Roast The Pain (Part II)

27 8 10
                                    



          Sudah beberapa hari semenjak kejadian itu, Alexa menjalani kehidupan yang membawanya terus menerus menyelam jauh kedalam rasa sakitnya. Bukan hanya peristiwa dimana ia mendengar Irene dan Zedden menyembunyikan kelangsungan hidup yang akan mereka jalani di Brimingham, namun juga Alodia yang juga tak pernah membalas satupun e-mail darinya.

          Alexa memendam semua perasaan sakitnya sendirian, ia tetap memutuskan untuk menjalani hari-hari seperti biasanya dimana ia selalu ceria dan penuh semangat, meski belasan pisau tertancap dari balik punggungnya. Hari ini pun juga begitu, Alexa duduk di Coffee bar dan menyesap secangkir espresso panas yang baru saja ia buat.

          Ia kembali mengirimkan pesan ke Alodia seperti biasanya, meskipun Alodia tak pernah membalasnya semenjak pesan pertama yang ia kirimkan lima hari yang lewat. Berbeda dengan Alexa yang menjalani kehidupannya dengan hari-hari yang penuh ke-kelaman, Alodia malah melewati harinya dengan penuh keindahan bersama Grey kekasihnya. Begitu bahagianya Alodia karena tak seperti yang ia sangka, Grey benar-benar menjadi sosok pria seperti yang ia harapkan.


"Hai maestro! Datang lebih awal lagi hari ini ya?" tanya Mia yang di dampingi kedatangannya dengan Robert.

Alexa mengangguk pelan dan kembali menyesap cangkir kopi yang ia pegang.

"Oh iya Alexa, sebentar lagi Irene dan Zedden akan menikah. Harusnya Alexa membantu mereka bukan? Lalu bagaimana dengan Latte-Matte?" ucap Robert tiba-tiba yang membuat perasaan Alexa berdenyut sakit.

Ia mengambil handphone dari sakunya, dan membuka galeri fotonya bersama Irene dan Zedden. Ia mengingat betapa berharganya mereka berdua untuk Alexa. 

"Aku yakin kalian punya alasan melakukan ini kepadaku, dan aku akan memahami itu. Percayalah." gumam Alexa menahan rasa perih dalam hatinya.

Ia menghela nafas dan berbalik menghadap Mia dan Robert. Dan mengatakan, "Itu artinya Latte-Matte libur! . Bukankah ada baiknya, kita juga harus memberikan kejutan untuk pesta pernikahan mereka??" ucap Alexa tersenyum menutupi perasaannya.

*****



"Bagaimana hubunganmu dengan Grey?" tanya Cassandra dengan mengunyah kentang goreng menemani jam makan siang Alodia.

"Hmmm, Aku harus jawab ya?" ucap Alodia menyambut pertanyaan Cassandra dengan senyum manis di wajahnya.

"Dari wajahmu juga sudah kelihatan! Penuh kebahagiaan, Haha." sindir Prisca secara terang-terangan.

Alodia kembali tersenyum manis dengan menggulung ujung rambutnya lewat jari telunjuk dan berkata, "Ya.. Begitulah." ucapnya.

"Oh ya? Lalu bagaimana dengan baristamu? Hahahahaha!" ucap Prisca tertawa menyindir Alodia, di iringi Cassandra yang turut menemani sindiran Prisca.


Alodia menghentikan tangannya yang menari pada ujung rambutnya, ia baru teringat akan Alexa yang juga menjadi bagian dari kehidupannya hampir dua minggu yang lewat. Alodia kaget telah melupakan Alexa begitu saja.


"Itu, Aku.." kata Alodia dengan ragu melanjutkan kalimatnya.

"Jangan bilang kalau kamu masih berhubungan dengannya?" sergah Cassandra mengerutkan dahinya.

Alodia terdiam tak berdaya, Ia tak dapat menyangkal perkataan Cassandra. Prisca yang duduk tepat di sampingnya bergeser mendekat dan menggenggam erat bahu Alodia, menuntunnya untuk duduk berhadapan menatap Prisca.

Latte-Matte LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang