ChoConfessed (Part II)

27 10 2
                                    


"Ehm.. itu.." Irene sedang berpikir keras untuk menjawab pertanyaan Eiden.

"Alexa sepertinya tidak hadir paman, belakangan ini Coffee shop selalu ramai. Dan belum lagi ada seorang karyawan wanita yang sedang ia dekati." ucap Zedden mengutarakan alasan mengapa Alexa tak bersama mereka.

"AHH! Hahaha! Dasar Alexa, Semoga saja ia tak lupa untuk datang makan malam bersama kita. Aku juga ingin mengetahui siapa wanita yang sedang di dekatinya. Apakah dia cantik?" Eiden kembali bertanya setelah bergurau keras.

Zedden dan Irene tersenyum pelik mengangguk untuk menjawab pertanyaan Eiden. 

"Oh ya? Wah! Aku ingin dia datang bersama wanita itu! Aku benar-benar penasaran. Mungkin aku harus segera menelpon nya untuk memintanya membawa kekasihnya itu." ucap Eiden yang membuat mata Irene dan Zedden terbelalak kaget.

Mereka berpikir keras berusaha mencegah keinginan Eiden untuk menelpon Alexa, namun mereka tak tau harus beralasan apalagi. Memang sudah hal yang biasa pesta ulang tahun Eiden di hadiri oleh Alexa, begitu pula saat ini. Eiden pun terus melangkah menuruni anak tangga, untuk menuju di mana telepon rumah mereka berada.


"Ayah, aku rasa itu gak perlu." ucap Violent dari bawah tangga.

"Sayang? Kamu sudah pulang?" tanya Eiden yang heran melihat putri bungsunya begitu cepat kembali setelah menjemput kakek dan neneknya.

Violent mengangguk cepat dan berkata, "Alexa takkan hadir hari ini ayah.." ucapnya.

"Hah? Kenapa seperti itu?" Eiden mengerutkan dahi, seolah ia merasa Alexa enggan untuk menghadiri pesta ulang tahunnya.

"Jangan berpikiran buruk, Alexa tidak dapat hadir karena harus mengantar kekasihnya ke rumah sakit. Ibu kekasihnya sedang di rawat di rumah sakit." ucap Violent menuntaskan bala bantuan yang ia persembahkan untuk Irene dan Zedd.

"Benarkah?" sesaat Eiden menghela nafas karena kecewa atas ketidakhadiran sahabat putrinya itu, Eiden pun berkata "Kalau begitu, nanti dia harus makan malam bersama kita besok atau lusa." ucapnya yang mulai menerima bahwa Alexa tak dapat hadir.

Eiden pun meninggalkan kedua putrinya beserta Zedden disana, ia segera menuju taman menemui istrinya yang sedang bersama pembantu mempersiapkan pesta ulang tahunnya.

"Haaaaaaaah! Hampir saja, terima kasih Violent." ucap Zedden.

Violent menatap wajah Zedden dan Irene dengan tajam, Irene bingung mengapa adiknya menunjukkan ekspresi seperti itu "Kenapa?" tanyanya.

"Alexa sahabat kak Irene, tapi kalian berdua menyembunyikan ini darinya, begitu juga dengan ayah. Apa benar kalian sahabat kak Alexa?" ucap Violent seraya berbalik badan meninggalkan mereka.

Irene diam termenung tak dapat berkata apa-apa. Bukan hanya pada Alexa ia berbohong, namun juga pada ayahnya. Irene benar-benar merasa bersalah atas tindakan nya.

*****


Petang telah tiba, ini saatnya bagi pegawai Latte-Matte bersiap-siap untuk menutup gerai yang biasanya tutup pada pukul tiga sore. Mia dan Robert telah selesai dengan seluruh tugas mereka dan hendak bergegas pulang.

"Kita duluan ya Maestro!" seru Mia di dekat Pintu yang ditemani oleh Robert yang sedang membukakan pintu untuknya.

"Daah Maestro, Alodia!" ucap Robert melambaikan tangannya kecil untuk pamit meninggalkan mereka.

Alodia menatap wajah Alexa sedari tadi, ia mengetahui ada sesuatu hal yang di pikirkan oleh Alexa, hingga membuat barista itu tak membalas sapaan dari kedua rekan kerjanya.

Latte-Matte LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang