"Lorena nggak akan berubah pikiran dad. Jangan hasut Lorena lagi," kata Lorena sambil memainkan hpnya.
"Oke. Daddy nggak akan maksa kamu lagi, tapi kamu harus bulan madu sama Rhafael." kata Darren.
"Ih, biar apa coba." Lorena masih fokus ke gamenya.
"Biar kamu melendung." jawaban konyol bapaknya membuat Lorena menoleh.
"Kenapa harus Lorena?" kata Lorena cuek.
"Ya kalo Rhafael yang melendung daddy khawatir dia kena penyakit Lore..." Darren tertawa melihat Lorena yang memutar bola matanya kesal.
Jadi Lorena nggak akan merubah pendiriannya, dia nggak mau kerja kantoran. Dan Darren nggak kehabisan akal buat ngerjain anak perempuannya itu. Tapi nggak gini juga kan? Lorena harus bulan madu sama Rhafael? Yang bener aja. Apa kabar sama perasaan Lorena sepulang bulan madu nantinya. Udah kayak dendeng goreng pasti.
"Daddy tahu kamu udah suka sama Rhafael kan? Nggak usah dijawab, daddy cuma mau kamu honeymoon sama Rhafael, nggak lebih." kata Darren.
"Iya iya, entar aku bilang Rhafael." kata Lorena kesal.
"Kok manggilnya gitu?" protes Darren.
"La terus apa?" tanya Lorena.
"Honey kek, sayang kek. Yang romantis kalo jadi istri itu," wejangan Darren membuat Lorena meringis geli.
Bisa wae bapak suDarren mah.
Pulang dari ketemu daddynya Lorena langsung tidur di rumah karena nggak ada Rhafael. Tiba-tiba pintu kamarnya diketuk-ketuk kagak sabaran. Dengan malas Lorena beranjak dan membuka pintu kamarnya. Disana berdirilah Rhafael dengan muka kusut yang bikin Lorena nggak selera makan, kenapa lagi sih ini?
"Apaan?" tanya Lorena.
"Mama sama papa ke sini, lo nggak tahu?" Rhafael menyipitkan matanya dan melirik ke arah Catherine dan Dhany yang duduk di sofa cekikikan melihat anak dan mantunya. Weh... Sejak kapan eta teh mertua ada di sini? Lorena langsung melek seketika. Dia menarik Rhafael masuk ke dalam kamarnya.
"Kok bisa, mau ngapain ke sini? Nginep nggak?" tanya Lorena bertubi-tubi.
"Iya katanya. Mau nginep di sini. Lo sih molor mulu," Lorena merengut karena Rhafael menyalahkannya.
"Kok gue? Gue capek tahu. Gue lagi ngebut skripsi. Belum lagi daddy minta kita honeymoon, ya kali kan..."
"Hah, honeymoon apaan?"
Ceklek.
"Kalian mau honeymoon? Kemana?" tiba-tiba Catherine masuk ke kamar dengan muka sumringah.
"Ma, ngapain masuk?" Rhafael mengerang melihat mamanya yang tetep cuek dan malah ikutan gabung dengan mereka berdua.
"Ih, seriusan ini... Mama saranin kalian ke Lombok aja... Pulau-pulau di Indonesia itu romantis banget, nggak kalah sama yang ada di luar negeri," kata Catherine.
"Hemm... Kenapa nggak Bali?" tanya Lorena. Rhafael melotot ke arah Lorena seakan bilang 'kenapa lo tanggepin geblek?!' tapi Lorena bingung mau ngomong apa, jadilah dia menanyakan hal konyol itu. Lagian kan biasanya juga orang kalau mau honeymoon ke Bali kan ya?
"Nggak papa sih sayang. Cuma kan mama tahu kamu kecilnya di Bali. Biar kamu nggak bosen dan cari suasana baru yang tenang gitu..." jawab Catherine.
"Besok diomongin lagi ya ma, mama sama papa istirahat aja sekarang..." Rhafael membawa mamanya ke hadapan papanya di sofa.
"Ih, kamu mau cepet-cepet ngamar sama Lorena ya, duh... Anak muda jaman sekarang ya, tiap hari lembur," Catherine tertawa mendengar rajukan Rhafael yang persis kayak anak kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bitter Sweet Destiny [MDS ¦ 2]✔
RomanceMarriage Disaster Series : 1. My Broken Wife 2. Bitter Sweet Destiny 3. That Woman 4. TBA *** "Nikah aja dulu, kawinnya entaran juga nggak apa-apa. Gitu kok repot." {\__/} ( • - • ) /> < \ NIKAH DULU *** Maun...