Afforgetto (Part I)

19 5 5
                                    

Irene, Zedd, serta Miori benar-benar bingung melihat tingkah Alexa. Mereka tak mengerti mengapa Alexa terlihat aneh, penyebabnya karena Alexa yang berwajah datar. Setelah mendapat telepon dari Alodia wajahnya berubah menjadi berseri-seri.

"Apa yang terjadi?" tanya Irene penasaran dengan sikap aneh Alexa.

"Alodia mengajakku berkencan. Hwaaaah!!" terang Alexa dengan menepuk kedua pipinya tak menyangka akan hal yang terjadi saat ini.

Bukanlah hal yang dapat di bantah mengapa Alexa kehilangan perasan kecewa nya terhadap Irene, sebab Alodia menelpon dan mengajak Alexa untuk berkencan. Irene membuang tatapan matanya dari wajah Alexa.

"Dia sudah lama sekali tidak kemari, Apa dia tau bahwa aku dan Zedd akan menikah?" tutur Irene menanggapi hilangnya Alodia karena kesibukan yang padat.

"Entahlah, Aku juga tidak terlalu yakin dia mengetahui hal itu." jawab Alexa datar.

Irene tersentak kuat. Ia kaget mendengar jawaban Alexa yang mengatakan dengan jelas 'tak terlalu yakin dengan hal itu' mengenai Alodia.

"Bukankah saat itu. Alodia berada disini saat aku mengatakan, pernikahanku akan dilaksanakan sebulan lagi? . Harusnya sedikit-banyaknya kalian berkomunikasi dan saling bercerita bukan? . Apa benar kalian berpacaran?" ucap Irene dalam hatinya, dengan sejumlah pertanyaan yang mengusik pikirannya.

Karena tak dapat menjawab pertanyaan tersebut, Irene berusaha mencari tau apa yang terjadi dengan hubungan Alexa dan Alodia. Namun ia sadar jika Alexa mengetahuinya, maka Alexa tak akan menjawab dan mencoba menutupinya sebaik mungkin. Irene tau benar siapa sosok Alexa yang selama ini selalu bersamanya.

"Bagaimana hubunganmu dengan Alodia? Masih sering bertukar kabar lewat telepon?" tanya Irene.

"Ya, aku rasa walau tidak sering. Tapi kami selalu berbagi kabar." jawab Alexa menutupi kebenaran hubungannya, agar tidak membuat Irene khawatir.

"Bukankah jika kalian sering bertukar kabar, sedikit banyaknya kalian membahas pernikahan kami?" ucap Irene menjebak Alexa.

Alexa terperanjat mendengar perkataan Irene, ia benar-benar kaget dengan mata terbelalak.

"Ah, sudah jam lima. Dia mengajakku kencan pukul delapan malam ini. Aku harus mengantarmu sekarang Miori, aku tak mau membuat Alodia menunggu!" ucap Alexa mengalihkan pembicaraan.

"Kalau begitu ya sudah, Ayo kita-" ucap Miori yang langsung disela oleh Zedd.

"Biarkan aku dan Irene yang mengantar Miori, besok kita akan pergi bersama membeli perlengkapan pernikahan bukan? . Setidaknya, besok pagi aku dan Irene juga harus menjemput Miori." ungkap Zedd menawarkan pertolongan.

"Bagaimana ya.." dengan ragu Alexa menatap Miori dan kedua sahabatnya.

Irene bangkit dan menunjukkan raut wajah menyebalkan pada wajahnya, seraya berkata "Bukankah kamu juga harus terlihat tampan untuk Alodia yang seperti putri kerajaan? . Jadi pergilah bersiap-siap dan berdandan!" ucap Irene mencela Alexa.

"Hahaha! Dasar kamu ini, baikalah.. baiklah.." ucap Alexa berbalik badan dan pergi meninggalkan mereka. "Aku pergi dulu, pastikan adik sepupu ku sampai dengan selamat!" tambah Alexa sebelum pergi meninggalkan Latte-Matte.

Tak lama setelah kepergian Alexa, Irene dan Zedd turut pergi untuk mengantar Miori menuju rumah kakak Alexa, Jessica. Mereka berbincang-bincang menceritakan betapa konyolnya Alexa saat kecil dulu. Miori tak menyangka kakak sepupunya Alexa, sosok yang benar-benar ia kagumi ternyata memiliki masa lalu yang benar-benar lucu.

"Aku benar-benar tak menyangka, kakak ku punya seorang kekasih. Hahaha, aku jadi penasaran seperti apa kekasih kak Alexa!" ucap Miori.

"Hahaha, begitu ya? Cepat atau lambat nanti kamu juga akan bertemu dengannya." ucap Zedd dengan kedua tangannya yang menggenggam setir kemudi.

"Benarkah? Tak perlu menunggu selama itu! . Aku punya foto Alodia." sambut Irene yang langsung saja menunjukkan foto Alodia.

Miori kaget seraya menelan ludah melihat foto dari handphone Irene, wajah yang benar-benar tak asing baginya. Dengan cepat ia mengerjapkan kedua matanya memastikan bahwa sosok wanita pada foto itu bukanlah orang yang pernah ia lihat di Amsterdam Surf.

"I-Ini..? A-Aku pernah melihatnya.." ucap Miori terbata-bata.

Sontak Irene dan Zedd menoleh ke arah Miori yang duduk di bangku belakang.

"Kamu pernah melihatnya? Dimana?" tanya Irene cepat.

"Wa-Wanita i-ini, A-Aku melihatnya di Amsterdam Surf." jawab Miori pelan.

Irene dan Zedd bingung bukan kepalang, mereka penasaran bagaimana bisa Miori bertemu dengan Alodia mengingat baru saja dirinya tiba di Rivierenbuurt.

"Aku melihatnya saat bersama kak Alexa. Wanita ini sedang duduk membelakangi kami. Saat itu kami berencana menikmati secangkir kopi terbaik di Amsterdam. Dan tiba-tiba saja kak Alexa mengajakku pulang dan membatalkan rencananya, karena melihat wanita itu bersama pria lain." lanjut Miori, menjelaskan kejadian waktu itu.

Mata Irene terbuka lebar karena kaget mendengar penjelasan Miori. Ia tak menyangka Alexa menutupi hal ini darinya. Bagaimana bisa Alexa menyembunyikan ini darinya, padahal Irene merupakan sosok sahabat terdekat Alexa yang selalu berbagi masalah bersama. Tak heran apabila Alexa juga enggan bercerita tentang hubungannya dengan Alodia, mengingat belakangan ini Irene selalu mengecewakan Alexa.

Setelah sampai di rumah Jessica, Miori turun dan berterima kasih kepada Zedd dan Irene. Zedd kembali mengendarai mobilnya meninggalkan Miori yang tengah melambaikan tangannya. Irene benar-benar bingung harus berbuat apa, ia tak menyangka selama ini Alexa telah di khianati oleh Alodia. Namun Irene kerap tak menyadari hal itu, dan malah semakin membuat Alexa terlarut dalam perasaan sakit karena perbuatannya.

"Alexa, maafkan aku. Aku.. Aku.. Aku tak dapat memahami mu. Aku.. Aku selalu saja mengecewakanmu." ucap Irene dalam hatinya, dan perlahan air mata menetes membasahi pipinya.

Zedd menyaksikan Irene yang tengah menangis . Ia memahami bahwa saat ini Irene sedang menumpahkan semua kesalahan pada dirinya.

"Tak perlu menyalahkan dirimu, ini juga kesalahanku. Aku tak mau kau berpikir terlalu jauh, fokuslah untuk pernikahan kita." ucap Zedd seketika.

Dengan bibir bergetar, Irene perlahan menoleh memandang Zedd. Irene berkata "Semudah itu kau menepis masalah Alexa saat ini?" ucap Irene lirih.

"Jangan karena masalah yang datang kali ini, kau akan membatalkan pernikahan kita." kembali Zedd mengutarakan pendapatnya yang terdengar sebagai sebuah paksaan bagi Irene.

"Zedd, jangan bilang kau mementingkan dirimu sendiri? . Aku benci dengan sikap egoismu itu!" sergah Irene kasar.

Zedd mengarahkan pandangan lurus pada Irene, memusatkan seluruh perhatiannya kepada Irene dan berkata, "Lalu kau mau aku berbuat apa? . Menurutmu aku egois? . Baiklah, jika memang begitu. Lalu sampai kapan kau mau terus memikirkan Alexa? . Bila nanti kita tinggal di Brimingham, lalu hal ini kembali terjadi pada Alexa. Apa kau akan bercerai denganku karena mendengar hal itu?" ucap Zedd yang kini menuntut kepastian dari Irene.

Irene tak dapat berkata apapun, ia diam dalam keheningan. Tak ada pilihan lain, mau tidak mau, Irene harus berpura-pura seolah ia tak mengetahui kejadian ini. Air mata yang semula Irene tahan sedari tadi, kini tumpah penuh penyesalan di dalam dirinya. Perasaan sesal itu, tak dapat ia ubah. Inilah pilihannya yang memilih kehidupan bersama Zedden.

"Maafkan aku Alexa, Andai saja aku punya kesempatan untuk merubah masa lalu." ucap Irene dalam hatinya, di iringi tangisan yang membasahi wajahnya.

Latte-Matte LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang