M♥chaccinLOVE (Part III)

37 10 4
                                    


"Nah setelah ini, baru kita tuangkan bubuk kopi ke mesin Espresso pada Coffe bar." ucap Alexa.

"Lalu baru jadi Kopi!!??" Alodia terus mengulangi pertanyaan yang sama semenjak memasuki Roast Room bersama Alexa.

"Hahahaha, dasar. . Kamu ini kelihatan nya benar-benar tidak sabar ya..?" ucap Alexa tersenyum melihat Alodia yang begitu menggemaskan.

***

"Aku yang tuang air nyaaaaaa!!" ucap Alodia meminta Alexa agar mengizinkan nya

"Hei! Hei! Ini panas, hati-hati! Haaaah.. dasar kamu ini!" Alexa tak kuasa membuat wanita itu terus penasaran.

"Aku yang aduk!! Aku!! Aku!!"

"Iyaa! Iyaa... Ini.." 

***


Zedd ikut merasa senang melihat sahabatnya bersama dengan seorang wanita yang di kagumi Alexa dari balik meja Coffee bar. Sesekali ia mengedipkan mata kepada Alexa, namun Alexa berpura-pura tak melihatnya. 


"Kamu sudah bisa menerima wanita itu dengan Alexa?" tanya Zedd tiba-tiba kepada Irene yang sedang mengunyah kentang gorengnya.

"Gak usah bercanda! Bukannya kemarin hunny yang bilang kita harus dukung dia?" jawab Irene datar.

"Kalau begitu, itu artinya kamu gak punya perasaan apapun pada Alexa?" tanya Zedden sekali lagi.

"Berhenti menanyakan pertanyaan - pertanyaan konyol hun!" seru Irene mulai kesal.

"Hahahaha aku bercanda.." tutur Zedd tersenyum seraya mencubit pipi Irene.



"Biar aku yang mengantar ke meja pelanggan yaa!" Alodia memohon kepada Alexa.

"Tidaak, Tidak perlu kan ada Mia.." ucap Alexa menolak.

"Sudah, biarkan saja dia mengantarnya." kata Irene dari balik bar.

"Bu..bukan itu masalahnya.." Alexa menundukkan kepalanya. 

Alexa hanya tak mau Alodia mengantarkan pesanan kopi itu kepada sekumpulan pria disana. Ia tak ingin Alodia di rayu oleh para pria disana.


"Hmm? Kenapa?" tanya Alodia memiringkan kepalanya.

"Bukan apa-apa, ya sudah ini.." Alexa memberi nampan tersebut kepada Alodia.


Alodia membawa pesanan kepada para pria disana, ia meletakkan seceret kopi beserta beberapa gelas pada meja mereka. 

"Wah, kamu pelayan baru ya?" tanya salah seorang pria.

"Eh? mm itu.." Alodia berusaha menjelaskan.

"Manis banget! boleh minta nomor teleponnya?" ucap salah seorang dari mereka.

"Mmm.. maaf tapi..-"

"Ayolah, cuma buat teman chat-an saja kok.. mau ya? ya?" mereka terus membujuk Alodia.

"Maaf!! Dia bukan pelayan baru kami tuan!" ucap Alexa menegur keras dan menarik tangan Alodia menuju ke belakang tubuhnya.


Alodia kaget tangannya di tarik paksa oleh Alexa, namun ia merasa terselamatkan.


"Eh? jadi kenapa dia yang mengantarkan pesanan?" ucap mereka.

"Kalau itu.." Alexa tak memikirkan terlalu jauh tindakannya yang tak sopan membentak pelanggan mereka.

"Apa jangan-jangan kamu suka sama dia? wah wah? kamu ini tidak professional ya? padahal saya pikir kamu barista terbaik di Rivierenbuurt ini. Tapi ternyata menjalin hubungan dengan sesama pegawai, benar-benar tidak pantas!" ucap mereka mengkritik.


"Saya PACAR ALEXA!!" seru Alodia kesal dari balik punggung Alexa.

Semua orang yang berada di gerai terkejut mendengar suara Alodia yang begitu kuat, terlebih lagi Alexa, Irene dan Zedd.

"HUH?" mereka terlihat bingung.

"Saya kemari hanya ingin membantu Alexa, karena belakangan ini dia kurang istirahat karena bekerja sendirian!!" dengan tegas Alodia mengucapkannya.

"Memangnya kenapa kalau saya membantu pacar saya bekerja? Apa itu sesuatu yang salah? Saya rasa itu adalah hal yang lumrah!" kembali Alodia membeberkan alasannya.


Alodia menarik lengan Alexa untuk pergi meninggalkan mereka disana, 

"Pacar ya..? Heh, cepat juga hehe." ucap Zedd pada Irene.

Irene hanya menanggapinya dengan membuang wajahnya ke arah jendela.

Alodia menggandeng tangan Alexa melewati Irene dan Zedd yang duduk di bar, dan masuk menuju Coffee bar tempat barista berada. Setelah masuk ke dalam Coffee bar, Alodia melepaskan genggaman tangan nya dari Alexa dan memegang kedua pipinya.


"Arrrgh!! Maaf maaf maaf maaf maaf!" berkali-kali Alodia mengucapkannya karena ia merasa malu telah bertindak semaunya.

Mereka semua hanya termangu melihat Alodia tersipu malu menutupi wajahnya yang tengah memerah. Alexa meletakkan tangan nya di atas kepala Alodia dan perlahan mengusap lembut kepalanya.


"Maaf ya, telah membuat Alodia kerepotan membantu aku mempersiapkan kopi, membuatkan pesanan, bahkan harus sampai mengantarkannya. Dan sekarang, kamu harus kerepotan untuk memberikan alasan kepada mereka..." ucap Alexa tersenyum.


Alodia tersentak kaget mendengar ucapan Alexa. Bukan hanya Alodia, namun Irene pun kaget mendengar ucapan serta tangan Alexa yang mengusap lembut kepala Alodia.

"Harusnya.. harusnya aku yang minta maaf." ucap Alodia.

"No,,no.. kamu kan disini tidak di gaji, hahaha!' Alexa berusaha memecah rasa malu dalam hati Alodia.

Senyum tipis terulas di bibir Alodia, dan perlahan ia mengangkat kepalanya menatap Alexa.

"Mau aku buatkan Fruit Ice Coffee?" tanya Alexa.

"Eh? Anu.." Alodia terlihat bingung mendengar kata 'buah' dalam nama kopi.

Alexa mengangguk "Hmm Hmm kopi es dengan buah.." .

"Me.. Memangnya.. bi-sa?" tanya Alodia masih bingung.

"Tentu saja.." sambut Alexa.

"Aku mau satu!!" seru Irene menyela suasana mereka, Ia membenci kenyataan bahwa Alexa terlihat amat tulus kepada Alodia.

"Hahaha baik.. baik.. Alodia bagaimana?" tanya Alexa.

Alodia menganggukkan kepalanya cepat dan berkata, "Hmmp! Aku mau!" serunya.



"Alexa... apa benar kamu mencintai gadis ini? Apa.. apa aku sudah tergantikan di hatimu..?" Gumam Irene dalam hatinya.

Latte-Matte LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang