Karena gue akan ikut bahagia jika orang yang gue suka bahagia, walaupun bukan gue alasan dia bahagia.
[ Fallendra ]
~
Selepas membayar dua buku pilihannya, Saka buru-buru mengejar Raya. Saka takut kehilangan kesempatan emas ini. Memasang senyum selebar mungkin berharap Raya terpikat pada pesonanya."Cantik," sapa Saka saat langkahnya sudah sejajar dengan Raya. Sayangnya respon yang gadis itu berikan selalu sama, hanya memutar bola mata malas.
"Tadi itu ... mantan?"
Raya menatap Saka tajam. "Bukan urusan lo!"
"Tapi gue denger semuanya."
"Penguntit."
"Gue gak sengaja, kita emang jodoh, jadi dipertemukan di sini."
"Bego, bertemu bukan berarti jodoh. Lo aja yang kepedean, gue sih ogah sama lo."
"Tapi gue seneng lo gak balikan sama cowok tadi. Itu membuat gue semakin optimis bisa jadi pacar lo, dan gue yakin itu gak lama lagi."
Raya memilih tak peduli, terus berjalan dengan melipat tangannya di dada. Saka masih setia mengikuti kemanapun Raya melangkah. Menurutnya belum banyak waktu yang dia habiskan untuk memikat hati Raya hari ini.
Raya mulai merasa risi, langkahnya tiba-tiba terhenti. Dirinya memberanikan diri menatap nyalang pada Saka. Raya marah, dia emosi karena Saka tak mau berhenti mengikutinya dari belakang.
"Lo ngapain sih ngejar gue terus? Lo bukan Satpol PP yang tugasnya ngejar-ngejar pedagang kaki lima, kan? Kalo iya gue bukan yang lo cari, karena gue bukan pedagang!"
"Gue akan terus kejar lo walaupun gue bukan Satpol PP, gue hanya satu dari sekian banyak cowok yang mengharapkan lo untuk dimiliki."
"Wow! Gue terkesan. Tapi sayangnya gue gak peduli, jadi gue mohon berhenti. Paham?"
"Lo cantik kalo marah kayak gini, semakin gemesin, makin pengen gue kenalin sama Bunda di rumah."
Raya diam, entah kenapa jantungnya seolah berdetak dua kali lebih cepat. Dikenalkan pasa Bunda? Memangnya mau apa?
"Satu lagi, lo mirip seseorang. Tapi dalam wujud yang lebih gue sayang," lanjut Saka.
"Prila, kan?"
Saka mengangguk. "Apa lo kenal dia?" tanyanya.
"Nggak, sebelum semua orang di sekolah menganggap gue sepertinya. Gue gak tahu ini lelucon macam apa, yang jelas gue gak suka!"
"Lo tetep beda, Prilla lebih jinak dari ini."
"Terserah!"
"Tunggu!" Saka berhasil meraih pergelangan tangan Raya. Masih belum menyerah atas penolakan-penolakan yang dia terima.
"Jadi ikut nge-camp? Stella bilang lo mau ikut. Jadwalnya diundur jadi minggu depan. Lo sama gue ya berangkatnya? Gue bonceng lo sampe tempat tujuan dengan selamat."
"Gak jadi ikut."
"Kenapa?"
"Karena ada lo. Gue gak suka!"
Saka kembali memperlihatkan lesung pipitnya. Sikap Raya yang seperti ini yang berhasil membuatnya jatuh hati.
"Gue bakal buat lo sayang sama gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Feeling [END]
Teen FictionTentang rasa yang tak pernah dapat diabaikan hadirnya. Hati Saka langsung tertambat pada Raya kala gadis itu berjalan acuh melewatinya. Saka tak pernah benar-benar bersemangat perihal asmara setelah kehilangan sahabat sekaligus cinta pertamanya dulu...