Milky, Tasty, Lovely (Part II)

23 8 0
                                    


Seminggu Berlalu  . . .


          Sudah beberapa hari ini Alodia pulang lebih awal. Tak heran apabila Alexa menanggapi hal tersebut adalah yang wajar, mengingat Alodia bukanlah karyawan di gerai sahabatnya. Namun tidak dengan Irene, ia beranggapan ada sesuatu yang aneh terjadi semenjak kehadiran dua sahabat Alodia di gerai miliknya.


          Irene benar-benar mengingat kejadian seminggu yang lewat, dimana gerai nya kehadiran tamu yang merupakan sahabat Alodia. Selang beberapa saat setelah pembicaraan mereka di meja favorit Alodia, mereka memutuskan untuk pergi meninggalkan gerai karena urusan mendadak. Sejenak Irene memikirkan apa yang mereka bicarakan saat itu, namun belum mendapatkan jawabannya. Ia harus menggigit jari karena Alodia ikut bersama kedua sahabatnya, karena urusan penting sebagai alasan Alodia meninggalkan mereka yang hendak merayakan pesta kecil-kecilan atas hari pernikahan nya dengan Zedden.


"Kalian masih sering telpon?" tanya Irene membuka pembicaraan pagi itu bersama Alexa,

"Tak sesering mungkin, Tapi beberapa kali." jawab Alexa datar dengan menyalakan pemanas dan meletakkan temper di atasnya.

"Belakangan ini dia sering pulang lebih awal, dan sudah beberapa hari ini dia tak datang. Dasar! Kemana dia itu? Harusnya kalau minta di gaji tinggal bilang bukan?" gerutu Irene mencoba membaca perasaan Alexa.

"Aku rasa dia pasti sibuk. Harusnya kita menduga bahwa dia juga punya pekerjaan bukan?" ucap Alexa dengan tenang berpendapat.

Dengan menopang kepala nya lewat kedua lengan yang berdiri di atas meja, Irene berbicara, "Aku rasa dua sahabatnya yang kemarin berada disini, ada hubungannya dengan itu." ucap Irene yang membuat Alexa sekilas mengarahkan pandangannya pada Irene.



*Krinting.. Krinting.. Alodia memasuki Latte-Matte.

"Nah itu dia. Kenapa tidak tanya saja secara langsung?" kembali Alexa mengutarakan pendapatnya yang amat dingin.

"Hei Alodia! Kemana saja tidak masuk?" sapa Irene melambaikan tangannya dan memutar kursi meja bar, untuk melihat kedatangan Alodia.

"Iya. Maaf! Belakangan ini kedua orang tuaku memintaku untuk menerima tawaran pemotretan." jawab Alodia menghampiri Irene.

Kalimat yang baru saja di katakan Alodia membuat Alexa dan Irene terkejut. Mereka tak menyangka ternyata Alodia merupakan seorang model.

"Oh ya? Kamu seorang model?" tanya Irene tak percaya dan mencoba memastikannya.

Alodia mengangguk menanggapi pertanyaan Irene. Ia menatap Alexa dari balik meja bar yang memperhatikannya dengan wajah terkejut atas ucapannya.

Alodia tersenyum tipis dan berkata, "Kenapa? Aku rasa tak perlu sekaget itu!" ucapnya.

Alexa yang semula ingin berbicara menanggapi ucapan Alodia, terpaksa harus menahan diri karena Irene yang memotong ucapannya, "Tak heran kalau kamu menjadi model, Parasmu yang cantik dan anggun memang cocok sih!" ucap Irene.


Alexa menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskan nya ditemani dengan sebuah senyuman yang ia tujukan kepada Alodia. 

"Oh iya! Bagaimana kalau hari ini kita tutup pukul sebelas? Aku rasa takkan masalah, Lagi pula kalian pasti ingin berkencan 'kan?" kata Irene tiba-tiba menawarkan.

Latte-Matte LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang