Part 36

310 15 0
                                    

Maafkan aku yang berubah tanpa sebab.
Tapi ini tidak akan pernah terjadi lagi untuk alasan apapun itu.

Karna aku tidak ingin menjadi sahabat yang tidak baik bagimu, Syafira.

~Muh.Daffa Mufaddal~

Selamat membaca
*****


Hembusan angin begitu terasa menerpa tubuhnya dan tak jarang jilbab yang ia biarkan terulur panjang ikut terhembus angin. Dedaunan yang terhembus oleh angin terkadang jatuh kearahnya. Dan disini lah ia, duduk di kursi taman yang tau jauh dari komplek. Disini biasanya tempat ia dan Daffa menenangkan pikiran ketika masalah menerpa mereka karena dengan duduk di sini bisa membantu mereka mengingat masa kecilnya dan itu bisa membantu mereka untuk berpikir lebih jerni.

Namun tidak untuk kali ini, Syafira hanya sendirian. Ia hanya di ikuti dengan perdebatan batin dan otaknya yang sejak tadi pagi tidak pernah selesai berdebat. Entah apa yang harus ia lakukan untuk menghentikan ini semua. Syafira terus melamun tak jelas, hingga saat seseorang menepuk pundaknya dan itu membuyarkan lamunannya yang entah sampai dimana.

Syafira berbalik untuk melihat siapa orang yang telah menyadarkannnya dari lamunan. Begitu kangetnya Syafira ketika melihat siapa sosok itu, ia sendiri tidak tau bagaimana ekspresi wajahnya tapi yang jelas benar-benar kanget.

“Daffa?” ia membulatkan matanya ketika otaknya sudah bisa mencerna siapa orang itu.

“Ngapain di sini?” tanyaya ketika sudah bisa mengontrol rasa kangetnya itu.

“Ehmmm… tadi aku ke rumah kamu ada yang pengen aku bicarakan tapi Umi bilang kamu izin keluar. Tapi sayangnya Umi enggak tau kamu kemana, jadi aku berpikir mungkin kamu ke sini yah sekedar untuk menenangkan pikiranmu soal yang kemarin itu kan?” jelas Daffa yang terlihat sedikit canggung.

“Yang kemarin? Aku udah anggap itu enggak pernah kamu ucapkan kok Fa, tenang aja.” Sahut Syafira yang kini mencoba menampilkan senyumnya.

“Tapi tetap aja, aku tu egois udah menyuruh kamu hal yang enggak mungkin. Sahabat macam apa aku? Bisa setega itu. Apa mungkin aku bukan sahabat yang pantas yah? Tapi pantas atau tidak, aku mau minta maaf soal yang kemarin kalo itu udah buat kamu enggak seneng.” Ucapan itu terlontar dari orang yang bagi Syafira sudah seperti keluarga sendiri, terlihat jelas penyesalan sahabatnya itu.

Ingin rasanya ia memaafkan, namun entah kenapa kini ego nya lah yang tak mau kalah. Ia tau akan penyesalan Daffa, tapi perperangan batin dan otaknya masih terus berlanjut. Mungkin itu yang membuat Syafira masih belum bisa menerima permintaan maaf Daffa.

“Fira” panggil Daffa dengan nada penuh harap.

“Apa alasan kamu buat permintaan kayak gitu Fa? Aku mohon jawab dengan jujur jangan mencoba berbohong Daffa.” Pertanyaan itulah yang terlontarkan walaupun sebenarnya itu tidak pernah di rencanankan oleh Syafira.

“Jujur aku sendiri enggak tau jelas apa alasan aku minta kamu buat jauhin Iqbal tapi yang jelas aku enggak ada maksud tertentu, sumpah Fira aku juga bingung sama diriku sendiri. Entah sejak kapan aku kayak gini aja aku enggak tau. Kalo kamu enggak percaya, kamu bisa tanya langsung sama Akbar. Dia yang tau perubahan sikap aku. Tapi Fira aku mohon jangan marah atau benci sama aku yah, aku enggak ada maksud lain.” Jelas Daffa panjang lebar dan itu membuat Syafira memalingkan wajahnya seakan enggan mendengar setiap jawaban detail dari sahabat yang sudah ia kenal sejak kecil itu.

Pasrah akan segala tanggapan yang akan di berikan oleh Syafira, Daffa pun tertunduk lesu seakan nyawanya sudah melayang entah kemana. Tanpa disadari setetes demi setetes bulir air mata jatuh membasai pipi chubby Syafira. Daffa yang mendengar isakan tangis seorang wanita langsung mengangkat wajahnya dan mencari sumber isakan tangis itu.

Begitu terkejutnya ia ketika melihat Syafira menahan tangisnya walaupun itu masih bisa di dengar oleh Daffa. Syafira mencoba menyembunyikan tangisannya itu dan sesakali ia menghabu jejak air mata yang sudah membasai pipinya. Daffa mencoba mendekat dan tangannya pun meraih wajah Syafira yang masih enggan untuk menatapnnya.

Daffa mengarahkan wajah Syafira untuk melihatnya dan Syafira sendiri tidak menolak untuk melihat Daffa. Beberapa bulir air mata masih terus berjatuhan tanpa bisa di bendung olehnya, tangan Daffa pun mengusap air mata yang masih terjatuh dengan kedua ibu jarinya.

“Aku minta maaf udah buat kamu nangis, aku benar-banar minta maaf Fira. Aku enggak ada maksud untuk buat kamu kayak gini, aku enggak tau ada apa sama diriku. Ku mohon jangan nangis lagi yah.” Pinta Daffa yang masih memegang pipi sahabatnya itu.

“Syafira Azkia Azzahra , sahabatku. Mulai saat ini, aku berjanji enggak akan pernah buat kamu nangis lagi apalagi kalo itu tangis kesedihan. Tapi aku akan membuat kamu nangis bahagia nantinya walaupun kita hanya sebatas sahabat aja. Jadi aku mohon jangan nangis lagi yah.” Janji seorang sahabat kepada sahabatnya untuk tidak membuatnya menangis.

Jangan tanya bagaimana keadaan wajah Syafira saat ini. Mungkin sudah memerah layaknya kepiting rebus yang baru diangkat dari dalam panci. Walaupun ia masih sesungukan karna habis menangis tapi ia mendengar betul apa yang di ucapkan oleh Daffa sahabatnya.

“Kamu jangan nangis dong. Liat tu masa hidung udah kayak abis di jepit pintu hehehehhe” guyonan Daffa itu berhasih membuat Syafira tertawa kecil dan itu sudah sangat bagus.

“Nah gitu dong, masa nangis nya enggak ada acara berhenti sih. Acara formal aja ada jedanya, nangis kamu lebih parah berarti.” Ujar Daffa sambil melepaskan tangan nya dari Syafira.

“Ya kali aku di samain sama acara formal? Tega banget, entar aku nangis lagi baru tau.” Ancam Syafira yang membuat Daffa membulatkan matanya.

“Yah jangan dong, aduh.”

“Liat aja nanti aku aduin sama Kak Perwira biar kamu dimarahin sama dia. Baru tau rasa, wlekkk” ledekan itu jelas membuat Daffa seakan tersengat listrik.

“Yahhh Fira curang mah, jangan gitu yah please.” Melihat Daffa memohon seperti itu membuat Syafira yang melihat itu menjadi senang dan mendapatkan kembali sahabatnya yang hilang untuk beberapa saat.

“Hehehee Daffa makasih yah udah mau balik jadi sahabat aku yang dulu lagi, jangan pernah berubah lagi yah.”


******
Terima kasih untuk kalian yang sudah mau membaca sampai part ini.
Semoga kalian enggak akan bosan dengan cerita yang masih gaje ini.

Jgn lupa tinggalkan jejak kalian yah.
Berupa vote maupun komen.

Update, 18 Juli 2018
Pukul 16.12

Sahabat Dan Cinta [END] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang