan malam itu.
"Aku tak menyangka-"
"Aku juga."
"Pak Direktur sangat mencintai istrinya, ya."
"Seberapapun kamu berusaha-"
"Dia hanya akan mencintai dan selalu mencintainya."
Yi Kyung setuju dengan apa yang di katakan para teman kerjanya yang kini berhenti untuk menatap punggung rapuh atasan mereka itu.
*
Chanyeol menatap butiran putih yang jatuh dari langit dengan senyuman tipis.
Udara semakin mendingin seiiring berjalannya waktu dan dia mengeratkan mantel yang di gunakannya.
Mata dia pejamkan dengan erat dan ingatan tentang hari-hari terakhir bersama perempuan itu terputar di benaknya.
Dia tatap kedua tangannya.
Dia tidak bisa melupakan bagaimana kehangatan tubuh itu perlahan menghilang dalam dekapannya.
Dia tidak bisa melupakan bagaimana gerakan dada perempuan itu di setiap tarikan napasnya yang perlahan memendek.
Dia ingin bertemu dengannya.
Dia ingin bersamanya.
Chanyeol menghela napasanya panjang dan tersenyum miris.
Seberapapun dirinya sekuat tenaga untuk tetap bertahan hidup, dia selalu ingin pergi menyusul perempuan itu secepatnya.
"Aku sangat merindukanmu, Baekhyuna-ah."
*
Yi Kyung mengingat kembali apa yang di katakan atasannya itu sebelumnya saat perjalan menuju lokasi selanjutnya untuk acara makan malam kantor tanpa sang atasannya sekarang.
"Dia sudah tidak ada di dunia ini."
Sepuluh tahun.
Dan selama itu atasannya selalu setia padanya.
Pada istrinya yang hanya beberapa jam saja menyandang status itu.
Pada istrinya -
Yang lebih mencintai atasannya itu dari sepuluh tahun yang telah pria itu jalani.
Sepuluh tahun tidaklah cukup bagi atasannya itu.
Mungkin hingga sisa hidupnyapun seperti itu.
Hanya akan selalu mencintai-
Dan mencintai-
Byun Baekhyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Italian Whites
FanfictionBaekhyun tidak masalah dengan semua yang terjadi di sekitarnya. Hanya satu yang dia pedulikan. Dan itu adalah lelaki yang membenci dirinya.