Miss Biang Onar

11.9K 370 2
                                    

Pertama-tama, gw mau bilang halo!!!

Kedua, Please vote and commentnya ya...

Ketiga, happy reading...

***

Siang itu, suasana kampus yang biasanya ramai mendadak lengang karena kebanyakan mahasiswa sedang memeriahkan lomba olahraga yang diadakan satu tahun sekali. Lorena, sambil menenteng tasnya, yang sebenarnya hanya berisi lolipop, dengan pongah membelah kerumunan. Bibir pinknya yang dilapisi lip balm tampak tersenyum licik. Heh, bukan Lorena kalau nggak buat kacau acara orang. Dengan semangat dia melepaskan jaket demimnya dan celana olahraganya. Orang-orang yang melihatnya sontak saja menganga dengan tingkah ajaib cewek itu. Belum lagi ternyata di tas Lorena bukan hanya lolipop saja, tapi juga sepasang rumbai-rumbai apalah itu, yang biasa buat anggota cheerleader. Ia berlari ke tengah lapangan saat musik menyala. Pemain basket berganti dengan geng cewek-cewek sok unyu yang menurut Lorena iyyuw bin jijik luar biasa.

"LORENA?! Ngapain lo disini?!" tanya Angel. Pemimpin geng cewek populer yang ada di kampusnya. Dan hal itu membuat Lorena sangat membenci mereka.

"Wiih syantai dong Mak, lo pikir lo aja yang bisa goyang itik kayak gitu?! Gue juga bisa kalee..." kata Lorena dengan tenang.

Sementara Lorena sedang beraksi, wajah Angel sudah merah padam. Begitu juga dengan Sherly dan Vani, aggota geng Angel. Mereka tidak menyangka jika seorang gadis mungil seperti Lorena bisa mengacaukan acara yang notabennya resmi itu. Setelah puas memancing kekacauan, Lorena hanya melenggang pergi tanpa beban, seolah hanya dia yang tahu aksinya itu.

Di satu sisi, seseorang sedang melihat kejadian tadi. Melihat bagaimana cewek itu membuat Angel malu dan marah. Ia cukup terkesan karena tanpa sengaja, ulah cewek itu berhasil memberikan pelajaran pada Angel. Queen Wannabe yang menurutnya sangat menjijikkan.

"Boss, lu santai amat. Itu cewek lu mencak-mencak kayak gitu," seseorang di sampingnya membuatnya menoleh.

"Lu bilang apa? Cewek gue? Sejak kapan monyet beranak singa?" sahutnya datar.

"Ha? Kagak mungkin lah boss,"

"Nah, itu lu tahu..." setelah kegaduhan itu, acara kembali berjalan dengan normal.

Sekarang Lorena kini sedang berada di hadapan Dekan, untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Duduk sambil menaikkan sebelah kakinya dan mengunyah permennya.

"Lorena, bapak heran sama kamu. Kamu itu perempuan, jangan berkelakuan seperti itu," kata Pak Bambang. Lorena bahkan sama sekali tidak menggubris perkataan pria di hadapannya. Kenapa? Karena dia sama sekali tidak peduli. Toh mereka juga tidak akan berani mengeluarkannya.

Lorena, anak dari salah satu pemegang saham di universitas itu. Jadi sampai gadis blangsak itu lulus, mereka harus sabar. Sebenarnya Lorena tidak bodoh, dia hanya merasa cepat bosan dan tubuhnya harus bergerak untuk mengatasi rasa bosannya itu. Sampai sekarang Lorena belum pernah punya pacar meski semua laki-laki tahu bahwa tidak ada yang kurang dari gadis itu. Penampilan luarnya memang bikin kita tepok jidat saking cueknya, tapi Lorena itu cantik dan manis. Warna matanya biru seperti Daddynya yang memang keturunan Jerman-Finlandia. Kecilnya memang Lorena tinggal di Bali. Tapi waktu SMA pindah ke Jakarta.

"Bapak akan bilang ke Daddy kamu. Mungkin beliau sebagai ayahmu bisa mengatasi kebandelanmu," kata Pak Bambang lagi.

"Sok atuh bilang Pak. Kalo gitu saya permisi," dengan gaya cueknya Lorena menggelembungkan permen karetnya sebelum keluar dari ruang Dekan.

Pak Bambang bahkan tidak enak jika harus mengadukan anak itu. Karena jika Pak Darren tidak terima, bisa saja dia akan berhenti memberikan donasi bagi kampus ini.

Bitter Sweet Destiny [MDS ¦ 2]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang