Wajah cantik Lorena sudah dipoles dengan make up oleh Catherine. Terlihat semakin ayu dan bersinar. Rona merah di pipinya membuat Lorena tambah kelihatan segar. Ia mengenakan kebaya warna putih gading dengan hiasan payet dan taburan mutiara. Di depan dadanya ada sebuah bros berbentuk bunga yang lumayan besar, menampilkan kesan mewah. Rambutnya disanggul dan diberi mahkota serta tusuk konde. Tak lupa juga untaian bungan melati tergantung indah di pundak kanannya, serta sematan bunga mawar merah di kepalanya. Semuanya sempurna. Lorena sangat cantik dan manis dengan tata rias khas Jawa. Kapan lagi liat bule blasteran didandanin ala-ala keraton kayak gini.
Lorena menghampiri imamnya yang nggak kayak imam sama sekali saking bengalnya. Rhafael duduk di depan penghulu dengan memakai pakaian adat jawa untuk laki-laki yang bernama beskap. Berwarna senada dengan kebaya Lorena. Wajahnya yang kebule-bulean ditambah dandanannya ke kejawa-jawaan emang kurang klop kalo dibayangin, tapi jangan dibayangin... Kenapa harus dibayangin kalo diliat aja bikin adem. Dengan peci warna putih gading yang dihias payet, rambut coklat tuanya nggak terlalu nampak.
Selesai ijab, Lorena mencium tangan suaminya. Rasanya pingin dia gigit aja itu tangan, tapi ya badung-badung gini dia kan nggak mau jadi bini durhaka. Setelah Lorena mencium tangan Rhafael, kini giliran Rhafael yang nyium istrinya. Bukan tangannya, entar kayak emak sama anak lagi. Tapi keningnya. Dih, Rhafael yang nggak pernah berkelakuan romantis sama cewek tetiba disuruh kayak gini tuh butuh kebulatan tekad tahu nggak. Dia sih pinginnya nampol muka Lorena yang biasanya nyebelin itu. Tapi kalo diliat dan ditrawang, kok sekarang rada cantikan dikit ya? Banyak juga nggak papa, kan sekarang udah halal. Berasa ta'arufan.
Mereka berdua menandatangani surat nikah setelah bertukar cincin. Perasaan Lorena tuh bakalan nggak enak setelah acara ini selesai. Kayaknya Rhafael tahu banget kalo Lorena nggak bakalan nolak dia karena sekarang Rhafael suaminya. Gimana kalo Rhafael minta dia ngelakuin yang aneh-aneh. Lorena kan capek, betisnya pasti pegel banget, kalo disuruh bersih-bersih rumah mending Lorena mati aja.
Malamnya, acara resepsi nan megah dan mewah digelar. Awalnya sih semua pada kasak kusuk, dikiranya ini semacam MBA karena dadakan banget. Tapi kok mewah banget acaranya, kayak udah diatur dari lama. Ya iyalah, pan udah dari beberapa minggu yang lalu. Gegara pengantin wanitanya kabur makanya acaranya ditunda.
"Wah bos, akhirnya kawin juga lo!" kata Nicol.
"Kawin gundulmu. Masih juga resepsi, kawinnya entar," kata Dion.
"Ya nanti sama sekarang juga tetep aja namanya kawin. Selamat ya bos, gue mau makan-makan dulu. Gue puasa dari kemarin supaya bisa ngabisin makanan lo soalnya," kali ini Nicol menyalami Rhafael dan Lorena. Nggak tahu diri emang itu bocah, pake banyak bacot lagi. Nggak sadar antrean udan numpuk. Pingin salaman sama pangeran kuda item sama putri sangklek.
"Selamat ya Rhaf, Lore. Banyakin ponakan gue ya. Biar bisa bikin club sepak bola," kata Dion.
"Bikin aja sono sendiri," kata Rhafael.
"Kalo mainnya solo mana jadi, elah.." balas Dion.
Lorena kali ini mengenakan gaun warna ungu yang sangat lebar. Ia sebenarnya agak risih mengenakan gaun mewah itu, tapi mama mertuanya ngotot supaya Lorena pakai itu. Gaun mewah itu nggak cuma lebar, tapi juga panjang sampai Rhafael bingung mau berdiri dimana gara-gara pelaminan isinya cuma Lorena sama bajunya yang sangat cantik. Duh, mana Rhafael udah melotot-melotot protes pada Lorena.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bitter Sweet Destiny [MDS ¦ 2]✔
RomanceMarriage Disaster Series : 1. My Broken Wife 2. Bitter Sweet Destiny 3. That Woman 4. TBA *** "Nikah aja dulu, kawinnya entaran juga nggak apa-apa. Gitu kok repot." {\__/} ( • - • ) /> < \ NIKAH DULU *** Maun...