PROLOG

162 16 5
                                    

*Krinting *Krinting


            Seperti biasanya, Alexa datang 30 menit sebelum membuka gerai kopi milik sahabatnya itu. Ia meletakkan sweater nya pada gantungan di ruang ganti pegawai, segera Alexa melepaskan baju dan menggantinya dengan pakaian seragam tempat dimana ia bekerja. Dengan dalaman kemeja putih terbungkus rompi dan juga dasi hitam yang di sisipkan kedalam rompi, Alexa berjalan keluar dari ruang ganti pakaian pegawai.


             Dengan langkah yang pelan, Alexa berjalan menuju Roast Room tempat ia akan membakar biji kopi yang menjadi sajian gerai kopi terbaik milik sahabatnya. Irene Ainswhim, nama orang yang memiliki gerai kopi terbaik sekaligus sahabat baik Alexa sejak kecil. Irene yang duduk manis menantikan sang barista terbaik di kota Rivierenbuurt, berharap bahwa barista sekaligus sahabatnya itu akan membawakan secangkir Espresso sesuai keinginannya.



Sesaat setelah membuka Coffe bean tempat penyimpanan biji kopi, Alexa melirik ke arah wanita yang menggerakkan tubuh layaknya seorang anak kecil yang tak sabar menanti,


"Hmm? Nunggu apa kamu?" ucapnya.
"Espresoo!! Espresooo!!" yell yell Irene bersorak.
"No..No..!" jawab Alexa menolak.

"Huaaaaaaaa!!" tiba-tiba pekikan Irene merengek di iringi hentak-kan di kakinya.

"Sekencang apapun kamu menangis, tidak ada kopi untuk pagi ini. Kamu ingat kemarin minum berapa cangkir kopi?" dengan tenang Alexa mengatasi pekikan Irene.

"Jahaaat.. Lexa jahaaat." gerutu Irene seraya berkali-kali membanting kotak tissu di meja.

*Kretekk.. Alexa meletakkan secangkir teh di meja.

"Sudah.. sudah.. Kopi nya nanti siang atau sore bisa 'kan?" bujuk Alexa yang melihat bibir memonyong Irene yang di tujukan padanya.

"Awas kalo sampai lupa! pokoknya, harus Alexa yang buatin!" ucap Irene yang mulai meneguk teh buatan barista-nya.

"Ha ha ha Iya.. Iyaa." tawa Alexa dengan menepuk lembut sahabat sekaligus bos di tempat ia bekerja.


*Krintiing.. Krinting... bel pintu gerai kopi pertanda ada seorang pelanggan yang datang.


Alexa langsung meletakkan tangan kanannya menyilang di bahu kirinya dan berdiri tegap serta langsung menundukkan tubuhnya dengan lurus, untuk menyambut pelanggan mereka.


"Selamat datang di Latte-Matte Coffeeshop. Your wish, is my command. Your highness." sambut Alexa dengan motto penting miliknya yang selalu ia suguhkan kepada setiap pelanggan yang datang.

"Pff..pfft hahahahaa.." gelak tawa Irene dan pelanggan yang datang di ambang pintu.

Alexa yang masih dalam posisi sambutan kepada pelanggan, perlahan bangkit membuka matanya.

"Wah.. sepertinya aku di kerjain ya.." ucap Alexa yang mengetahui orang di ambang pintu tersebut adalah Zed, Zedden Teressa yang merupakan kekasih Irene dan juga sahabat masa kecilnya.

"Hahaha kamu lihat gak hun? gitu polosnya dia langsung menyambut pelanggan? hahaha, padahal ini 'kan masih jam 7:20." Irene mencoba meledek Alexa yang berdiri mematung dengan wajah konyol.

"Hahaha.. dasar kamu ini, terlalu bersemangat seperti biasanya ya Lexa?" ucap Zed.

"Ya sudah, bukannya kita mau membelikan kado untuk pesta kelulusan adikmu Ren?" sambung Zed membuka pintu dan meninggalkan Alexa yang masih menggaruk rambut karena kekonyolannya.

"Tungguu.. Lexa.. jangan lupa kopi ku nanti siang? ocii? daah beib, mwaaah.." Irene mencoba memberikan salam pamit dengan mengecup pipi sahabatnya, memang sudah menjadi kebiasaan Irene bertingkah seperti itu kepada Lexa dan Zed memakluminya.

"Kita duluan ya Lexaa" pamit Zed yang mulai menutup pintu.

*Krinting.. Krinting..


"Dasar mereka itu.. Haaah, sepertinya lebih baik kalo aku mulai beres-beres.. Hmm mulai dari mana ya..." Alexa yang semula berbicara dalam hatinya menatap sekeliling ruangan dan interior.
"Sepertinya dimulai dari showcase menu di depan toko lebih baik.." gumamnya



Ahoiiii!! Gimana menurut kalian cerita kedua ku?
Berikan Kritik & Saran kalian lewat kolom komentar yaa ♥
Dan jangan lupa untuk Vote!! Hope you like this!! ^^

Latte-Matte LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang