Latte-Mate Love(Part II)

71 13 8
                                    


"Kamu kemarin nggak buatin aku kopi!! sekarang aku minta jatah aku!" bentak Irene memanyunkan bibirnya.
"Haha.. Iya iya. Tenang dong, ini juga lagi di buatin. Mau apa? Americano?" Alexa tak bisa menolak permintaan Irene, karena kemarin ia melarikan diri saat Irene meminta kopi yang ia janjikan.
"Iced Latteeeeee!!" seru Irene dengan ciri khas kekanak-kanakannya.


Alexa segera bangkit dan mengerjakan permintaan sahabatnya itu.


"Pake Whipped Creaaaaaam!!" masih dengan nada yang sama Irene berteriak kepada Alexa yang jelas-jelas berada di hadapannya.
"Iya.. Iya.. bawel." ucap Alexa.

"Oh iya, kemarin jadi beli kadonya?" sambung Alexa basa-basi.

Irene hanya mengangguk membalas pertanyaan Alexa.
"Padahal aku mau ngasih kado juga ke Violent" ucap Alexa yang sedang menuangkan air dari Tamper.

"Gak usah, nanti dia jadi besar kepala. Terus nganggap kalo kamu itu suka sama dia." jawab Irene ketus.

"J.. Jangan bercanda.. ada-ada aja kamu nih" Alexa menaikkan sebelah alisnya menanggapi ucapan Irene yang menurutnya aneh.

"Oh iya.. dari pada deketin Violent, kenapa gak deketin Mia aja?" kata Irene sembari mengunyah kentang goreng yang ia bawa dari rumah.

*Krantankkk!! Alexa menjatuhkan wadah pipet yang ia ambil

"Eh kenapa? biasa aja dong.. Mia kan juga cewek." ledek Irene karena reaksi Alexa yang begitu terkejut.

"Apaan sih, jangan suka bercanda jadi orang!" umpat Alexa menjewer telinga Irene.
"Aaaw! sakit Lexa!" rintih Irene yang kemudian membalas Alexa dengan sebuah tarikkan di hidungnya.


"Wah.. selingkuh yaa." tiba-tiba Zedd hadir disana dan duduk di sebelah Irene di kursi bar.

"Zedd, pacarmu ini suka ngelantur kalo ngomong." ucap Alexa.
"Hmm? Kenapa sama dia?" tanya Zedd.

"Kamu tuh yang aneh, masa sampe sekarang belum pernah pacaran sekalipun! gimana mau pacaran, deketin aja gak mau!" oceh Irene kesal.

*Sluuuurp...! Alexa menghabiskan Iced-Latte yang ia buat barusan.

"Lexaaaa!! Alexaaaaaa!!! Arrrrrgghhh" Irene meringis melihat Alexa yang meminum Iced-Latte pesanannya di habiskan Alexa dalam sekali serut. 

"Hahahahaha.." Zedd memegangi Irene yang meronta ingin merampas gelas Iced-Latte miliknya dari tangan Alexa.

"Huaaaah! Seger yaaaaaaa!" ejek Alexa menjahili sahabatnya.


          Alexa memang pria yang kurang percaya diri dalam urusan perasaan, bukan karena ia takut ditolak atau enggan untuk mendekati seorang wanita. Hanya saja setiap wanita yang baru saja berkenalan dengan Alexa dalam beberapa hari atau minggu, akan langsung hilang tak meninggalkan jejak. Bukan karena aroma tubuh Alexa mengeluarkan bebauan tak sedap, ataupun karena kecanggungannya, namun karena Alexa adalah orang yang membosankan.


          Tak sedikit wanita yang di dekati oleh Alexa, beberapa diantara mereka menganggap bahwa Alexa adalah orang yang konyol dengan impian dan cita-citanya. Alexa memiliki impian dimana harapan akan selalu ada untuk setiap makhluk hidup, begitu pula dengan cita-citanya. Alexa percaya bahwa semua orang terlahir dengan memperjuangkan kehidupan yang lebih baik untuk orang-orang terpenting bagi mereka. Terlalu konyol untuk membicarakan masa depan dengan sang barista, itulah mengapa banyak wanita yang menganggap bahwa dirinya terlalu naif.


           Kejadian setahun silam dimana Alexa mengundurkan diri dari pekerjaannya juga hasil dari ideologi yang ia ciptakan. Hampir seluruh teman kantor Alexa tak menyukainya, karena semua orang menilai dirinya hanya mengincar jabatan. Intimidasi dan tekanan pun sering ia alami seiring berjalannya waktu, karena pemikirannya yang di anggap semua orang 'dangkal' dan tak beralasan. 


            Sejak saat itu, Alexa lebih memilih tidak untuk mendekati wanita. Karena ia tak pernah putus asa dan selama harapan yang ia bangun masih ada, Alexa akan tetap percaya.

*Krintink.. Krintink... seorang pelanggan memasuki gerai dimana Alexa bekerja.

Deg..!

Deg...!

Deg.....!

Jantung Alexa terus berdegup semakin kencang melihat sosok wanita yang berdiri di ambang pintu, ia perhatikan wanita berkacamata dan rambut hitam kilat dengan panjang sepinggang yang terurai, serta mata biru yang benar-benar mengkilap seolah-olah ia dapat bercermin di kedua mata wanita itu. . .

Latte-Matte LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang