Cinta itu rumit, karena semua orang punya definisi cinta yang berbeda.
(Author)
Begitu sampai di tempat tujuan, Raya dan Saka di sambut dengan sindiran halus dari Thalita, cewek itu tak ada bosannya memperkeruh suasana.
"Enak yah jadi putri, sampe harus dijemput segala. Padahal yang lain udah pada kepanasan, eh malah harus nunggu orang yang gak tahu diri," ujar Thalita sambil mengamati kuku-kuku tangan yang telah dipoles cantik itu.
Raya mengepalkan tangannya, dia sangat muak dengan kelakuan Thalita yang setiap ada kesempatan menghinanya. Raya sudah mencoba sabar selama ini, tapi Thalita tak henti-hentinya mencari masalah.
"Diem lo, gue nggak pernah minta untuk diistimewakan. Kalo gue dapet perhatian lebih, itu karena gue berhak menerimanya sebab gue lebih baik daripada lo. Bilang aja kalo lo itu iri, nggak usah memakai kedok dengan menjelek-jelekan orang lain."
Pak Gio langsung menghampiri sumber keributan, tugasnya ikut camping memang mengawasi anak-anak agar tetap aman dan damai.
"Ada apa ini?" tegur Pak Gio. "Apa kamu yang buat onar lagi Thalita?"
Thalita hanya diam, dia kesal dengan keadaan yang tak pernah berpihak padanya. Thalita juga ingin dimengerti, juga ingin dicintai seperti yang lain. Dia tak mau dianggap sebagai biang masalah terus-menerus.
Pak Gio menggelengkan kepalanya tak habis pikir, sampai kapan Thalita berlaku seenaknya seperti ini. "Mendingan kamu lanjutin buat tenda, nggak usah mancing keributan."
"Apa sih, Pak. Semua aja belain cewek itu," ucapnya dengan marah. "Dasar tukang caper lo, muka dua!" bentak Thalita dengan intonasi tinggi, tangannya tepat menunjuk ke arah wajah Raya.
Saka menurunkan tangan itu dengan kasar, menatap tajam ke arah Thalita sampai cewek itu memalingkan wajah. Tatapan Saka terasa menakutkan baginya.
"Jangan pernah ganggu Raya lagi. Paham?"
Tanpa menunggu jawaban Thalita, Saka langsung menggandeng Raya untuk bergabung dengan teman-teman yang lain. Sementara Pak Gio kembali ke tempatnya karena Ibu Queen memanggil. Membiarkan Thalita menenteskan air mata sendirian. "Awas lo, Ray. Gue akan balas semua yang udah lo lakuin sama gue. Gara-gara kehadiran lo, Saka makin benci sama gue."
Tatapan Thalita tetap terfokus pada punggung Saka dan Raya yang mulai menjauh. Sudah sejak lama dia menanti Saka menjadi miliknya, tapi tak pernah sedikitpun Saka merespon perasaannya. Banyak yang mau menjadi pacar Thalita, tapi Thalita hanya mau Saka. Menganggap yang lainnya hanya mainan semata.
Luna tiba-tiba berada di sampingnya, menawarkan air minum karena tahu kakaknya pasti haus. "Udahlah, Kak. Kenapa sih nggak cari cowok lain aja?"
"Gue maunya Saka, bukan yang lain!" bentak Thalita lalu pergi begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Feeling [END]
Teen FictionTentang rasa yang tak pernah dapat diabaikan hadirnya. Hati Saka langsung tertambat pada Raya kala gadis itu berjalan acuh melewatinya. Saka tak pernah benar-benar bersemangat perihal asmara setelah kehilangan sahabat sekaligus cinta pertamanya dulu...