"Na!" Rhafael berlari mengejar Lorena yang berjalan cepat ke belakang kampus. Ke arah gelanggang olah raga.
"Woy! Berhenti nggak!" teriak Rhafael.
Rhafael mempercepat larinya saat Lorena tak mau berhenti. Dengan sekali tarik, Lorena jatuh ke belakang, ke pelukan Rhafael yang ada di belakangnya. Apa? Kalian nggak salah baca. Emang ini adegan antara Rhafael dan Lorena, absurd ya? Pasti.
"Apaan sih? Tarik-tarik segala!" kesal Lorena. Dia segera membenarkan bajunya dan membenahi rambutnya yang ikutan ketarik sama Rhafael.
"Sini." Rhafael malah menarik Lorena masuk ke dalam markasnya. Ia menutup pintu dan menatap Lorena dengan tatapan bertanya.
"Kenapa liat-liat? Naksir lo?!" bentak Lorena. Kok jadi Rhafael yang kena omel sih, padahal tadinya Rhafael yang mau ngomelin Lorena.
"Kok lo nyolot?!" balas Rhafael.
"Gue lagi PMS! Nggak usah gangguin gue!" Lorena kesal. Liat muka Rhafael rasanya pingin nampol. Apalagi tadi pas di toilet, gara-gara Rhafael dia malah kena tampol Angel sialan itu. Kan tambah kesel jadinya.
"Lo PMS kan nggak ada hubungannya sama gue! Itu muka lo kenapa?" Rhafael agak menurunkan nada bicaranya waktu tahu pipi kiri Lorena memar.
"Gue ditampol orang gila!" Lorena menghempaskan pantatnya di atas sofa sambil manyun. Bibirnya udah kayak bibir arwana bae dah. Rhafael berkacak pinggang sambil menatap tajam Lorena.
"Siapa yang nampol elu?" tanya Rhafael. Udah kayak bapak yang lagi interogasi anaknya nih Rhafael. Pikirnya, siapa yang udah berani nampol anak prawan gue, gue sleding palanya... Tapi kan ini Rhafael. Kagak mungkin lah berarti ya.
"Siapa lagi yang maniak sama lo?" Kini tanpa Rhafael tanya lagi dia sudah tahu. Yang keranjingan Rhafael emang banyak, tapi nggak semuanya seagresif yang satu ini. Yang kesengsem sama pesonanya Rhafael emang bejibun, tapi nggak semuanya segila yang satu ini. Siapa lagi kan kalo bukan Angel. Udah dikurung digudang tikus semaleman masih juga nggak kapok. Dikurung sama buaya ini harusnya, biar langsung ditelen sekalian.
"Kenapa lo bisa ditampol?" tanya Rhafael. Ini teh mau interview apa gimana sih, tanya-tanya mulu kayak emak-emak kepo.
"Gue... Itu... Hm, itu.... Ada lah pokoknya. Tapi gue sama sekali nggak gangguin dia, gue cuma cuci muka di toilet doang kok," sambil ngedumelin elu, haha. Tambah Lorena dalam hati. Bingung juga, masa dia bilang kalo sebenernya Lorena suka sama Rhafael, pingin honeymoon sama Rhafael, jalan-jalan mesra di pantai sambil liat sunset. Kan malu diri ini. Jadi Lorena milih kicep untuk saat ini. Ntar lama-lama juga dia nggak suka sama Rhafael lagi.
Tapi pertanyaannya, bisakah Lorena berhenti suka sama Rhafael sedangkan setiap hari yang dipelototin adalah muka sangar gantengnya Rhafael. Setiap pagi yang bikin dia kenyang bukanlah sarapan, melainkan pemandangan indah roti sobek tumpuk delapannya Rhafael. Siapa yang bisa move on kalo begini caranya?!!!
"Ngomong-ngomong kenapa lu nyariin gue?" tanya Lorena berusaha santai. Tapi jantungnya tetep aje dag dig dug nggak karuan.
"Mama sama papa juga pingin kita honeymoon, kelar skripsi gue ajak lo honeymoon. Tapi tempatnya gue yang pilih," kata Rhafael. Lorena kaget, kok bisa tiba-tiba Rhafael mikir kayak gitu. Secara kan dia orangnya yah.... Gitulah pokoknya. Nggak jelas. Tapi kok sekarang rada jelas gini. Lorena curiga, entar kalo pas nyampe sana dia dibuang gimana dong...
"Lo nggak lagi mau jahatin gue kan? Katanya kita udah peace?!" muka Lorena udah melas-melas ini. Kalo Rhafael jijik bisa langsung dibuang kok, nggak usah nunggu pas honeymoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bitter Sweet Destiny [MDS ¦ 2]✔
RomanceMarriage Disaster Series : 1. My Broken Wife 2. Bitter Sweet Destiny 3. That Woman 4. TBA *** "Nikah aja dulu, kawinnya entaran juga nggak apa-apa. Gitu kok repot." {\__/} ( • - • ) /> < \ NIKAH DULU *** Maun...