Part 31

374 15 0
                                    

Entah kenapa hatiku semakin tidak tenang.
Aku tidak mengerti apa yang terjadi padamu, tapi aku berharap kau dapat menceritakan apa pun yang kau rasakan.
Karna kau sahabatku selamanya dan posisi itu tidak akan ada yang bisa menggantikannya.

Semoga kau bisa mengatakan apa pun yang terjadi.

~Muh. Daffa Mufaddal~

Selamat membaca
****

D

isaat pandangannya mulai tidak jelas dan merasa bahwa tubuhnya tidak bisa di kendalikan lagi. Bahkan saat ini tubuh Syafira sudah sangat lemah dan di saat itu juga tubuhnya seakan ingin roboh.

“Ya Allah…. Siapun tolong Fira” Rintih Fira di saat tubuhnya sudah tak bisa ia tahan lagi.

Dan di saat tubuhnya sudah mulai roboh, tangan seseorang meraih tubuh Syafira dan langsung memeluk tubuh mungil Syafira. Dan samar-samar terdengar suara yang tak asing lagi di telinganya, mencoba membuka matanya dan sedikit melirik dan benar saja itu adalah Kak Perwira.

Tanpa menunggu Kak Perwira langsung menggendong Syafira menuju kursi taman yang berada di bawah pohon rindang. Jangan ditanya bagaimana perasaan seorang kakak melihat kondisi adik tercintanya yang seakan tidak memiliki tenanga, bahkan untuk mengangkat tangannya sekali pun.

Bingung entah apa yang harus dilakukan oleh Kak Perwira untuk menyelamatkan Syafira. Namun Syafira sendiri tetap kokoh pada pendiriannya yang ingin menyembunyikan kondisinya dari semua orang. Ingin rasanya Kak Perwira berteriak untuk memanggil semua orang agar bisa membantunya, namun isyarat dari Syafira membuatnya mengurungkan niatnya itu.

“Kak.” Rintih Syafira dengan suara yang nyaris tidak bisa didengar oleh siapa pun.

“Iya Fira.” Sahut Kak Perwira.

“Kakak itu harus tetap janji yah sama Fira untuk ngerahasiain kondisi Fira. Jangan bilang-bilang sama siapa pun, baik itu Umi maupun Abi apalagi sama teman-teman Syafira. Kakak harus ingat janji kakak itu, jangan lupa yah kak.” Lagi-lagi hanya itulah permintaan kecil dari Syafira.

Tak ingin menjawab namun malah ingin berteriak kepada adiknya itu. Seakan tidak bisa ia percaya bahwa adiknya itu terus saja mengeluarkan perkataan yang tak dapat dimengeri. Kak Perwira pun menggeram dan mengepalkan tangannya seakan benar-benar sudah sangat kesal terhadap tingkah adiknya itu namun tidak ada yang bisa dilakukannya. Ia hanya bisa membuang pandangannya sajauh mungkin.

Disaat kakaknya membuang pandangan, dan saat itu juga Syafira melihat tangan kakaknya sudah mengepal. Syafira pun mencoba duduk menghadap kakaknya dan menatapnya begitu lembut. Tak tahan dengan tatapan adiknya, Kak Perwira pun menjawab,

“Iya kakak janji“ sambil mengukir senyman yang membuat hati Syafira sedikit lebih tenang.

Daffa yang sedari tadi mencari sosok keberadaan Syafira mulai cemas, bahkan Daffa pun tidak melihat Kak Perwira. Daffa pun lantas menelpon Syafira, namun yang menjawab adalah Kak Perwira.

Sahabat Dan Cinta [END] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang