Hari ini tak seperti biasanya Irene di perlakukan spesial oleh Alexa, sesaat setelah ia memasuki gerai, Alexa menyambutnya seperti seorang butler kerajaan. Alexa membungkuk kan badan nya dan menyambut kehadiran Irene dengan uluran tangan, seolah ia ingin Irene untuk menyambut uluran tangannya itu.
Irene pun memberikan tangan kanannya pada Alexa, yang sedari tadi telah mengulurkan tangan nya. Dengan hangat Alexa menyambut tangan bosnya itu dan membawa Irene ke sebuah meja yang telah Alexa dekorasi dengan se-bucket bunga lily putih, dan meninggalkan Irene di sana untuk mengambil nampan yang telah Alexa siapkan sebelumnya.
Irene menyipitkan matanya seolah ia sadar ada hal yang tak beres sedang terjadi, sedang memikirkan sesuatu yang merasuki sahabatnya itu, tiba-tiba Alexa meletakkan sebuah cawan indah di meja tempat Irene duduk. Alexa menuangkan kopi lewat ceret keramik yang telah ia genggam, perlahan Alexa menuangkannya dengan hati-hati. Tak lupa Alexa meletakkan sebuah hidangan sarapan untuk Irene, dan membuka penutup hidangan tersebut yang ternyata isinya adalah sandwich dengan keju dan ceres kesukaan Irene.
Irene tersipu malu melihat dirinya di perlakukan seperti seorang tuan putri, kakinya menggeliat tak menentu karena menahan rasa malu.
"A-Apaan sih!" ucap Irene.
"Sarapan?" jawab Alexa datar.
"Gak mesti seperti ini juga 'kan?" tatap Irene.
"Ahh iya, Lupa!" Alexa beranjak menuju saklar ruangan.
Alexa mematikan semua lampu di dalam gerai, sehingga ruangan tersebut cukup gelap. Kembali Alexa berjalan mendekati meja Irene dan meletakkan tempat lilin di atas meja, dan menghidupkan semua lilin yang telah ia pasangkan pada setiap lubang-lubang di tempatnya. Alexa menatap Irene dan tersenyum.
"Gak peduli" Irene mengunyah sandwich nya, enggan untuk menanggapi tingkah sahabatnya yang aneh.
"Gimana? sudah gak ngambek lagi?" tanya Alexa tiba-tiba.
"Hummph!" umpat Irene membuang wajahnya.
"Dasar kamu ini.. Selalu saja ngambek untuk hal-hal yang gak penting" ucap Alexa yang mencoba duduk di hadapan Irene.
"Gak penting?? Kamu itu berlebihan sama dia!" gerutu Irene mendengar kalimat yang di lontarkan Alexa.
"Berlebihan gimana? Aku melakukan kesalahan saat memberikan pesanan kepada pelanggan, dan itu adalah pertama kalinya untukku. Jadi aku rasa, sudah sewajarnya aku memperbaiki kesalahanku dengan memperlakukan dia secara istimewa" tutur Alexa memperjelas perihal kemarin.
"Tapi gak perlu berlebihan seperti itu juga 'kan?" Irene tetap menolak alasan Alexa.
"Jika itu memang sebuah kesalahan menurut Irene, lalu apa yang sedang aku lakukan sekarang? Aku juga memperlakukan kamu dengan istimewa, karena kamu menganggap yang kemarin merupakan sebuah kesalahan bukan?" balas Alexa atas apa yang ia lakukan kepada Irene barusan.
Irene hanya memonyongkan bibirnya karena tak dapat membalas ucapan Alexa. Dan tiba-tiba ruangan pada gerai menjadi terang seketika, karena Zedd menyalakan kembali saklar yang di matikan oleh Alexa.
"Yaps! sudah baikan ternyata.. hahaha" ucap Zedd memecah suasana romantis disana.
"Lucuu banget ya ekspresi mbak Irene kemarin.." ucap Mia dengan gemas dan mencubit pipi bosnya itu.
"A-Aww! Sakit! Aku potong gaji kamu ya!" ucap Irene mengancam cubitan Mia di pipinya.
"Heeee? Jangan begitu dong mbaaak!" Mia memeluk Irene sebagai permintaan maaf atas kelancangan nya.
"Dia itu memang seperti itu, selalu saja keras kepala seperti sebongkah batu!" tutur Zedd berpendapat mengenai kekasihnya.
"Hun!! Kamu juga belain mereka? Harusnya belain aku!!" bentak Irene merasa di sudutkan.
"Gak ah! Ngapain? Dasar batu!" canda Zedd.
"Hahahahaha" mereka semua tertawa melihat tingkah Irene yang sedang mencubit badan Zedd karena bercanda mengenai dirinya.
Alexa bangkit dan mengenakan sarung tangan nya, ia perlahan melangkah untuk membalikkan akrilik open-closed di depan pintu Coffee Shop milik Irene. Sudah terlambat 10 menit dari biasanya untuk membuka gerai, karena harus membujuk sahabatnya yang sedang kesal menganggap dirinya terlalu berlebihan.
*Krintinkk.. Krintinkk Suara bell pintu pertanda kedatangan seorang pelanggan.
"Aku sudah menunggu 10 menit tapi belum kunjung buka, jadi aku mencoba memastikan apakah kalian buka atau tidak.. hehe" senyum seorang wanita dengan menjulurkan sedikit lidahnya keluar.
Alexa terkejut bukan main, wanita itu. . . wanita itu adalah wanita yang beberapa hari ini menjadi pelanggan special Latte buatan nya. . .
KAMU SEDANG MEMBACA
Latte-Matte Love
RomanceMemiliki impian dan cita-cita merupakan target untuk manusia berkembang. Namun berbeda dengan Alexa seorang pria melankolis, impian dan cita-citanya berasal dari masa lalunya yang kelam. Alexa memiliki impian untuk membuat dirinya takkan pernah putu...