Part 40

294 14 4
                                    

Selamat membaca
****

Setelah selesai mengisi perut, mereka kembali dengan berjalan bersama. Setelah kejadian yang tadi Intan masih saja jengkel kepada Akbar, walaupun Akbar sudah meminta maaf namun Intan tetap pada keinginannya untuk tidak memaafkan temannya itu. Sedangkan Daffa yang sedari tadi masih berjalan di samping Syafira hanya bisa memperhatikan sahabatnya itu.

Syafira yang tak menyadari bahwa ia mesih terus di perhatikan oleh Daffa malah asik menebar senyum. Entah kenapa semuanya sangat karena memang tidak ada yang beres di hari ini. Daffa yang sibuk memperhatikan Syafira, sedangkan Syafira malah asik menebar senyum. Akbar dan Intan masih saja enggak untuk berbaikan.

Namun kesempatan Daffa untuk terus memperhatikan Syafira tidak bisa bertahan lama, karna wanita yang sedang di perhatikan mulai merasa risih. Dan tanpa aba-aba, Syafira pun menengok kearah Daffa.

“Kenapa sih? Perasaan dari tadi ngelihatin aku terus? Ada yang aneh yah sama muka aku?” pertanyaan yang di lemparkan oleh Syafira itu membuat Daffa tertawa geli.

“Hehehe kok mikirnya gitu sih?”

“Yah abisnya kamu enggak jelas gitu, perhatiin aku terus sejak dari kantin tadi. Kan aku penasaran, kayak ada yang aneh aja dari aku.” Ujar Syafira merasa tak enak, walaupun sebenarnya ia juga senang karena terus di perhatikan oleh Daffa.

“Emangnya memperhatikan sahabat sendiri itu harus ada alasannya yah?” pertanyaan yang simple tapi mampu membuat Syafira tersenyum  malu. Bahkan mungkin saja pipinya sudah memerah.

“Yah enggak sih, tapi emangnya..” perkataan Syafira harus terhenti karena teriakan dari Intan.

“Ihhh aku udah bilang, aku enggak mau maafin kamu. Sekali enggak yah tetap enggak, bandel banget sih dibilangin.” Pekik Intan dengan nada yang cukup penuh dengan penekanan.

Setelah mengatakan itu, Intan pun berjalan mendahului yang lainnya, bahkan ia sempat menabrak bahu Syafira yang hampir membuat Syafira terjatuh. Daffa pun yang sempat melihat kepergian Intan kini beralih menatap kearah Akbar yang menjadi korban dari teriakan dasyat Intan. Begitu pun dengan Syafira yang juga menatap Akbar.

Akbar yang di hadapkan dengan tatapan dari kedua temannya membuat ia tak bisa berkata apa-apa lagi. Ia hanya bisa menelan ludahnya dengan terpaksa. Karena ia tau, bahwa sebentar lagi Daffa dan Syafira akan mulai mengintrogasinya tentang teriakan Intan yang barusan. Dan tak perlu waktu lama, pertanyaan pertama pun terdengar.

“Kalian kenapa lagi sih? Bukannya tadi udah tenang aja. Nah sekarang kenapa Intan tiba-tiba teriak lagi.” Tanya Syafira yang diikuti anggukan oleh Daffa.

“Aku cuman mau minta maaf doang kok, eh dia malah teriak  gitu. Jangankan kalian, aku aja kaget dengarnya.” Jelas Akbar dengan tampang seakan ia benar-benar ingin meminta maaf.

“Minta maaf sih boleh tapi jangan sampek buat dia teriak gitu dong, kan lo tau sendiri kalo teriakan dia itu terdasyat se-SMA ini. Yang ada semua perhatian murid itu pasti ke kita bego.” Gerutu Daffa pada sohib nya itu.

“Iya gue tau Fa, tapi kan gue tu cuma mau minta maaf sama dia. Emangnya salah kalo gue minta maaf?”

“Gini Bar, salah sih enggak tapi yang jelas jangan buat dia teriak. Bener tau apa yang di bilang sama Daffa. Nanti kita malu kayak di kantin tadi” ujar Syafira menyetujui perkataan Daffa.

“Yah ngak apa-apa kali, bisa jadi kenangan yang tak terlupakan semasa SMA kita.” Ujar Akbar komplit dengan tawanya yang garing. Dan tanpa sadar Daffa juga ikut tertawa.

Sebanarnya Syafira juga sangat ingin tertawa tapi sangat tidak mungkin, mengingat yang mereka tertawakan adalah sahabat karibnya. Tempat ia mencurahkan semua perasaannya dan juga tentang yang lainnya. Kemudian ada ide yang muncul di otak Syafira.

Sahabat Dan Cinta [END] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang