M♥chaccinLove (Part VI)

29 8 0
                                    


"Aku tak mengerti alasan kenapa kamu melakukan itu, tapi aku mulai sedikit memahami perasaanmu kepada Alexa" ungkap Zedd yang telah mendengar semua cerita dari Robert. 

Irene kaget berkeringat mendengar penuturan Zedd, "Ini gak seperti yang kamu pikirkan hun... Aku., Aku..., Aku cuma gak mau Alexa terlalu hanyut terbawa perasaannya, karena wanita itu bahkan sama sekali gak menunjukan respon bahwa dia..-" .

"Cukup Irene, cukup..." dengan menggeleng kuat Zedd mematahkan alasan Irene.

"Aku sadar.. Aku bukan Alexa yang selalu memberikan hal-hal terbaik nya untukmu. Dan aku sadar.. Aku bukan Alexa yang selalu menjadi bagian terbaik dalam hidupmu.." terdengar lirih, Zedd mengungkapkan gelisah dalam hatinya selama ini.

"Zedd.. Kumohon, jangan seperti ini.." Irene benar-benar menyesali perbuatannya yang terlalu protektif kepada Alexa, hingga melukai perasaan Alodia.

"Aku sudah memikirkan ini dari beberapa hari yang lewat, Aku rasa tidak ada salahnya untukku berbicara kepada ayahmu agar membatalkan rencana pernikahan kita" senyum hambar di tujukan Zedd kepada kekasihnya yang benar-benar sedang kacau.


Perlahan air mata membasahi pipi Irene karena rasa penyesalan dalam hatinya. Ia benar-benar menyadari bahwa apa yang terjadi barusan adalah tindakan yang konyol tak beralasan. Irene benar-benar sadar, bahwa semua orang telah mengetahui hubungannya dengan Zedden. Hanya karena kehadiran wanita itu mengubah Alexa, Irene yang semula seperti sebuah mainan usang tergantikan oleh mainan baru.


*Krinting.. Krinting..


Mata mereka semua tertuju pada dentingan dari bel pintu yang terbuka, kehadiran Alodia dengan senyuman yang amat ceria membuat suasana hening disana sirna seketika. 

"Hi, Irine..." Alodia tersenyum lebar menyapa Irene yang tengah murung.

Seketika rasa kebingungan menghampiri Irene karena ekspresi yang terpancar dari Alodia, ia pun mencoba membalas senyuman Alodia walau dengan sedikit memaksa.

"Apa yang terjadi..?" tanpa keraguan Zedd langsung menanyakannya.

"Gak ada apa-apa kok. Irene kenapa menangis?" Alodia membalikkan pertanyaan Zedd lewat keadaan Irene yang sedang terisak.

"Itu.. Gak apa-apa kok" jawab Irene menyeka air matanya.


*Krinting.. Krinting.. Alexa datang menyusul kehadiran Alodia.


Sejenak Alexa berhenti melihat keadaan Irene dan Zedd yang sedang berdiam diri di dekat meja bar. Namun, Alexa dapat memastikan keadaan mereka juga kacau selepas ia meninggalkan Irene dan Zedd di gerai. Alexa memilih untuk tak bertanya apapun, dan mulai melangkah menuju Coffee bar.


Irene mencoba berbisik kepada Violent dengan pelan berkata, "Vio, jangan cerita apapun kepada Alexa. Mengerti?" ucapnya. Violent menyanggupi permintaan kakak nya dengan mengangguk pelan.


Alexa masuk kedalam bar dan mulai menuang kopi dari mesin espresso ke dalam beberapa gelas. Ia membuat enam gelas Green Tea Latte untuk mereka semua, Alexa berharap kehangatan dari daun teh dapat meredam suasana yang terjadi pada hari ini.

"Green tea latte untuk kita, aku harap kita bisa melupakan seluruh masalah yang kita alami hari ini" ucap Alexa tersenyum.

Mereka mengangguk dan membalas senyum Alexa yang sudah berusaha keras untuk membuat suasana saat itu mencair. 

Latte-Matte LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang