#1. (But I'm Straight)

10.8K 564 6
                                    

Sembilan jam yang lalu...

Eric Pov

"Mom... Tapi aku bukan gay...mana mungkin aku menerima lamaran seorang pria,Mom?!" aku mendengus kesal. Mommy benar-benar membuatku berada dalam keadaan yang tak diinginkan. Mommy membuatku merasa muak karena lamaran itu.

'Apakah mommy serius? Mau menjodohkanku dengan seorang pria? ' tanyaku dalam hati.

"Mommy... Tau!! Tapi kamu harus mengerti,,,dia itu tulus mencintaimu... Ditambah lagi, dia adalah anak konglomerat terpandang seantero negeri... Kau tau itu kan? " mommy tak menatapku. Dia terus menekuni kegiatannya, mengolesi roti tawar dengan serius.

"Tapi mom...!! Aku normal... Aku BENAR BENAR NORMAL!!" ucapku pada mommy menegaskan.

"Mana mungkin aku akan menerima seorang yang satu gender denganku?! "Wajahku tertekuk kesal. Menatap tajam mommy yang sedari tadi hanya menjawab tanpa menoleh.

"Eric sayang... Apakah kamu pernah mendengar mommy menyebutmu tak normal?? " mama menatapku angkuh, menaikkan sebelah alisnya.

"Dan yang kau katakan dari tadi, tak ada hubungannya dengan lamaran Evan." final mommy.

"hhhh!!!!!TERSERAH!!! " aku pergi meninggalkan mommy. Dengan cepat, aku berjalan ke kamar. Merobohkan badanku yang terasa berat karena stress.

Aku bingung dengan mommy, masa iya mommy mau menjodohkan aku dengan seorang pria?..

"Mama kira aku pecinta sesama apa? " gumamku.

"Tok... Tok.. Tok.. !!" gedoran pintu membuatku terbangun dari lamunan. Aku terkejut. Kemudian, mencoba membangunkan diriku yang terlentang. Dengan malas, aku melangkahkan kakiku mencoba meraih gagang pintu yang ada di sudut ruangan. Pintu terbuka dan aku langsung bertanya tanpa melihat.

"Ada apa mom?! " tanyaku tanpa melihat siapa yang mengetuk pintu. Kukira mommy, ternyata daddy yang menggedornya. Daddy bengong. Kemudian menatapku sedikit beramarah.

"Ayo masuk dulu! " daddy menarik lenganku, lalu mendudukanku di kasur. Daddy membuatku bingung. Tak lama, beliau mulai berbicara yang sebelumnya diambilnya nafas dalam-dalam sebelum melontarkan kata-kata.

"Kenapa kamu terusmenerus menunda pernikahanmu dengan Evan?!" daddy bertanya padaku dengan tatapan agak kecewa. Belum sempat merespon,daddy langsung berbicara mendahuluiku.

"Kasihan dia,, dia sudah menyiapkan matang-matang semuanya. " ternyata yang daddy ucapkan sama dengan kata-kata mommy. Daddy membujukku untuk menerima lamaran Evan.

Aku bertanya-tanya, mengapa mom dan dad sangat ingin aku menerima lamaran Evan. Padahal sudah jelas kami sama-sama berpedang dan we both are boys.

It's stressfull

"Bagaimanapun juga, Kau harus menemui Evan nanti jam 7 malam di Cafe Aries. Daddy tidak mau tau,kau harus datang bagaimanapun juga!" daddy sekarang mencekikku. Entah apa yang harus aku katakan. Seketika kerongkonganku kaku. Lidahku layu tak sanggup berbicara. Ini sudah diluar jalur dan aku memang perlu berbicara dengan Evan.

____

Halo guys..
Enjoy nggak nih sama ceritanya? Semoga suka yak...
Btw, lanjutin nggak nih?

Vote yeaa^^
*maafkan saya bila terdapat typo

Accepted [complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang