Selamat membaca:*
***
Tatapan benci, jijik, dan segala-nya langsung diterima oleh Vasilla. Gadis itu tengah berjalan disamping Vento, melewati koridor yang masih dipenuhi anak anak murid karena bel pulang baru saja berbunyi.
Tiba tiba saja Vento memegang lengan Vasilla, membantu gadis itu untuk mempercepat langkah-nya hingga keluar dari area sekolahan dan tiba didepan pagar sekolahan.
"Ehh, gw lupa kalo gw mau ngomong sesuatu sama lo." Vento menghentikan langkah-nya bersamaan dengan Vasilla saat tiba didepan pagar sekolahan.
"Cepat ya? Aku takut ketinggalan bis."
Vento terkekeh lalu mengusap tengkuk-nya. "Vasilla..." Vento menghela nafas. "GW SUKA SAMA LO! LO MAU KAN, JADI PACAR GW?!" teriak Vento didepan semua orang disekitar sana.
Bahkan beberapa orang disekitar sana langsung menghentikan langkah mereka dan menatap kearah Vento dan Vasilla. Pak Adi sampai termenung sambil menatap mereka.
"Kenapa, kamu nembak aku?" wajah Vasilla masih nampak datar, bahkan saat ini.
"Karena..." Vento tersenyum manis. "KARENA GW SAYANG SAMA LO!" teriak Vento, lagi.
Sorakan anak anak sekolah disekitar-nya pun mulai terdengar. Ada yang berbisik. Tentu saja, siapa yang akan jatuh cinta pada Vasilla Agatha yang dijuluki gadis gila disekolahan. Selain itu, Vasilla juga putri dari seorang pembunuh. Mungkin, memang hanya Vento.
Pipi Vasilla memanas, namun wajah-nya tetap datar. Entah mengapa, Vasilla tidak bisa tersenyum walau hanya senyuman tipis. "Oke ..." hanya itu yang keluar dari mulut Vasilla.
Vento mengangkat sebelah alis-nya. "Oke ...?" Vento tersenyum lebar. "Kamu mau?"
Vasilla mengangguk pelan. "Iya. Kalau udah, aku mau pulang duluan ya. Takut ketinggalan bus." Gadis itu berbalik, hendak pergi namun tangan-nya dicekal Vento.
Vento mengusap puncak kepala Vasilla. "Pulang bareng aku." Vento membungkuk, mendekatkan bibir-nya ketelinga Vasilla. "Selamat jadian." Vento berdiri tegap lalu tersenyum lebar. Membuat anak anak sekitar kembali bersorak, tak terkecuali pak Adi yang sedari tadi tersenyum lebar.
***
Suasana-nya benar benar canggung. Didalam mobil dengan suhu dingin ini, pandangan Vasilla benar benar kosong dan gadis itu hanya menatap lurus. Beda dengan Vento yang sejak tadi mencoba mencari topik bicara agar tidak canggung.
Sampai akhir-nya mobil Vento berhenti tepat didepan rumah Vasilla. "Mau mampir?" tanya gadis itu sambil melepas seat belt-nya.
"Oh, oke ..." sahut Vento, ikut melepas seat belt-nya lalu keluar bersama Vasilla.
Mereka berdua masuk kedalam rumah Vasilla. Vento duduk disofa ruang tamu setelah Vasilla mempersilahkan laki laki itu untuk duduk disana dan menunggu-nya.
"Bi Raya?!" panggil Vasilla.
Namun yang keluar malah Luna. Gadis itu nampak kotor karena sehabis membersihkan garasi rumah Vasilla. "Iya, non Silla? Bunda lagi pergi belanja sebentar." sahut Luna.
"Oh, kalau gitu tolong cuci tangan lalu bikinin minuman ya? Ada tamu." Vasilla melirik sekilas kearah Vento.
"Iya, non Silla!"
"Aku kekamar dulu. Mau ganti baju, sebentar." tanpa menunggu jawaban Vento, gadis itu beranjak kekamar-nya.
Mengganti baju-nya dengan kaos panjang berwarna hijau polkadot dan celana jeans panjang berwarna biru muda.
Gadis itu kembali menghampiri Vento lalu duduk disofa yang berhadapan dengan Vasilla. Vasilla menatap segelas jus mangga yang sisa setengah gelas diatas meja ditengah kedua sofa yang berhadapan itu.
"Soal Katherine, Elfin, Gara dan Thalia itu juga dipikirin lagi." Vento tersenyum manis. "Aku ga akan ninggalin kamu kayak mereka. Kamu tau, aku suka sama kamu udah lama. Tapi, ga berani nembak. Takut kamu nolak, terus tadi aku nembak kamu karena aku ga tahan lihat kamu sendirian dan sedih kayak gitu. Aku tau, kamu pasti ngerasa kesepian, ga ada yang peduli sama kamu kan? Aku cuma mau buktiin, disini ada aku. Aku yang sayang sama kamu, dulu, sekarang, dan selama-nya."
Vasilla menatap kedua manik mata Vento, menemukan ketulusan disana. Gadis itu tersenyum lembut. "Iya ... Janji ya? Jangan pergi ..."
Vento terkekeh lalu mengangguk. Dia bangkit dan menarik Vasilla kedalam pelukan-nya. "Nggak akan kok. Tenang aja ... Aku cuma butuh kamu dihidup aku, setelah ini, ga butuh apapun lagi."
***
Selamat jadian untuk Vento dan Vasilla:*
Yang jomblo malah jongkok dipojok kamar sambil nangis:v
Vote + Coment biar ga jomblo jomblo banget:vMakasehh:*
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Sixth Sense
Horror#1 In Horor #1 In Teenlit (20.05.20) Tahap Revisi! Vasilla Agatha yang dijauhi orang tuanya dan tak memiliki teman satupun. Dia menjalani setiap harinya sendirian tanpa siapapun. Bahkan orang tuanya saja pergi meninggalkannya dan tinggal diluar kot...