BAB 37

157K 17.4K 1K
                                    

Selamat membaca:*

***

Samuel dan Agatha berkeringat dingin, malam ini mereka melewati jalanan yang sepi dengan mobil mewah mereka. Rencana-nya mereka akan pergi kerumah Vasilla dan Gatha. Namun tiba tiba, sesosok laki laki yang dipenuhi darah muncul didepan mobil-nya hingga berkali kali.

Samuel menelan saliva-nya susah payah. Setiap sosok itu muncul didepan mobil-nya, dia selalu cepat cepat menginjak rem. Namun sosok itu selalu menghilang lagi saat mobil-nya sudah berhenti.

Samuel kembali menjalankan mobil-nya. Malam ini malam yang sunyi dan hening, tak ada 1 orangpun yang melewati jalanan yang sama dengan mobil hitam itu.

Sosok laki laki itu juga sudah muncul sebanyak 5x namun selalu menghilang saat Samuel berhasil menghentikan mobil-nya dengan selamat tanpa menabrak pohon atau pembatas jalanan.

Kali ini Samuel memelankan laju mobil-nya, menoleh kedepan, kanan, dan kiri. Memastikan semua-nya akan baik baik saja. Sambil menghibur Agatha yang sudah menangis karena ketakutan.

Jantung-nya sendiri sudah berdegup kencang. Dia juga ketakutan, terlihat jelas diraut wajah-nya dan keringat yang terus mengalir walaupun udara dingin dari AC terus menyelimuti mereka berdua.

Suara decitan mobil kembali terdengar. Itu Samuel, dia kembali menginjak rem-nya saat melihat sosok laki laki itu kembali muncul didepan mobil-nya.

Jantung-nya semakin berdebar, Samuel mulai merasa takut dan menoleh kekanan dan kekiri dengan hati hati. Tidak ada siapapun kecuali mobil-nya dan beberapa pohon dipinggir jalanan itu. Semua toko sudah tutup, lampu jalanan hanya beberapa yang menyala.

Ditambah kepulan asap yang tiba tiba muncul, menambahkan kesan horor, dan menambahkan rasa takut Samuel dan Agatha.

"Papa ... Kita balik aja, ya?" rengek Agatha dengan nada takut. Agatha menutup wajah-nya dengan kedua tangan-nya.

"Siapa yang dari tadi muncul, pah? Jalanan ini angker kah? Kita puter balik aja yuk, pa ..." lanjut Agatha, masih dengan nada takut.

Samuel menggeleng tegas, rahang-nya sudah mengeras. "Nggak, mah! Nggak!" Samuel kembali melajukan mobil-nya walaupun pelan. "Ga tau kenapa, papa ga tau sekarang kita dimana. Papa juga ga inget jalan pulang! Mama inget?"

Agatha terdiam. "Kalau gak salah di--" Agatha terhenti, lalu dia kembali tertegun. "Mama juga lupa. Tadi mama masih inget!! Sekarang udah lupa! Gimana nih, papa?!" Agatha menggoyang goyangkan lengan Samuel, panik.

"Mama, berhenti!! Jangan goyangin tangan papa." Samuel ikut panik.

Agatha berhenti menggoyangkan lengan Samuel. Samuel memutar roda kemudi, terdengar suara decitan ban yang panjang.

Mobil itu menabrak salah satu pohon besar dipinggir jalan dengan kencang. Pelipis Agatha terluka, mengalirkan banyak darah. Sedangkan Samuel, kepala pria itu bocor hingga terlihat tulang-nya. Darah juga membasahi mereka.

Kepulan asap mulai muncul dimobil itu. Yaka muncul lagi disebelah mobil itu sambil tersenyum. "Hutang nyawa, dibayar nyawa ..."

***

Vote + Coment!
Kemaren siapa yang doa'in biar Samuel dan Agatha cepet mati?
Oh, gw sendiri ya? Haha, seneng gak??

Author sih, seneng banget:v
Nulis chapter ini sambil senyum senyum gak jelas gituhh:v
Vote + Coment, ditunggu:*

[✔] Sixth SenseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang