Lorena hanya pasrah aja saat tangannya ditarik Rhafael keluar dari tempat persembunyiannya. Mereka berjalan berdampingan, nggak nyadar juga si Rhafael gandeng Lorena dari tadi.
"Kenapa lo nggak bilang?" Rhafael membuka suara.
"Apa?" tanya Lorena balik
"Angel yang mukulin lo," kata Rhafael.
"Buat apa?" balas Lorena.
"Biasanya cewek bakalan ngadu kan kalo dijahatin orang. Biar ada yang bales," kata Rhafael dengan tenang.
"Karena gue nggak berpikir lo bakalan ngelakuin itu buat gue. Gue nggak biasa ngadu. Karena nggak ada yang bakalan dengerin gue juga," jawab Lorena. Dia berjalan dengan tenang. Sesekali melihat mobil yang melaju di jalanan.
Lorena itu sederhana, dia orangnya nggak pendendam, dia adalah tipe cewek yang nggak mikirin seberapa sakit yang dia rasakan. Selama dia bahagia, dia nggak akan peduli meskipun tubuhnya berlumuran darah. Sesimple itu dan nggak ada yang notice dia selama ini. Sejak kecil mommynya nggak pernah manjain dia. Daddynya juga selalu sibuk. Mungkin itu alasan mommynya selingkuh, tapi Lorena nggak peduli. Dia masih bisa tersenyum meskipun tanpa mommynya di sampingnya.
Kini giliran Rhafael yang diam. Padahal biasanya dia selalu bisa membalas kata-kata Lorena apapun bentuknya. Tapi sekarang dia diam karena nggak tahu mau ngomong apa. Lorena lebih cuek dari yang dia pikir. Sampai dipukulin kayak gitupun dia nggak ambil pusing.
"Bukan tipe lo aja yang biarin diri lo ditindas orang lain." akhirnya Rhafael buka mulut. Dan Lorena menghembuskan napas berat setelah mendengar apa yang keluar dari mulut Rhafael.
"Memang. Tapi bisa apa gue? Gue sendiri dan mereka bertiga. Kalo gue ngelawan juga percuma. Gue cuma nunggu saat yang tepat aja. Gue bales mereka satu persatu biar gue nggak kewalahan. Itu pikiran gue waktu ada di rumah mama. Tapi setelah gue dilarikan ke rumah sakit gue jadi berubah pikiran, padahal papa sama mama pingin orang-orang itu dapat balesannya." sejenak Lorena berhenti bicara, kemudian dia melanjutkan kalimatnya, "gue berubah pikiran karena gue tahu, percuma buat ngelawan orang kayak Angel. Gue bakalan keliatan lebih bodoh dan nggak elit kalo gue balas apa yang dia lakuin ke gue. Karena gue nggak merasa salah. Mommy selingkuh, tapi daddy nggak bales mommy dengan selingkuh pula. Jadi, meskipun bales kelakuan Angel, gue nggak akan merasa bahagia," tutup Lorena.
Rhafael kembali diam. Lorena meliriknya, melihat rahang tegas yang maskulin milik Rhafael dari bawah. Rasanya Lorena ingin mencoleknya, tapi dia takut dikick sama Rhafael. Jadi dia cuma ngeliatin aja sampai tiba-tiba mata Rhafael melirik ke arahnya. Lorena yang ketangkep basah curi-curi pandang ke arah Rhafael langsung pura-pura tengak-tengok kanan-kiri kayak orang lagi olah raga. Dasar cewek gblk, batin Rhafael.
Suasana kembali sepi sampai mereka sampai di samping mobil Rhafael. Lorena tadi naik taksi, jadi nggak masalah kalo dia pulang bareng Rhafael. Tapi masalahnya...
"Duh!" Lorena menepuk jidad saat sudah duduk di dalam mobil.
Dia segera membuka ponselnya dan benar aja. Ponselnya langsung kluntang-klunting menandakan banyaknya notif yang dia terima.
Salah banyaknya dari Reihan. Ada pesan WA dan misscall juga. Pasti Reihan khawatir banget ini. Lorena segera membuka pesannya satu persatu tak peduli sama Rhafael yang menatapnya aneh.
-Lore, kamu dimana?- 16.21
-Ui, abang cariin kamu kok nggak ada? Kamu pulang duluan?- 16.25
-Beneran pulang duluan? Kabarin dong, abang khawatir nih.- 16.45
-Kalo kamu ilang nanti abang diamuk keluarga.- 16.46
![](https://img.wattpad.com/cover/152555218-288-k726471.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bitter Sweet Destiny [MDS ¦ 2]✔
Storie d'amoreMarriage Disaster Series : 1. My Broken Wife 2. Bitter Sweet Destiny 3. That Woman 4. TBA *** "Nikah aja dulu, kawinnya entaran juga nggak apa-apa. Gitu kok repot." {\__/} ( • - • ) /> < \ NIKAH DULU *** Maun...