Mon maap yang merasa ketroll dengan update an tadi... Emang mau up sekalian dua sih, wkwk... Kali ini beneran up lanjutan ceritanya kok.
Selamat membaca 🌼🌼🌼
***
"Lo semua, badan doang yang gede. Nangkep cewek aja nggak becus! Malu sama otot-otot lo yang nonjol-nonjol itu!" yang dimarahi hanya bisa menunduk. Tidak berkutik di depan bossnya yang sudah naik pitam gara-gara ketidak becusan mereka. Sampai sekarang mereka belum tahu dimana keberadaan Lorena. Gadis yang diincar oleh Johny Black.
"Boss, emang cewek itu buat apa sih?"
"Wah, cari mati lu." bisik seorang temannya.
"Maap boss..." pria itu segera bersujud meminta maaf. Johny Black tersenyum sinis.
"Nggak masalah. Kali ini gue maafin lo pada." Johny melangkah pergi. Yang jelas, karena Lorena adalah ceweknya Rhafael, itu yang mereka pikirkan. Dan lagi, ada sesuatu yang tak diketahui oleh mereka semua. Sesuatu yang disembunyikan Johny, termasuk pada anak buahnya sendiri.
Di sisi lain, Rhafael sedang kedatangan seseorang yang tak terduga. Billy Romano tiba-tiba datang ke rumah sakit tempat Lorena dirawat dengan penampilan yang tengah disamarkan. Rambut gondrongnya yang agak ikal ditata awut awutan alias nggak ditata. Penampilannya yang serem, macam preman membuat siapapun nggak berani menatap langsung Si Boss Mafia yang garang ini. Kecuali Rhafael dan Garry. Kalo Garry suka godain anaknya Billy, Rhafael suka banget mancing amarahnya Billy.
Bill menatap Rhafael dengan tatapan tajam. Rhafael yang ditatap seperti itu hanya menampilkan wajah datarnya.
"Gue bilang sama lo, jagain ini cewek. John ngincer dia."
"Gue tahu." Rhafael sama sekali nggak punya sopan santun sama om-om yang udah berumur. Tapi untung Bill sabar sama bocah kayak Rhafael.
"Kalo lo tahu, kenapa lo tinggalin dia di tempat balapan." Rhafael nggak heran kenapa Bill bisa tahu masalah ini. Mata dan telinga Bill ada dimana-mana, bahkan di sarang musuh sekalipun.
"Gue nggak biasa ngajak cewek ke tempat begituan." Artinya, Rhafael lupa kalau waktu itu dia lagi sama Lorena. Harus butuh hati yang sabar dan pikiran yang terbuka untuk memahami kalimat Rhafael.
"Johny keparat itu pasti ngincer cewek lo bukan cuma buat ngancem lo, dia itu licik. Selicik mukanya." kata Bill kesal.
"Eh, om ada di sini?" Lorena bangun dari tidurnya dan berubah ceria saat melihat adanya sosok lain yang lebih seram dari Rhafael itu.
"Dasar cewek gatel. Lain kali kaga usah lo ikut Rhafael." Lorena cemberut karena diomeli Bill.
"Kenapa? Takut dia ngelirik cewek lain? Kalo lo rajin kasih jatah juga kalem sendiri ini anak." Perkataan frontal Bill membuat wajah Lorena merah. Sementara Rhafael melotot ke arah Bill. Kenapa ini bapak-bapak nggak buruan cabut aja sih? batin Rhafael.
"Jangan ngomong yang aneh-aneh sama dia," geram Rhafael. Bill tertawa. Tawanya aja serem, kalo nggak lihat wajahnya yang lagi senyum.
"Kenapa? Jangan-jangan belom lo colek ini cewek? Parah," kekeh Bill.
"Bukan urusan lo." Rhafael memalingkan wajahnya, "udah sono cabut." tambah Rhafael.
"Rhaf! Masa boss sendiri di usir sih. Entar kalo lo dipecat gimana?" Lorena malahan yang panik.
"Dia kasar sama siapa aja, termasuk gue. Dia tahu kalo gue nggak mungkin mecat dia, makanya dia kayak gini."
"Tetep aja dong, om Bill. Nggak sopan banget!" Lorena mencubit lengan Rhafael.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bitter Sweet Destiny [MDS ¦ 2]✔
RomanceMarriage Disaster Series : 1. My Broken Wife 2. Bitter Sweet Destiny 3. That Woman 4. TBA *** "Nikah aja dulu, kawinnya entaran juga nggak apa-apa. Gitu kok repot." {\__/} ( • - • ) /> < \ NIKAH DULU *** Maun...