🌻 Bagian 37

257 18 8
                                    

Setelah aku sembuh nanti, nggak ada satu pun orang yang bisa sentuh dan sakiti kamu, Ray. Aku janji.

[ Tegar Saka Arkana ]

Kabar bahwa Saka telah sadarkan diri menjadi tranding topik di SMA Cakrawala. Semuanya turut senang dan mendoakan Saka cepat pulih dan bisa bersekolah lagi.

Sepulang sekolah, Raya langsung menyempatkan untuk menjenguk Saka. Dia sudah tak sabar ingin melihat bagaimana keadaan Saka. Raya takut jika Saka mengalami amnesia atau semacamnya. Dia takut Saka lupa siapa dirinya.

Raya suka membaca novel remaja, seringkali dia mendapati adegan seperti itu. Membuatnya jadi sering overthinking terkait keadaan Saka. Apalagi dokter bilang bahwa Saka mengalami luka di bagian kepala.

"Ray, gue antar yah?" tawar Danu berniat baik.

Raya jelas menggeleng. "Gue bisa sendiri, kayaknya cewek di belakang lo yang harusnya lo tawarin."

Danu melihat ke belakang, ada Moza yang tengah memperhatikan interaksi dia dengan Raya.

Belum sempat Danu bicara apa-apa. Raya langsung berpamitan. "Gue duluan."

Moza menghampiri Danu dengan senyuman penuh kekecewaan. "Aku nggak nyangka kamu bisa se-care itu sama Raya."

"Za, maaf. Tadi gak seperti apa yang kamu pikir. Aku cuma kasihan, Raya kayaknya khawatir banget sama Saka."

"Terus kamu pikir aku nggak? Dan, baru aja beberapa hari aku kasih kamu kesempatan. Kenapa sih, kamu nggak bisa hargai kesempatan itu? Udahlah, capek aku sama kamu. Omongan kamu tuh nggak pernah bisa dipegang, nggak sama kayak Saka."

Moza jadi lebih sensitif jika itu menyangkut tentang Raya. Dia tidak suka pada Raya semenjak Raya sering membuat Saka sedih dan pada akhirnya masuk rumah sakit. Moza begitu menyayangi Saka. Dia hanya tidak rela jika ada yang membuat Saka terluka. Entah hatinya atau fisiknya.

Jika Saka kenapa-napa, maka Moza tidak bisa baik-baik saja.

"Sekarang kamu maunya apa, Za?"

"Anterin ke rumah sakit lah, apa lagi?"

"Oke."

Sementara Danu, dia sekarang tengah berjuang mendapatkan kepercayaan dari Moza lagi. Dia menyadari bahwa Moza adalah salah satu orang yang paling dia sayangi. Dia ingin Moza kembali dan memberikan kebahagiaan seutuhnya.

Di tempat lain ada Sean, Edgar dan Fallen. Mereka juga berencana untuk mengunjungi Saka di rumah sakit.

"Jadi mau kapan jenguk Saka? Sumpah gue kangen banget sama dia," ucap Sean antusias.

Edgar bersandar pada dinding lalu memberi usul yang langsung disetujui. "Besok aja gimana? Hari libur. Kalo sekarang kayaknya udah banyak yang jenguk. Biar waktunya lebih panjang juga. Kalo sekarang kan udah sore, jam besuknya sebentar."

"Bener sih, besok pagi deh ya."

"Fal, gimana?"

Fallen yang sejak tadi tidak fokus akhirnya merespon. "Sorry, gue ikut aja deh. Bentar ya, Rasa telepon gue."

"Lagi bucin gitu tuh, mentang-mentang LDR-an."

My Feeling [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang