"Hmmmm.. Hmmmm... Hmmmm" Alexa bersenandung gembira pagi ini seraya membersihkan peralatan barista nya.
Irene yang duduk di coffee bar tentu saja meyakini ada sesuatu yang aneh terjadi pada sahabatnya itu, Irene pun kehabisan rasa sabar yang ia tahan sedari tadi dan mulai meng-investigasi temannya tersebut, tentang apa yang terjadi setelah ia pulang bersama Zedd.
"Ceritaa!!" seru Irene dengan gumpalan di kedua pipinya.
"Heh?" Alexa heran mendengar seruan Irene yang di iringi Robert juga Mia disana.
"Apa yang terjadi setelah aku dan Zedd pulang?" sambung Mia.
"Eh? itu.. bukan apa-apa kok. Hmm hmm hmm" jawab Alexa dengan datar dan kembali bersenandung.
*Bruuugh!! Irene melemparkan kotak tisu ke kepala sahabatnya yang amat cuek menanggapi pertanyaan nya.
"Ya ampuun! kamu itu gak tau sakit ya, kasar banget jadi cewek!" gerutu Alexa memungut kotak tisu yang dilemparkan Irene.
"Makanya cerita!!" bentak Irene dengan nada keras."Hahaha, iya iya.. Kemariin.. Aku sebelumnya salah memberikan dia Espresso. Padahal dia telah mengatakan sebelumnya, bahwa dia itu newbie." ucap Alexa membuka cerita.
"Terus??" Irene penasaran dengan kelanjutan cerita Alexa.
"Yaa aku minta maaf, dan akhirnya.. memutuskan untuk gak nerima uangnya. Lalu, aku buatkan special Latte sebagai permintaan maaf padanya." Alexa menuntaskan ceritanya.
"Haaah? special Latte?" tanya Irene penasaran.
"Hmm hmm" jawab Alexa mengangguk kan kepalanya.
"Aku gak pernah dengar kita punya menu itu!" seru Irene memonyongkan bibirnya.
"Iya.. ituu.. bukan nya setiap barista punya kemampuan khusus di setiap menu yang ia buat?" jawab Alexa menggaruk dagunya dengan telunjuk tangan kanan nya.
Irene merasa cemburu dengan pelanggan wanita yang mendapatkan perlakuan khusus dari Alexa, ia pun bangkit dengan meng-hentakkan kedua tangannya di atas meja bar dan berkata.
"Aku mau special Latte!!" serunya dengan nada memerintah.
"Naahaaa" tolak Alexa tersenyum dengan memainkan jari telunjuk nya isyarat menolak.
"Huuuuummmpppphh!!" semakin merah gumpalan pada pipi Irene.
*Krinting Krinting
Zedden datang di waktu yang tepat, saat pertikaian panas antara kedua sahabatnya di coffee bar. Ia pun langsung menuju coffee bar dan duduk untuk bergabung dengan kedua sahabatnya disana. Zedden memperhatikan wajah menggemaskan Irene yang menatap tajam Alexa, sedangkan Alexa tetap saja tak peduli dengan itu dan memilih untuk membelakangi Irene.
"Heh, Heh, Ada apa ini?" tanya Zedd atas ekspresi kekasihnya itu.
Dengan cuek Alexa mengangkat kedua bahunya.
"Dia!!!! Dia hun!!!" Irene memalingkan wajahnya dari punggung Alexa dan memandang Zedd di sebelahnya.
Spontan saja Zedd memasang ekspresi pura-pura takut di wajahnya melihat ekspresi Irene yang menurutnya sangat lucu.
"Iyaa.. dia kenapa?" tanya Zedd mencari tau apa yang terjadi pada Irene dan Alexa.
"Dia ngebuatin special Latte buat si 'aneh' yang kemarin itu." rengek Irene kesal karena Alexa yang enggan membuatkan nya menu yang sama dengan wanita kemarin.Zedd yang mendengar penjelasan Irene atas ekspresi nya tertawa terbahak-bahak.
"Hahahahahaahahaha!"
"Hih! kamu ini kenapa!!" Irene mengoceh sembari memukuli tubuh kekasihnya dengan kemoceng disana.
"Heh, Heh, stooop! sakit tau hun" rintih Zedd.
"Aku gak mau tau! pokoknya aku mau special Latte!!! special Latteeeeee!!!!" teriak Irene merengek ingin di buatkan special Latte juga oleh Alexa."Gak!!" tetap saja Alexa menolaknya.
"AAAAaaargghhh" Irene merengek layaknya seorang anak kecil.Semakin kuat tawa Zedd melihat prilaku kekasihnya yang merasa cemburu dengan wanita itu, Zedd benar-benar paham tingkah laku kekasihnya itu.
Zedd tak heran apabila Irene bertingkah seperti itu, Irene memang sangat dekat dengan Alexa. Sejak kecil mereka bersama, Alexa selalu memperlakukan Irene seperti layaknya seorang ratu. Apapun hal baru yang Alexa temukan atau dapatkan, ia selalu membaginya kepada Irene. Begitu pula Irene, meskipun ia tak memperlakukan Alexa seperti seorang raja, namun Irene selalu mengusahakan dirinya menjadi sahabat Alexa yang terbaik. Karena Irene tau benar bahwa banyak orang yang tak ingin berteman dengan Alexa.
Begitu pula dengan Zedd, ia selalu berbagi dengan Alexa mulai dari hal kecil maupun sesuatu yang sulit untuk di ceritakan. Tentu saja hal besar tersebut merupakan bagian dimana Zedd menyukai Irene sejak lama. Zedd mengingat kejadian lampau, dimana ia pindah ke Rivierenbuurt. Saat itu, Zedd tak memiliki seorang teman karena ia baru saja pindah bersama orang tuanya dari Willemspark. Tapi kehadiran Irene dan Alexa saat itu yang mengajak nya untuk bermain, membuatnya memutuskan untuk menjadi bagian dari mereka.
Hingga 13 tahun mereka bersama, Zedd mengetahui dari gerak-gerik Alexa yang telah menyukai Irene semenjak umur mereka 8 tahun. Namun Zedd juga tak dapat membohongi perasaan nya, ia juga menyukai Irene saat itu dan mencoba memberanikan diri mengatakan nya pada Alexa. Zedd paham perasaan Alexa hancur, dan sempat terpikirkan olehnya bahwa Alexa pasti akan berharap bahwa Zedd harusnya tak perlu menjadi bagian dari mereka, atau bahkan tak pernah ada.
Pikiran buruk terlalu menghantui perasaan Zedd waktu itu, namun ia terkejut. Alexa malah menyampaikan perasaan Zedd kepada Irene, dan akhirnya mereka pun menjalin cinta bersama. Kejadian itu terjadi 3 tahun silam, dan sempat Zedd menolak perbuatan Alexa terhadapnya yang menyampaikan hal tersebut kepada Irene tanpa sepengetahuan nya. Zedd memahami bahwa perasaan Alexa yang hancur saat itu dan mencoba mengungkapkan nya pada Alexa. Namun Alexa malah memberikan peringatan dengan memukul wajah Zedd dengan keras dan berkata. . .
"Aku akan melakukan apapun untuk membuat diriku berguna untuk orang di dekatku, meskipun itu harus menghancurkan perasaanku, aku rela melakukan nya. Terima lah kenyataan ini dan buat Irene bahagia! karena aku yakin kebahagian yang ia rasakan akan menjadi kebahagian untukku juga!" Alexa tersenyum dan melanjutkan kalimatnya. . .
"Bukannya kamu udah tau 'kan? kalo hal ini bagian dari impian dan cita-cita ku?"
***
"Sudah.. sudah.. biarkan pelanggan wanita itu menjadi penikmat special Latte buatan Rivierenbuurt best barista.." bujuk Zedd yang menenangkan rengekkan Irene.
"Gak mau!" tolak Irene yang terus-menerus memaksa Alexa.
*Krinting Krinting suara seorang pelanggan memasuki gerai.
Alexa tak percaya atas apa yang ia lihat, saking kagetnya ia menjatuhkan kain lap dari genggaman nya . . .
"Latte seperti yang kemarin!!" seru pelanggan wanita yang kemarin datang, dari ambang pintu dimana ia masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Latte-Matte Love
RomansaMemiliki impian dan cita-cita merupakan target untuk manusia berkembang. Namun berbeda dengan Alexa seorang pria melankolis, impian dan cita-citanya berasal dari masa lalunya yang kelam. Alexa memiliki impian untuk membuat dirinya takkan pernah putu...