"Irene, sebenarnya apa yang kalian bicarakan kemarin?" Alexa terus menanyakan pertanyaan itu semenjak Irene tiba di gerai. Namun Irene enggan untuk bercerita kepada Alexa, dan terus menggelengkan kepalanya.
"Ayolah cerita kepada kita berdua, apa saja yang kalian bicarakan?" Zedd terus memaksa kekasihnya untuk berbicara.
"Kalian ini kenapa mau tau sekali urusan wanita??" ketus Irene kesal.
"Ya sudah kalau tidak mau menjelaskan!" ucap Alexa yang membuang wajahnya dari pandangan Irene.
"Aku mau latte untuk pagi ini!" perintah Irene.
"Buat sendiri.." balas Alexa dengan nada yang menjengkelkan.
Irene menjungurkan bibirnya karena kesal mendapatkan perlakuan menjengkelkan dari Alexa. Ia pun berdecak dan mengoceh, "Hiih!! Dasar kekanak-kanakan!!" umpatnya.
"Tak ada kopi hari ini!" ucap Alexa tak peduli dengan bersiul.
Alexa benar-benar penasaran apa yang telah terjadi kepada mereka, sebab Alodia tak kembali ke gerai setelah pergi bersama Irene. Berkali-kali Alexa menanyakan hal tersebut kepada Irene juga tetap percuma saja, ia tak menemukan jawabannya.
Jika memang terjadi sesuatu kepada mereka, Alexa berharap hal tersebut baik-baik saja dan semoga saja dapat merubah pemikiran Irene yang keras kepala akan tuduhannya terhadap Alodia. Ia tau benar bahwa sahabatnya ini bukanlah orang yang mudah untuk di ajak berkompromi dalam urusan yang rumit.
*Krinting.. Krinting.. Bel pintu gerai terbuka, dan Alodia adalah orang yang berada di ambang pintu masuk tersebut.
"Pagi. . ." sapa Alodia.
"Hey princess, pagi!" sambut Zedd, yang di cibir keras oleh Irene "Sepertinya tadi sewaktu aku datang kamu gak ada bilang princess hun!!???" ketusnya.
Zedd menempelkan tangan kanannya untuk menutupi mulut dan berkata dengan suara yang pelan kepada Irene, "Princess nya Alexa.. hehe." bisiknya.
"Pagi Alodia! Kamu gak ada luka bekas memar? Berarti kemarin Irene gak mencoba untuk menggigitmu 'kan?" sambut Alexa yang mencoba bercanda.
Dengan keras Irene membanting kedua tangannya di atas meja bar dan berkata, "LEXAAA!! kamu kira aku apa? HAAA? Latteeee!!!!!" seru Irene.
Kembali Alexa bersiul dan membuang wajahnya, "Sepertinya aku tadi sudah bilang, tak ada kopi hari ini.." ucapnya.
"Raaaaaarghhhhh!!" dengan keras Irene mengerang kesal.
*****
Hari ini kebetulan adalah hari ulang tahun ayah Irene, Zedd berencana untuk memberikan kejutan siang ini kepada ayah Irene. Tak heran mengapa Zedd datang lebih awal dari Irene karena menjemput buket bunga pesanan nya, sehingga ia terpaksa harus mampir ke gerai lebih dini di bandingkan Irene.
Alexa juga kebingungan mengapa Zedd membawa sebuket bunga, karena ia tau Irene bukanlah orang yang mudah di sanjung dengan sebuket bunga. Sempat Alexa mencoba menanyakan hal tersebut kepada Zedd, namun sahabatnya itu tak memberitahukan alasannya yang hadir dengan sebuket bunga. Karena Zedd tak ingin Alexa mengetahui bahwa hari ini juga ia akan melamar Irene.
"Kalau begitu kami pergi dulu yaaaaa!" seru Zedd dari balik pintu dengan menggenggam tangan Irene.
"Ya! Hati-hati!" sambut Alexa melambaikan tangannya.
"Kamu yakin? bahwa mereka akan jadian?" tanya Irene selepas mereka keluar dari gerai.
"Ayolah, bukannya tadi malam kamu juga sudah cerita bahwa Alodia bertanya-tanya soal Alexa? Itu tandanya cepat atau lambat mereka akan jadian." ucap Zedd mengenai percakapan nya dengan Irene tadi malam lewat telepon.
Irene tak menanggapi ucapan Zedd terlalu jauh, ia hanya memberikan senyuman tipis di wajahnya walau tak dapat menghilangkan rasa gundah di hatinya. Karena ia benar-benar khawatir, jika Alodia dan Alexa tak segera berkencan... Itu artinya Irene mengkhianati janji yang telah ia buat kepada diri sendiri, untuk tidak melanjutkan hubungannya dengan Zedd ke status yang lebih serius.
....
"Zedd itu orang yang romantis ya?" ucap Alodia.
"Yaah aku rasa bukan seperti itu." jawab Alexa.
"Hmm? Kenapa Lexa bilang begitu?" tanya Alodia heran.
Alexa mengarahkan pandangannya ke luar jendela, "Irene itu bukan orang yang mudah di sanjung dengan bunga, Aku rasa ada sesuatu yang mereka sembunyikan dariku." ucapnya.
"Eh? Bukannya Lexa sahabat mereka? Kenapa mereka menyembunyikan sesuatu dari Lexa? Bukan hal yang baik menyimpan prasangka buruk terhadap seseorang. Hmm?" Alodia tersenyum manis, dan berusaha menghibur wajah Alexa yang terlihat murung.
"Aku rasa begitu, tapi entah mengapa..." Alexa menundukkan kepala nya sesaat. Melihat kerutan dahi di wajah Alexa, Alodia mendekati Alexa dan mengusap kepala Alexa.
Alexa benar-benar kaget karena sikap lembut Alodia terhadapnya.
"Jika memang mereka merahasiakan sesuatu, itu artinya Alexa hanya perlu menunggu untuk mereka bercerita. Bukannya Alexa selalu percaya akan selalu menjadi bagian yang penting untuk orang lain?" ucap Alodia dengan senyuman manis di wajahnya.
Alexa tersenyum hambar menanggapi ucapan Alodia, "Aku rasa juga begitu, Tapi aku yakin mereka menyembunyikan sesuatu. Aku rasa, Zedd akan melamar Irene hari ini. Bukannya hari ini pesta ulang tahun Ayahnya?" ucapnya dalam hati.
Alexa mengetahui bahwa hari ini ulang tahun ayah Irene, karena biasanya Violent datang untuk mengundang nya makan malam bersama pada pesta ulang tahun ayah mereka. Namun setelah kehadiran Violent kemarin di gerai, tiba-tiba Irene berjalan cepat menghadang adiknya di ambang pintu. Dan Violent tak mengatakan apapun.
"Lexa... Lexa..." Alodia menggerakkan tangannya di wajah Alexa yang tengah melamun.
"Ehm? Hei.. Ada apa Alodia?" ucap Alexa tersenyum untuk menyembunyikan apa yang sedang ia pikirkan.
Alodia mengacukan jari telunjuk ke arah Mia yang menanti sembari memegang daftar pesanan pelanggan mereka dari balik meja bar. Alexa tersenyum tipis membuang sikap anehnya barusan.
*****
Irene dan Zedd turun dari mobil dan segera masuk kedalam rumah untuk menemui ayah Irene. Eiden yang sedang mempersiapkan diri untuk menjamu tamu di pesta hari ulang tahunnya yang akan di selenggarakan sore ini. Sedang memilah dan memilih baju yang akan ia kenakan, Eiden terkejut mendapati Irene dan Zedd yang tersenyum menantinya dari balik pintu kamar yang terbuka.
"Bonjour! Anak-anak ku." sapa Eiden dengan memeluk erat putrinya beserta Zedd yang telah menantinya cukup lama.
"Selamat ulang tahun, Paman." ucap Zedd dengan memberikan sebuket bunga dan kado istimewa yang telah ia persiapkan.
"Waaah Zedd. Apa ini? Kamu tak perlu repot-repot, harusnya Irene yang kamu berikan kado spesial. Hahaha"gurau Eiden yang tertawa melihat bibir mengerucut pada wajah putrinya.
"Ayah!! Bisa tidak, untuk berhenti berbuat jahil di depan Zedden??" gerutu Irene yang tengah cemberut karena ucapan Eiden.
"Hahahaha.. Maaf, Putriku."Eiden memutar kepalanya untuk mencari sosok orang yang sangat ia kenal, namun ia sedikit bingung karena tak mendapati sosok itu bersama Irene dan Zedden.
"Dimana Alexa?" tiba-tiba Edien menanyakan hal yang membuat Irene dan Zedd panik untuk menjawab pertanyaan nya.
Irene terlihat gelisah dengan pertanyaan ayahnya, sesekali ia menatap wajah Zedd seolah-olah menginginkan bantuan dari kekasihnya untuk menjawab pertanyaan sang Ayah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Latte-Matte Love
RomansaMemiliki impian dan cita-cita merupakan target untuk manusia berkembang. Namun berbeda dengan Alexa seorang pria melankolis, impian dan cita-citanya berasal dari masa lalunya yang kelam. Alexa memiliki impian untuk membuat dirinya takkan pernah putu...