Espresso Heart (Part II)

50 12 6
                                    


"Prrrrrffftt!!" wanita itu menyemburkan kopi yang baru saja menyentuh lidahnya.


Alexa panik tak menyangka Espresso yang ia pikir akan memberikan cita rasa khas tak terlupakan pada sentuhan pertama, malah membuat wanita di hadapan nya memuntahkan kembali kopi yang telah ia minum.


"EH!! eh ini.. apa rasanya tidak enak?" ucap Alexa panik.

Dengan wajah meringis dan mata yang di sipitkan, wanita itu mulai berbicara,

"Pahiit... wleek!" ucapnya.
"Eh??"


Benar-benar konyol!! benar-benar amat konyol! Alexa tak menyadari bahwa wanita yang ada dihadapan nya ini adalah seorang newbie dalam dunia kopi. Alexa terlampau mengagumi wajah cantik dari wanita itu, hingga ia melupakan bahwa Espresso adalah minuman untuk pelanggan dengan tingkat 'Coffee Eunthisiasm' . 


Tak heran bukan, apabila wanita itu mengatakan bahwa Espresso-nya amat pahit. Kali ini Alexa benar-benar menyadari bahwa dirinya tak pantas di panggil 'Best Rivierenbuurt Barista' . Ia merasa telah gagal dengan julukan itu, karena aksi konyol nya yang menyajikan Espresso untuk seorang Newbie dalam hal kopi.


"Ah.. Ehmm, itu.. Saya minta maaf, saya lupa anda pemula dalam kopi. Harusnya saya tidak memberikan anda Espresso." ucap Alexa menyesali kekonyolan nya.


Wanita itu menggeleng dengan meng-elap bibir merahnya dengan selembar tisu di atas meja.
"Gak papa, aku masuk tadi juga kebetulan. Karena tiba-tiba pengen masuk aja.. ya sudah ini uangnya. Aku pamit dulu.." perjelas wanita itu atas kehadirannya yang tiba-tiba saja ingin masuk kedalam Latte-Matte Coffee Shop.


Wanita itu pun bangkit dan tersenyum lebih manis dari sebelumnya seraya berkata,
"Terima kasih. Misalnya aku bukan seorang newbie, mungkin aku bakal bilang benar-benar nikmat!" ucapnya.


Alexa diam tak dapat berkata apa-apa, baru kali ini ia melakukan sebuah kesalahan selama setahun menjabat jadi seorang barista. Terlebih lagi, kesalahan nya tersebut di tanggapi manis oleh seorang pelanggan yang ia kecewakan.


"Tu..tunggu!!" seru Alexa tak ingin mengecewakan pelanggan nya.
Wanita itu berbalik dengan wajah bingung.
"Ehmm? Ada apa?" tanyanya.

"Tolong ambil kembali uang anda. Dan biarkan saya membalas rasa penyesalan saya, dengan secangkir kopi baru untuk anda." pinta Alexa kepada wanita tersebut.

"Eh..? itu.. gak perlu kok" tolak wanita itu dengan gelengan dan lambaian pada kedua tangan nya.
"Tolonglah!" Alexa menundukkan badannya sebagai tanda permintaan maaf.
Sungkan untuk menolak, wanita itu pun menganggukkan kepalanya pertanda setuju.


Kali ini Alexa meyakinkan kekonyolan nya takkan terulang kembali. Dengan memutar musik 'Rivers Flow in You' pada turntable, ia memulai aksinya sebagai seorang professional barista. Dentingan demi dentingan piano pada musik tersebut membuat Alexa percaya diri bahwa kopi buatan nya kali ini takkan mengecewakan wanita tersebut.


*Kretek! Alexa meletakkan secangkir Latte di meja tempat wanita itu duduk.

"Maaf membuatmu menunggu lama. This, what you've reserved. Your highness." Alexa mengulangi kembali satu-satunya sambutan yang ia berikan kepada pelanggan itu.


Wanita itu mulai mengangkat secangkir kopi yang di suguhkan oleh Alexa, perlahan mulut cangkir kopi itu ia tempelkan ke bibirnya, dan ia pun mulai menyesap kopi tersebut. . .


Alexa melihat wanita itu, wanita itu membuka lebar-lebar matanya saat menyesap kopi yang di suguhkan Alexa, bukan hanya reaksi mata yang terbuka lebar pada wanita itu. Namun, wanita itu juga menghela nafas dalam-dalam sesaat setelah meletakkan cangkir kopi yang ia genggam. Alexa gugup memikirkan pendapat apa yang akan di ucapkan oleh wanita tersebut.


"Enaaaaaaak...!!" ucap wanita itu dengan senyuman sumringah membuat debaran jantung Alexa berdebar kencang tak menentu.


Alexa tak tau harus memberikan reaksi bagaimana, ia hanya mengelus leher belakangnya karena tersipu malu. Meskipun ini bukan kali pertama ia mendapatkan pujian, namun tetap saja pujian dari wanita itu sangat berarti baginya. . .

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Latte-Matte LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang