Note : mingdep saya masih up. Baru mingdepnya lagi saya mau off dulu dari dunia cerita gaje ini, sabar ya nunggu habis saya ujian hidup?... Sabar dong 😁😁😁
***
Di dalam sebuah gedung tua tak terurus, kerusuhan terjadi. Revan muak dengan semua itu, para berandalan ini nggak guna sama sekali. Sepertinya dia sendiri yang harus turun tangan. Revan menatap sosok pria berpakaian rapi. Johny Black dari luarnya bak seorang om-om konglomerat yang siap bikin kalian takjub dengan hartanya. Tapi bagi mereka yang kenal atau sekedar tau mengenai sosok itu, pastilah mereka paham untuk nggak coba main-main dengannya. Sang mafia penguasa dataran Spanyol dan Republik China. Berbeda dengan sosok Billy yang sangar dan terlihat berbahaya, John sama sekali nggak punya penampilan seorang preman. Dia rapi dan teratur. Namun memiliki sifat psikopat yang bisa bikin siapapun bergidik.
Diam-diam, di tengah ketenangan sifatnya, John menginginkan seorang Rhafael untuk berdiri di sampingnya. Rhafael itu tenang, namun gerak cepatnya mematikan. Dia suka seseorang seperti Rhafael. Kenyataan bahwa ia kalah cepat dari Billy membuat John tersenyum bengis. Dia akan buat Rhafael mau nggak mau memilih bergabung dengannya karena secara ceroboh Rhafael udah memilih untuk punya kelemahan.
Revan cukup heran, kenapa akhir-akhir ini John tak menugaskan anak buahnya untuk menangkap Rhafael. Kenapa John terkesan cuek dan mengabaikan sosok Rhafael yang telah menghabisi banyak anak buahnya?
Keluar dari gedung itu, Revan yang suntuk memilih untuk berkeliling kota. Mencari sesuatu hal yang menarik. Hubungannya sama Vina nggak berjalan mulus. Dia mulai capek menghadapi tingkah Vina yang kekanakan dan terkadang menyebalkan.
Ckiiit!!! Revan menghentikan mobilnya saat melihat seseorang yang dia kenal.
"Bukannya itu... Ceweknya Rhafael? Kenapa bisa sama dia?" gumam Revan. Iseng, Revan coba buntuti Lorena yang terlihat jalan sama cowok lain. Ide bagus mungkin buat bilang ke Rhafael kalo ceweknya selingkuh, tapi Revan nggak sebanci itu buat pake cara murahan untuk menghancurkan musuhnya. Dia kenal sekali dengan sosok yang lagi jalan sama Lorena itu. Sosok yang gila. Lebih gila kalo dia udah menemukan targetnya. Revan mengusap dagu. Mungkin nggak kalo Lorena itu targetnya? Hn, kira-kira gimana reaksi Rhafael begitu tau ceweknya ada di tangan psikopat gila itu?
***
Lorena melangkah riang pulang ke apartemen Rhafael. Dia nggak sadar kalo udah dipelototin dari arah dapur sama suami gantengnya itu. Sekarang karena dia udah wisuda, jadi semua masalah udah selesai. Masalah tentang perkuliahannya. Lorena melompat kaget saat Rhafael tiba-tiba udah berdiri di samping kulkas saat dia mau ambil minuman dingin.
"Ngagetin aja ahh..." gerutu Lorena.
"Darimana lo?" tanya Rhafael tajam. Kesal banget! Habis dari kantor daddy mertuanya bukannya ikut pulang malah nongki-nongki bareng cowok lain. Harga diri Rhafael sebagai suami ternodai sudah!
"Jalan ama temen." kata Lorena sambil buka kulkas.
"Temen apa demen?" tanya Rhafael penuh pelototan.
"Temen Rhafaaa..." kata Lorena sedikit kesal.
"Yakin? Tapi kok cowoknya keliatan demen ama lu?" tanya Rhafael lagi.
"Cembukur ya?"
Rhafael langsung memalingkan wajahnya. Enak aja dia dibilang cemburu. Harusnya tuh Lorena yang cemburu karena Rhafael sering dikerubutin cewek-cewek cantik.
"Enggak." elak Rhafael.
"Nggak usah bohong. Tapi yang jelas gue nggak pure jalan sama dia. Cuma mau ngucapin banyak makasih sama kenang-kenangan aja. Sini, gue bawa sesuatu." Lorena menarik tangan Rhafael ke arah sofa dan membuka sekotak pizza yang tadi dia beli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bitter Sweet Destiny [MDS ¦ 2]✔
RomanceMarriage Disaster Series : 1. My Broken Wife 2. Bitter Sweet Destiny 3. That Woman 4. TBA *** "Nikah aja dulu, kawinnya entaran juga nggak apa-apa. Gitu kok repot." {\__/} ( • - • ) /> < \ NIKAH DULU *** Maun...