Ending

87 2 0
                                    

17 tahun kemudian

Waktu selalu berputar sesuai rotasi bumi. Hari dilewati demi hari. Hingga tanpa pernah disadari bahwa sudah 17 tahun sejak bayi itu melihat keromantisan kedua orang tuanya. Kini ia bukan bayi lagi, tapi seorang lelaki berperawakan tinggi dengan wajah yang lembut namun tegas dan jangan lupakan bahwa ia sudah berusia 20 tahun. Hidung yang mancung persis seperti Ayahnya. Namun sifat lelaki ini sangat menampakkan perpaduan dari kedua orang tuanya.

Lembut pada tindakan dan tutur katanya ditambah sifat bijaksana terhadap wanita yang diturunkan dari sang Ayah. Namun selain sifat, seakan menjadi perwakilan dari kedua orang tuanya, sosok lelaki ini juga memiliki ambisi yang kuat dalam hal pendidikan. Tapi untuk masalah fokus bidang, ia mengikuti alur sang Ayah yang berfokus dibidang bisnis.

Sehingga tidak heran, sejak berusia 17 tahun ia sudah berhasil mengontrol seruluh perusahaan baik dari induk hingga cabang perusahaan. Dan kini sudah 3 tahun sejak ia pertama kali memegang perusahaan itu.

Muhammad Jendra Laksamana

Ya itulah nama lelaki yang kini sangat disegani dan menjadi bahan perbincangan semua pebisnis di dunia. Usia yang muda namun intelegtualitas yang tinggi mampu membawa nama baik perusahaan keluarga dikenal dunia.

Jika dulu baik Papa ataupun Daffa lebih berfokus pada bidang resort dan medis, namun kini Jendra mampu mengembangkan perusahaannya dibidang fashion yang kemudian bekerja sama dengan Tantenya yaitu istri dari Perwira. Dan juga berkembang dibidang kuliner khas dari berbagai belahan dunia.

Selain sibuk diurusan kantor, Jendra juga masih menempuh pendidikan S1 di jurusan Bussiness Manajement disalah satu universitas  negeri di daerah Bandung. Bukan tak bisa untuk mengambil kuliah diluar negeri, namun urusan perusahaan serta alasan pribadi menjadi pemicu bagi Jendra untuk lebih memilih Indonesia sebagai tempat ia mengenyam pendidikan.

Seperti hari ini, Jendra yang baru menyelesaikan kelasnya pun keluar bersama ketiga sahabatnya. Rayhan, Malvin, dan Varo adalah sahabat Jendra sejak kecil dan sudah tau bagaimana jalan cerita hidup lelaki ini.

“Gimana jadikan nongkrongnya?” tanya Malvin yang sudah antusias.

Bagaimana tidak, kesibukan Jendra menuntutnya untuk jarang berkumpul dengan ketiga sahabatnya. Untung saja mereka paham dan selalu memberi semangat untuk Jendra.

“Gue gak dulu, skip. Mau ke kantor,” sahut Jendra yang langsung mendapatkan tatapan memelas dari tiga manusia absur itu.

“Ya Jen, sekali aja ya. Udah lama kita gak ngumpul,” bujuk Varo.

Varo adalah lelaki dengan badan yang tegar namun memiliki sifat yang sangat lembut. Dari mereka berempat, Varo memiliki tubuh paling atletis namun memiliki hati yang paling lembut pula.

“Gue gak bisa, sorry banget. Ada meeting nanti sore buat bahas tender yang mau gue menangin.”

“Udahlah, lagian Jendra sibuk kantor bukan pacaran. Biarin aja kali,” ujar Rayhan si penengah dalam cirlce ini.

“Gini deh, lu bertiga pigi ke cafe gue aja. Nanti bilang bill-nya atas nama gue,” ujar Jendra karena tak ingin mengecewakan ketiganya.

“Jen, yang kita mau itu elu gabung. Bukan elu traktir kita,” sahut Malvin yang berhasil menciptakan senyum diwajah Jendra.

Sorry…..”

“Udah udah, sekarang lu pergi aja Jen. Nanti keburu telat,” ujar Rayhan.

“Kalau gitu gue pamit ya, duluan.”

Setelah mengucapkan itu Jendra pun pergi meninggalkan ketiga sahabatnya. Namun belum sempat jauh, suara Rayhan mengintrupsi Jendra.

Sahabat Dan Cinta [END] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang