Jangan ber-ekspetasi terlalu tinggi, kecewa itu sakit.
[Arestya Monica]
~~~~Jam istirahat Raya habiskan di Kantin bersama Stella dan satu temannya. Arestya Monica namanya. Salah satu sosok biang gosip di SMA Cakrawala ini.
"Kenalin temen gue Ray. Namanya Arestya," ucap Stella dengan ramah.
Arestya tersenyum manis, mengulurkan tangan mengajak bersalaman. "Lo bisa panggil gue Ares."
Seolah tak ingin banyak berbasa-basi, Raya hanya menyebutkan namanya saja. Ingin balas tersenyum pun rasanya dia belum merasa nyaman dengan sekolah barunya. "Raya."
"Gue denger lo abis nembak Danu. Itu beneran Ray?" tanya Ares heboh.
"Danu? Gak kenal gue."
"Itu loh yang baru dateng dari luar negeri kemaren. Yang buat para cewek klepek-klepek liat dia."
"Sayangnya gue nggak peduli dia siapa. Kalo masih mau bahas yang gak penting kayak gini, gue pindah aja. Permisi!"
Setella berhasil meraih tangan Raya sebelum dia beranjak pergi. Membujuknya untuk kembali duduk dengan tenang. "Maafin Ares kalo dia buat lo nggak nyaman. Mulut dia emang gitu dari dulu. Perlu saringan.""Iya, Ray. Gue minta maaf," ujar Ares merasa bersalah.
"Oke."
Raya kembali duduk dengan tenang. Kembali menyantap mie ayam yang dia pesan.
Dari arah belakang, Saka tiba-tiba duduk di Samping Raya. Memperhatikan bagaimana cara Raya makan, dan setiap gerak-geriknya. Awalnya Raya tak peduli, menganggap Saka hanyalah patung belaka. Tapi lama-lama Raya kesal juga, Raya tak bisa jadi pusat perhatian begini. Banyak siswa-siswi lain membicarakannya.
Dengan kasar, Raya menaruh sendoknya. Menatap Saka dengan tajam seolah ingin membunuhnya. "Mau lo apa?"
Saka menggeleng.
Raya tersenyum sinis, "Belum puas dari kemarin gangguin gue?"
"Gue nggak ada niatan buat gangguin lo."
"Terus lo mau apa dari gue?"
"Nggak ada."
"Gak jelas!"
"Lo minta hubungan kita diperjelas? Ya udah, pacaran yuk!"
Tangan Raya mengepal kuat, cowok di hadapannya saat ini semakin menyebalkan saja. "Bodoh!"
"Sak, gak usah modus deh lo. Mending pergi sana, jangan ganggu Raya lagi," ucap Ares.
"Bener, jangan buat Raya semakin nggak nyaman sama kehadiran lo di sini."
"Tunggu aja sebentar lagi. Raya bakal jatuh cinta sama gue, kalian berdua tenang aja."
"Najis!" sarkas Raya, kemudian benar-benar pergi dari kantin. Tak ada yang bisa mencegahnya lagi, panggilan dari Stella pun Raya hiraukan begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Feeling [END]
Teen FictionTentang rasa yang tak pernah dapat diabaikan hadirnya. Hati Saka langsung tertambat pada Raya kala gadis itu berjalan acuh melewatinya. Saka tak pernah benar-benar bersemangat perihal asmara setelah kehilangan sahabat sekaligus cinta pertamanya dulu...