"Gila, kenapa lo jadi kayak gini? Lo itu boss, Rhaf..." Nicol yang duduk di sofa aja kayak ogah-ogahan ngeliat Rhafael.
"Lo nggak tau, Col? Rhafael begini kan supaya Angel ogah deketan sama dia. Kontrak Angel sama perusahaan ini abis sebulan lagi." kata Dion.
"Terus gimana kalo lo mau ketemu klien gitu? Rambut gondrong, jambang udah macem Limbat. Lo bikin semua klien lo kabur pasti." Nicol terbahak ngeliat Rhafael tetep cuek sama penampilannya.
"Rhafael nyuruh Leon." kata Dion udah selayaknya jubirnya Rhafael.
"Rhaf, lo nggak ngomong dari tadi jangan-jangan jigong lu juga nggak lo bersihin ya?" sergah Nicol.
"Diem bajingan, gue lagi konsen. Bacod lo brisik banget," kata Rhafael ketus. Otomatis Nicol langsung ngakak mendengar kata-kata Rhafael.
"Untung deh, gue pikir lo gadein pita suara. Btw, setelah Black musnah... Revan sekarang gimana nasibnya?" Rhafael menghela napas mendengar pertanyaan Nicol. Dia sendiri udah nggak ketemu sama Revan sejak 7 bulan yang lalu. Sejak peristiwa itu.
"Gue denger dia ke Melbourne, nyokapnya kan di sana." Padahal Rhafael tau, Revan nggak akrab sama nyokapnya. "tapi kayaknya udah balik lagi ke Indonesia. Ikut pamannya." Tuh kan, Revan pasti nggak betah tinggal sama nyokapnya yang ribet dan penuh aturan. Dulu Revan pernah bilang, kalo nyokapnya itu perfeksionis. Revan harus bisa segalanya kalo mau ikut sama nyokapnya. Karena bokap sama nyokapnya sering bertengkar, nggak lama kemudian keduanya cerai, dan Revan milih tinggal bareng pamannya.
"Rhafael!!!" suara cempreng Angel tiba-tiba terdengar. Rhafael mengusap wajahnya kesal. "Eh, ada dua curut. Hai, Rhaf... Gue bawa sarapan buat lo." Angel meletakkan dua box berisi sarapan untuk Rhafael. Rhafael mengernyit nggak suka.
"Gue nggak minta lo bawa makanan. Bawa keluar makanan lo," kata Rhafael dingin.
"Ih, kok gitu sih... Ini spesial buat lo. Gue ikhlas kok, meskipun lo nggak minta." kata Angel keukeuh.
"Bawa makanan lo keluar!" tegas Rhafael.
"Lo nggak bisa nolak gue terus-terusan, Rhaf. Gue bisa aja batalin kontrak kita." ancam Angel.
"Lo batalin kontrak, lo juga harus bayar denda. Katanya lo model papan atas, tapi lo nggak paham apa isi kontrak yang lo tanda tangani. Bego sih lo." ejek Rhafael. Angel kesal bukan main. Tapi ia sadar, apa yang Rhafael bilang itu bener. Angel nggak bisa ngancem Rhafael pake itu. Namun kemudian Angel inget satu hal.
"Rhaf, kayaknya lo lupa ya... Lorena masih punya masalah sama gue. Gue bakalan laporin Lorena atas tuduhan penyerangan dan penganiayaan, Lorena akan dipenjara!" Angel tersenyum menang. Nicol yang mendengarnya auto berdiri dari sofa. Dia berjalan ke arah Angel.
"Eh, cewek stress... Coba deh lo keluar, cari cowok lain yang suka sama lo. Nggak usah gangguin cowok yang udah punya bini. Menyedihkan banget idup lo." cibir Nicol. Angel melengos, "emangnya lo siapa ngurusin hidup gue hah?!" balas Angel.
"Gue sahabatnya Rhafael yang udah eneg liat kelakuan gatel lo." ucap Nicol.
"Gue nggak akan nyerah. Toh kalo Lorena nggak mati, dia bakalan masuk penjara." ucapan sinis Angel membuat Rhafael melotot tajam. Mulut Angel sama sekali nggak layak buat nyebut nama Lorena, dan Rhafael nggak akan pernah mau nerima Angel sekalipun di dunia ini cewek cuma ada makhluk itu.
"Denger Mak Lampir, mulut lo perlu dicuci pake cuka kayaknya. Lorena akan terus hidup sama gue. Dan gue nggak akan pernah ijinin dia masuk penjara. Keluar!!!" Angel berkedip menerima bentakan dari Rhafael. Dia kayaknya lupa kalo Rhafael sanggup ngelakuin apa aja demi Lorena. Karena nggak mau mendapat amukan dari Rhafael, Angel buru-buru pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bitter Sweet Destiny [MDS ¦ 2]✔
RomanceMarriage Disaster Series : 1. My Broken Wife 2. Bitter Sweet Destiny 3. That Woman 4. TBA *** "Nikah aja dulu, kawinnya entaran juga nggak apa-apa. Gitu kok repot." {\__/} ( • - • ) /> < \ NIKAH DULU *** Maun...