Amemoricano (Part I)

12 4 0
                                    


        Alodia dan Grey berjalan menyusuri pintu masuk Amsterdam Surf Coffee Shop. Banyak bangku kosong disana, karena memang terlalu dini untuk pecinta kafein memenuhi bangku pengunjung coffee shop ternama saat ini. Mereka berdua akhirnya memutuskan untuk duduk di tempat yang cukup dekat dengan coffee bar disana.

       Alodia menjatuhkan tubuhnya di sofa, seolah ia berharap dengan menjatuhkan tubuhnya sedikit beban yang di emban ikut luntur saat tubuhnya menyentuh sofa itu. Grey langsung memanggil waitress tak mau membuang-buang waktunya yang berharga. Melihat sikap Grey yang tergesa-gesa Alodia semakin ragu untuk mengutarakan apa yang ingin ia bicarakan.


"Saya pesan Espresso double-shot." ucap Grey tak menghiraukan menu yang disodorkan oleh sang waitress.

"Aku pesan Caffe Latte." begitu juga Alodia yang langsung memilih menu untuknya.


Waitress itu segera meninggalkan Alodia dan Grey disana, dan menghampiri barista untuk menyampaikan pesanan pelanggan.


"Tuan Norman, ini pesanan meja dua-puluh-satu." ucap waitress itu dan menunggu Norman menyelesaikan pekerjaannya.


       Norman pun beranjak dari duduknya, ia bangkit dan mengambil secarik kertas bertuliskan menu untuk dua orang. Ia mengambil peralatan steam untuk membuat Caffe Latte salah satu pesanan pengunjung mereka.

       Dari balik kaca Norman kaget melihat sosok yang baru saja ia bicarakan dengan Alexa. Wanita yang tak asing di mata Norman apabila teringat dengan salah satu barista yang kerap sekali berbagi hal baru dengannya.


"Dia tidak bertemu dengan Alexa di pintu masuk?? . Alexa baru saja keluar bukan?" gumamnya.

*****



"Kak Lexa yakin akan ke Rotterdam?"


Sudah kesekian kalinya Miori mengulang pertanyaan yang ia lontarkan kepada Alexa. Dan berulang kali pula Alexa menanggapinya dengan anggukan kepala tanpa keraguan.

"Lalu bagaimana nanti jika aku ingin liburan lagi disini?" tanya Miori dengan raut wajah seperti seekor kucing yang di tinggalkan majikan.


"Kau hanya perlu menghubungi Jessica bukan?" jawab Alexa datar.


Miori tak dapat mengatakan apapun. Ia hanya terdiam mendengar jawaban Alexa yang begitu datar. Ia benar-benar khawatir dengan keadaan kakak sepupunya itu, namun di sisi lain ia tak dapat berbuat banyak hal.


"Tak perlu mengkhawatirkan aku, aku baik-baik saja." ucap Alexa mengetahui dengan pasti raut wajah Miori yang sangat mengkhawatirkan dirinya.

Miori membalasnya dengan senyuman manis lalu menarik telinga kakak sepupunya, ia pun menjinjit mendekati telinga Alexa yang memiliki tubuh lebih tinggi darinya.


"Kapan-kapan kak Lexa yang main ke Kyoto.." bisik Miori.

"Kalau begitu sampai jumpaaaa! Daaaah!" teriak Miori meninggalkan Alexa yang sengaja menemaninya ke bandara.

Latte-Matte LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang