Roast The Pain (Part I)

34 6 8
                                    


Alexa tersentak bangun dari mimpi buruknya, keringat mengucur deras membasahi tubuhnya. Ia mengejapkan kedua matanya cepat, berusaha membuang mimpi buruk itu dari kepalanya. Perlahan Alexa mengambil nafas panjang dan berusaha melihat jam.

"Sudah setengah delapan ya, Lebih baik aku bergegas." gumamnya dalam hati.


Sebelum bangkit untuk membersihkan tubuhnya, Alexa meraih handphone dan mencoba untuk mengecek apakah Alodia membalas e-mail darinya. Namun sayang, tak seperti yang ia harapkan. Bukan ucapan selamat malam untuk sebuah keterlambatan membalas pesan darinya, atau pun ucapan selamat pagi untuk menyemangati perasaannya yang sedang berkabut. Tak ada notifikasi apapun pada handphone miliknya, Alexa kembali menghela nafas panjang dan beranjak bangkit. Namun. . .


*Drrt Drrt

Getaran kuat handphone Alexa pertanda e-mail masuk.

Dengan cepat kepala Alexa memutar kepalanya menatap handphone nya, Alexa langsung mengambil handphone nya dan membuka kunci pengaman untuk membaca pesan dari Alodia. Senyuman manis menghiasi wajah seorang barista Latte-Matte, karena akhirnya pesan yang ia kirimkan di balas oleh Alodia. 

Namun Alexa terpaksa harus membuang senyuman manis pada wajahnya, karena pesan itu bukanlah dari Alodia, melainkan dari sepupunya yang berada di jepang bernama Miori Asaka. 

"Aku akan liburan ke Amsterdam!! Ibu telah mengizinkanku, bagaimana menurut Alexa?" - Mio-chan (07:36).

Raut wajah kekecewaan tak dapat terelakkan pada wajah Alexa, namun bagaimana pun juga ia harus membalas pesan sepupunya tersebut.

"Sekarang aku tinggal sendirian. Cobalah untuk tanyakan kepada kakakmu Jessica, atau Trisan. Mereka tinggal bersama, menginaplah disini bersama mereka. Nanti aku akan mengajakmu berkeliling." - sent.



           Alexa tinggal sendiri semenjak ibunya meninggal. Begitu pula dengan kedua kakak kandungnya, Trisan kakak pertama dan Jessica sebagai kakak kedua. Mereka memilih untuk tinggal terpisah, karena ayah mereka yang kembali menikahi seorang wanita yang cukup jauh dari Amsterdam.

           Sempat sang ayah mengajak Alexa dan kedua putrinya untuk tinggal bersama di Rotterdam. Namun Alexa dan kedua kakaknya Jessica serta Trisan, memilih untuk tetap di Amsterdam. Meskipun Alexa harus menjalani kehidupannya yang amat pahit dan kebutuhan ekonomi yang serba sulit. Namun Alexa meyakinkan dirinya untuk tidak meninggalkan Amsterdam karena sebuah alasan, yaitu kebersamaan nya dengan Irene dan Zedden.


*****



"Hari ini Alodia tak datang lagi ya? Kemana dia Lexa? Padahal kalau dia bekerja, aku sudah berjanji akan menggajinya. Dasar dia itu!" cibir Irene kesal karena sudah dua hari ini Alodia tak hadir di gerai miliknya.

"Kenapa tidak coba menghubunginya? Dan katakan sendiri?" jawab Alexa tak bersemangat.

"Haaah!! Mana mungkin aku mau menelpon si aneh itu! . Lagi pula sepertinya kedua sahabatnya itu telah mencuci otaknya!" ungkap Irene berpendapat dengan tajam.

Seketika Alexa mengarahkan pandangannya kepada Irene dan hendak menanyakan sesuatu mengenai pendapat sahabatnya itu. Namun Alexa kalah cepat dengan Zedden yang memang sedari tadi berada di gerai bersama Irene dan dirinya.

Latte-Matte LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang