Tak disangka-sangka oleh Alexa dirinya akan menjalani sebuah kisah manis di dalam kehidupannya. Meskipun ia melewati malam hanya berbalas pesan dengan Alodia membahas soal kopi, namun itu sangat berarti bagi Alexa. Sehingga membuat dirinya lebih bersemangat pagi ini, jauh dibandingkan dengan setiap pagi seperti sebelumnya.
Seperti biasa, Alexa mengganti pakaiannya dan beranjak dengan senyum yang tak terlepas dari raut wajah yang ia pajang sedari pagi. Ia putar lagu 'Carley Rae Jepshen - Call Me Maybe' pada turntable dan segera kembali menuju Roast Room untuk mengambil hasil grinder. Setelah semuanya selesai, Alexa mulai merapikan beberapa interior ruangan dan bersiap untuk membuka gerai 20 menit lebih cepat dari biasanya.
Mungkin akan terlihat aneh bagi setiap orang yang melihat Alexa seperti itu, namun tidak baginya. Adalah hal yang wajar apabila Alexa seperti sedang di mabuk asmara, karena tak biasanya ada wanita yang bersedia memberikan nomor telepon pribadinya pada Alexa. Mereka semua enggan, terlebih lagi setelah mengetahui bahwa Alexa adalah orang yang membosankan dan pria dengan impian dan cita-citanya yang konyol. Mungkin bisa saja Alodia menjadi salah satu dari mereka.
"Waaah, terlihat sangat bersemangat ya Maestro Lexa!" seru Mia tersenyum melihat Alexa yang bernyanyi dan menari sambil membersihkan beberapa interior ruangan.
"EH!! EH!! Yaa begitulah hahaha." ucap Alexa tertawa tak memungkiri semangat yang menggebu-gebu di dalam dirinya.
"Yosh! Saya juga jadi bersemangat!! Karena penyemangat saya juga hadir disini!!" seru Robert tak mau kalah.
Mia tersenyum genit mendengar ucapan Robert yang menyebut dirinya sebagai penyemangat Robert.
"Dasar tukang gombal" ucap Mia malu-malu.
"Eh? emang benar kok!" ungkap Robert memegang kedua tangan Mia.
"Hah?" suara Irene di ambang pintu mengejutkan mereka semua.
*****
"Jadi kalian sudah pacaran?" ucap Irene dingin dengan menyeduh kopi buatan Alexa.
Mia dan Robert mengangguk pelan.
"Dan kamu Lexa!? Kamu sudah tau tapi memilih untuk diam saja!?" nada yang cukup tinggi menemani ucapan dari Irene.
Alexa langsung menyilangkan kedua tangannya membentuk huruf x dan berkata, "Jangan salah paham, aku bukannya gak ingin cerita. Tapi jika Mia bisa jadi semangat Robert untuk bekerja aku rasa itu bukanlah masalah.."
"ITU SALAH!" seru Irene dengan nada nyaring.
Mia dan Robert menundukkan kepalanya, mereka merasa tak sampai hati membawa Alexa ke dalam masalah mereka.
"Ayolah Irene sahabatku.. Kamu mengalami jatuh cinta bukan? Aku rasa kehadiran Zedd 11 bulan yang lewat di gerai ini juga untuk memberikan semangat untukmu wahai sahabatku.." bujuk Alexa seperti sedang berlutut memohon pada sang putri.
"Aku bilang tidak ya tidak! Lagi pula, Zedden bukan karyawan di gerai ini. Dia hanya membantu kita, kamu harus ingat itu!" seru Irene menolak ucapan Alexa yang menyamakan keadaan dirinya dengan Robert dan Mia.
*Krinting.. Krinting..
"Hei! ada apa ini?" Zedden hadir dalam suasana yang sedang kacau balau.
"AH!!! Sahabatku Zedd!!" ucap Alexa yang berlari memeluk Zedd.
Irene tau bahwa Alexa akan menggunakan Zedd untuk ikut membujuknya, ia pun segera beranjak dari tempat duduknya.
"Tunggu! Zedd, tolong bantu aku membujuk pacarmu!" seru Alexa menahan Irene yang mulai melangkahkan kakinya.
"Ada apa ini?" tanya Zedd.
"Minggir!!" seru Irene pada Alexa yang sedang membentangkan kedua tangan untuk menghalangi dirinya pergi dari sana.
"Kamu tidak akan semudah itu untuk melewati aku!" dengan tatapan tajam Alexa meyakinkan dirinya agar Irene tetap berada disana.
"Oh ya?" ucap Irene menaikkan sebelah alisnya.
"Tentu saja!" Alexa memantapkan keyakinan nya.
"Oh begitu? Hei Alodia? Mau pesan Special Latte?" ucap Irene.
Alexa langsung berbalik menghadap pintu dengan lengan kanan yang di silangkan pada bahu kirinya, Ia langsung membungkuk dan mengucapkan kata sambutan nya "Selamat datang di Latte-Matte Coffee Shop. Your wish, is my command. Your Highness!" .
Wuuuush Wuuuuuush!! Ternyata tak ada siapapun disana. . .
"Heiii!! Irene!! berani sekali kamu membodohiku!!" sentak Alexa kesal.
"Gak perlu di bodohin juga udah bodoh!" tutur Irene merucutkan bibirnya, tak merasa bersalah sedikitpun.
Alexa mulai mengacak-acak rambut panjang sebahu Irene, sedangkan Irene menarik kedua telinga Alexa. . .
Zedd hanya menghela nafas panjang melihat tindakan konyol kedua sahabatnya pagi itu, "Ini memang sering terjadi sih.." gumamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Latte-Matte Love
RomanceMemiliki impian dan cita-cita merupakan target untuk manusia berkembang. Namun berbeda dengan Alexa seorang pria melankolis, impian dan cita-citanya berasal dari masa lalunya yang kelam. Alexa memiliki impian untuk membuat dirinya takkan pernah putu...