2

2.6K 279 11
                                    

Jika ada yang tanya, apa hubungan dirinya dengan Chanyeol, dia akan menjawab -

"Aku teman semasa kecilnya dan adikku adalah kekasihnya."

Ya, seperti itu.

Dia akan menjawab pertanyaan demi pertanyaan yang menanyakan hubungannya dengan Park Chanyeol - yang seorang aktor terkenal - seperti itu.

Tak ada satupun yang tahu tentang hubungan yang mereka jalani sebenarnya.

Karena itu adalah kondisi yang terpaksa dipilihnya.

Mereka melakukan backstreet karena Chanyeol sudah di jodohkan dengan adiknya, jadi bisa dibilang juga, ini adalah sebuah perselingkuhan.

"Tapi, aku dulu yang menjalin hubungan dengan Chanyeol." pikirnya dalam otak cantiknya ketika dia memikirkan hubungan mereka.

Baekhyun menatap sekeliling gunung yang di dakinya kemudian membuka tas tripodnya dan memasangkannya di sudut yang telah dia pilih ketika sampai di tempat perkemahan.

Hari ini dia akan mengambil pemandang senja dan fajar sekaligus di salah satu gunung yang banyak pendakinya.

Dia datang seorang diri - maksudnya dia tak mengenal satupun orang-orang yang ada di sekitarnya, tentu saja dia menaiki gunung itu dengan kelompok yang lain. Seseorang yang baik hati membantunya mendirikan tenda dan memberikannya kayu bakar untuk penghangat di malam hari.

Dia meletakkan kameranya di atas tripod dan mengaturnya sedemikian rupa agar mendapatkan pemandangan yang bagus. Jam masih menunjukkan pukul lima sore ketika dia melirik jam tangannya setelah selesai membuka kursi lipatnya dan duduk di atasnya.

Dia menatap sekitarnya yang ramai dengan anak muda yang seusianya bergerombol menjadi beberapa kelompok sedangkan dirinya seorang diri.

Ya, dia bisa memakluminya karena dirinya memang tak dapat berbaur dengan baik. Dia juga tak ingin disekitarnya banyak orang. Dia hanya butuh satu, itu sudah cukup, dan itu adalah Chanyeol.

Petikan gitar terdengar diikuti suara merdu yang menyanyikan sebuah lagu. Dia tidak tahu lagu apa yang dinyanyikannya namun itu sangat menarik dan enak di dengarnya.

Dia menghempaskan punggungnya pada kursi lipat yang di dudukinya dengan perlahan, lalu menatapi langit yang perlahan sudah muncul warna orange-nya.

Kemudian dia termenung.

Pikirannya seketika menjadi penuh dengan berbagai hal dan itu membuat kepalanya sakit.

Pikirannya tentang apa yang telah jalani selama ini.

Pikirannya tentang kenapa hidupnya jadi seperti ini?

Pikirannya tentang, kenapa dia sangat menyedihkan?

Pikirannya tentang rasa sakit yang selalu di pendamnya seorang diri.

Pikirannya sangat penuh dan dadanya sesak memikirkan itu. Dia tidak pernah menyukai hal ini sedetikpun.

Kemudian ponselnya berbunyi dan itu mengejutkannya.

Dia merogoh saku jaket yang digunakannya dan melihat sederet nomer yang dikenalnya.

Nomer ponsel kakaknya.

Byun Luhan.

Benarkah apa yang diputuskannya adalah benar?

Pertanyaan itu tiba-tiba muncul di benaknya.

Benarkah dia hanya memiliki lelaki itu cukup dan melewati semuanya?

Benarkah dia memutuskan untuk menahan lelaki itu di sampingnya adalah benar?

Dia mengangkat teleponnya dan tersenyum lebar, menggantikan raut wajah sendunya yang muncul ketika pertanyaan itu muncul di benaknya.

Italian WhitesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang