"Alodia Lorelei.." ucapnya mengajak berjabat tangan.
Alexa meraih tangan halus nan lembut milik gadis yang berupa seperti seorang malaikat dengan mata biru yang mengkilap.
"Wah namanya seindah orangnya ya. . ." ungkap Zedd mencoba menjahili Irene yang dari tadi memasang wajah cemberut.
Irene mendengus dan berkata, "Kamu juga suka sama dia?"
"Eh aku? enggak. . enggak. . hahaha." jawab Zedd dengan nada tawa yang meledek.
Alexa berjalan menuju Coffee bar dan mulai membuatkan Iced-Caramel Macchiato untuk wanita yang bernama Alodia disana. Mungkin kali ini Alexa tidak akan menambahkan kalimat 'special' kedalam nama menu tersebut, karena bisa saja Irene akan merengek lagi seperti sebelumnya dan itu akan kembali merepotkan nya.
Ia sadar Irene memperhatikan nya yang sedang membuatkan menu untuk Alodia.
"Hmm? Apa ada yang salah?" tanya Alexa.
"Alodia ya? Minta nomor teleponnya kalo emang kamu suka!" ucap Irene dari balik meja Coffee bar.
"Eh? Aku gak berpikir untuk sejauh itu, lagian akan terlihat aneh wanita secantik dia bisa suka sama aku." tutur Alexa menilai dirinya yang memiliki wajah pas-pasan.
"Sepertinya kamu salah soal itu Alexa. Baru mulai saja, kamu sudah pesimis." sambung Zedden.
"Aku setuju sama kak Zedd, sepertinya wanita itu juga menyukai kak Lexa kok." gagas Mia yang ikut memberikan semangat kepada Alexa.
Alexa menatap wajah mereka semua, yang sedang memusatkan pandangan mereka pada dirinya. Ia merasa yakin bahwa wanita yang bernama Alodia itu memang gadis yang baik, namun belum tentu sikap baik pelanggan nya dapat di salah artikan menjadi rasa suka pada dirinya.
"Sekalipun dia memang ada perasaan suka kepadaku, belum tentu juga 'kan dia tak punya kekasih?" gumam Alexa seraya menuangkan batu es pada Caramel Macchiato yang ia buat."Apapun yang kalian harapkan dari aku, aku pastikan itu gak akan terjadi hari ini meskipun kalian memaksa." ucap Alexa menolak kehendak mereka, yang menyuruh Alexa untuk mendekati wanita itu.
Dengan mendengus dan mengibaskan rambutnya kebelakang, Irene berkata "Tak pernah putus harapan ya? Terdengar seperti bukan barista ku. ."
Sesaat Alexa yang mencoba mengantarkan Iced-Caramel Macchiato menghentikan langkahnya, Ia membuang wajahnya dari lirikan tajam pada mata Irene. Perlahan Alexa mengambil nafas panjang dan mulai melangkah.
"Ini dia, Iced-Caramel Macchiato. Selamat menikmati..." ucap Alexa memberikan senyuman setelah meletakkan segelas kopi yang telah ia buat di atas meja Alodia.
"Thanks! kelihatan Yummy banget ya!!?" ucap Alodia dengan girang.
"Apa iya aku harus minta no teleponnya? Aku rasa bakalan terlihat aneh jika aku minta no teleponnya..." gumam Alexa bimbang.
Alexa menganggap adalah hal yang tidak sopan jika meminta nomor telepon pribadi pelanggan nya, Tapi ia juga sering melihat Irene di rayu beberapa pelanggan mereka sewaktu menjadi waitress.
"Hmmmmph!! Enaaaaaak!!" seru Alodia yang kembali menyeruput Macchiato-nya.
Dengan ragu - ragu Alexa memberanikan dirinya dan berkata, "Emm.. itu, kalau anda tidak keberatan.. saya..."
"Alodia! namaku Alodia, bukan anda!" serunya tersenyum manis dengan nada yang bersemangat. Karena rasa karamel yang kental, sedang bergejolak pada lidahnya.
"Maaf ! saya rasa akan sangat lancang, jika saya memanggil anda dengan seperti itu." ucap Alexa menundukkan badan nya.
Alodia menggelengkan kepalanya dengan kuat, karena ia merasa tak keberatan sedikitpun dengan itu.
"Ayolah Alexa, kamu bisa! kamu harus berani! . Ah sepertinya tidak untuk sekarang! . Tapi bagaimana jika nanti dia tidak kembali lagi kemari? . Tentu saja dia pasti akan kembali! dia terlihat menyukai Macchiato! Ya! dia pasti akan kembali!! . Tapi tak selamanya semua orang minum kopi setiap hari!!" Alexa bergumam tak henti-henti, karena keraguan dalam dirinya. Sampai ia tak menyadari bahwa Alodia sedang memperhatikan nya berdiri mematung disana.
"Alexa mau cobain Macchiato juga?" ucap Alodia menyodorkan gelas miliknya ke wajah Alexa yang termangu.
Alexa benar-benar kaget hingga menjatuhkan nampan yang ia bawa, tak di sadari Alexa bahwa dirinya sedang melamun tepat di depan Alodia.
"Ehhhh!! tidak tidak.. hahaha saya setiap hari minum segelas kopi, jadi saya rasa tidak perlu banyak kadar kafein dalam tubuh saya. Hahahaha." ucap Alexa berdalih, dan menundukkan tubuhnya untuk meraih nampan yang terjatuh.
Alexa pun bangkit dan beranjak menuju Coffee bar, dalam langkahnya yang semakin lama semakin mendekati Irene yang duduk disana, Ia mencoba melirik wajah Irene.
"Pecundang!" ucap Irene tanpa menatap wajah Alexa.
Entah mengapa kalimat Irene menusuk tajam ke dalam hati Alexa, ia merasa seperti sedang di hujani pukulan petinju kelas berat. Alexa melemaskan tubuhnya, ia duduk di lantai Coffee bar dengan bersandar dan bersembunyi dari pengelihatan mereka semua.
Zedden berdecak dan berkata "Benar-benar menyedihkan..." .
"Bill!" seru Alodia mengangkat tangannya.
Mereka semua spontan melihat kebelakang, memastikan dari arah mana suara itu berasal.
"Siaaap Nona, sebentar ya." ucap Mia seraya mengambil bill holder dan membawanya menuju Alodia.
"Tuh.. tuh sudah mau pergi tuh dianya." ucap Zedden cekikikan melihat Alexa yang berpasrah diri pada dinding Coffee bar.
"Diaam!" umpat Alexa amat kesal di ledek Zedd.
"Alexaaaa!" teriak Alodia.
Alexa kaget namanya di panggil oleh Alodia, ia pun bangkit dari rasa keterpurukannya yang telah gagal untuk meminta nomor telepon wanita tersebut.
"Iyaa? Hmm sudah mau pulang ya?" ucap Alexa dengan menutupi wajah pecundangnya dengan senyuman yang ia paksakan.
Alodia mengangguk dan melanjutkan alasan mengapa ia memanggil Alexa, "Ajarin aku lebih banyak lagi soal kopi ya!" serunya.
"Daaaaaah~"
*Krinting.. Krinting...
Alodia telah pergi meninggalkan Latte-Matte dan Alexa masih saja tetap murung karena kegagalannya. Mia berjalan menghampiri meja Coffee bar dengan senyuman berseri-seri, sesaat Irene heran mengapa karyawan nya begitu senang.
"Kenapa dia?" tanya Irene heran.
"Mungkin dapat uang tip?" jawab Zedd datar.
"Kamu kenapa Mia?" spontan Robert menanyakan nya.
"Kalian pasti gak percaya!!! TARAAAA!!!" ucap Mia membuka bill holder yang ia genggam.
For Alexa +31 112611621 Teach me bout Coffee more and more!!
Cause I'm Your Highness!! remember!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Latte-Matte Love
RomanceMemiliki impian dan cita-cita merupakan target untuk manusia berkembang. Namun berbeda dengan Alexa seorang pria melankolis, impian dan cita-citanya berasal dari masa lalunya yang kelam. Alexa memiliki impian untuk membuat dirinya takkan pernah putu...