Ketika Kau Pergi {1}

3.5K 181 20
                                    


Author's playlist : Madison Beer - Hurt Like Hell

Nggak tau kenapa lagi suka banget sama lagu ini... Jangan lupa diplay biar makin dramatis, Sorry kalo menurut kalian kurang pas sama isi storynya. Hehe. 💕💕

***

Lorena pikir, setelah dia tau perasaan Rhafael bahwa Rhafael ternyata juga mencintainya lalu mereka akan hidup bahagia untuk selamanya. Tapi nyatanya semua dugaan Lorena itu sia-sia. Rhafael emang selalu bilang kalo dia cinta Lorena, nggak peduli apapun yang terjadi. Dan sekarang Lorena ngerasa Rhafael seperti membatasi diri darinya. Meski begitu Lorena nggak bisa ngelakuin apapun. Bagaimana bisa Lorena menolak wajah memohon Rhafael yang sangat langka itu? Nggak bisa walaupun dia udah berusaha.

Beberapa minggu berlalu, Rhafael jadi semakin jarang pulang dan hal itu buat Lorena jadi kembali kesepian. Rhafael bilang dia harus kerja, bukan hanya di perusahaan tapi juga kadang ikut ke markas Romano. Dan kali ini, Lorena memutuskan untuk datang ke kantor daddynya. Dia bukan ke sana untuk mencari daddynya tentu saja. Karena sekarang Darren sedang ada di luar negeri. Pulang kampung katanya. Lorena ke sana untuk menemui Rhafael.

"Mba Lorena, pak Darrennya kan lagi nggak di kantor." kata resepsionis yang melihat kedatangan Lorena.

"Iya saya tau, saya mau cari Rhafael kok." Lorena tetep lanjut jalan tanpa memedulikan omongan dari resepsionis tadi. Saat mau masuk ke dalam lift, langkah Lorena terhenti. Dia menatap sosok di hadapannya dengan mata memicing.

Mau apa wanita rubah itu ke kantor daddynya? Masa mau jadi bini baru daddynya sih? Nggak mungkin, selera daddynya kan yang imut dan manis. Ini mah bikin muntah tau nggak.

"Ngapain lo ke sini?" tanya Lorena sinis.

"Suka-suka gue lah... Lo nggak punya tv ya?" Lorena bersedekap. Apa-apa an orang ini? Semua orang tau kalo ini perusahaan milik Andrean, dan apa kurang jelas kalo nama belakang Lorena adalah Andrean? Seenggaknya sampe sebelum dia nikah sama Rhafael. Kok jadi galakan dia daripada Lorena?

"Lo tuh bikin ngakak tau nggak? Dateng ke kantor bokap gue terus nanya-nanya gue punya tv atau enggak, urusan lo apa?" sekarang gantian Lorena yang pasang tampang garang.

"Kalo lo punya tv harusnya lo tau dong siapa model yang akhir-akhir ini lagi naik daun?" tanya Angel dengan wajah pongahnya.

"Siapa? Ulet bulu atau ulet sutra? Yang jelas bukan elo kan? Lo kan bukan ulet yang bisa naik daun..." wajah Angel memerah karena marah. Kesal bukan main karena Lorena menghinanya. Lagipula istilah naik daun kan cuma majas, apa Lorena segitu begonya?

"Lo bego atau gimana sih? Intinya, gue adalah model yang bentar lagi jadi brand ambasador perusahaan ini." Lorena mengernyit, sejak kapan hotel sama resort daddynya ada modelnya.

"Wah, kayaknya elo deh yang bego. Ini bukan pabrik baju-baju murahan yang biasa lo iklanin ya." Lorena memencet tombol lift dan mengabaikan Angel.

"Tapi gimana dong, Rhafael pengennya gitu sih... Oh, atau ini cuma alesan dia supaya deket sama gue ya? Kan dulu kita pernah deket." Pintu lift yang tadinya mau ketutup langsung dibuka lagi sama Lorena. Lorena keluar dari lift dan secara tiba-tiba nampol pipinya Angel. Hal itu langsung aja jadi tontonan para karyawan yang kebetulan lagi lewat.

"Dasar!!! Lo nggak pernah diajarin sama nyokap lo buat jadi cewek baik-baik ya?! Atau emang ini didikan orang tua lo ya?"

Plak!

Kini giliran Angel yang nampar Lorena, "jangan bawa-bawa keluarga gue ya!" bentak Angel.

"Kenapa? Pasti keluarga lo sendiri aja udah jijik kan sama kelakuan lo. Makanya lo dibiarin kagak jelas. Segala gangguin suami orang! Nggak takut dihakimin orang gara-gara jadi pelakor lo?!" kata Lorena menantang.

Bitter Sweet Destiny [MDS ¦ 2]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang