Evan PoV
Perkataan mama membuatku tenang. Tak pernah terlintas di benatku mengenai bagaimana perasaannya karena lamaran ini. Aku tau dia pria.
Dia normal.
Dia memiliki kekasih.
Kekasihnya adalah perempuan.
Dan dia bukan sepertiku.
Tapi apakah itu salah? Dan apakah cinta akan terhalang karena itu?
Kurasa tidak..
Aku termenung. Menatap kosong dengan senyum tipis terlukis di bibir merah mudaku. Pandanganku tertuju pada salah satu album foto di gadgetku. Terlihat wajahnya terpampang disana. Wajah Eric, orang yang kugadang akan jadi pendamping hidupku. Rasanya tak bisa ku jelaskan. Begitu tak terbendung. Hingga bahkan sedalam apapun itu, tetap akan terlihat hingga dasarnya saat biasan cahaya menembus.
Eric PoV
Akhirnya dengan penuh keraguan dan kekecewaan, aku memutuskan untuk menemui Evan. Sesuai dengan pinta Mom dan Dad. Aku harus meluruskan semuanya.
"mom.....aku mau pergi menemui Evan. Aku berangkat dulu!" aku mendekati mommy yang tengah asik memakan manisan dalam toples.
"mmm.. Oke sayang, hati-hati dijalan yah! " mommy mengelus kepalaku kemudian melambaikan tangan tanda 'goodbye'.
Segera aku melangkahkan kakiku ke garasi lalu menaiki mobil Jaguar berwarna mist blue milikku. Aku melesat keluar garasi. Membelah susana ramai kota di waktu petang.
"baiklah.. Aku harus meluruskan semuanya pada Ev.. " kataku meyakinkan diri.
Sepanjang perjalanan,hatiku terasa sesak. Jangtungku bagai hampir berhenti. Aku masih tak habis pikir dengan yang dilakukan Dad tadi. Membela Evan dan membuatku tercekik keadaan. Tapi mau bagaimana lagi, aku tak ingin dicap sebagai anak durhaka oleh Mom dan Dad.
Decitan ban melengking mengikuti saat mobilku berhenti. Aku berjalan ragu menuju sebuah cafe bergaya futuristik khas jalanan kota. Terpampang jelas tiang bertulis "Aries ♈ Cafe". Sesuai dengan permintaan Dad. Kakiku melangkah ke arah pintu, dan dengan berat hati aku memasukinya.
"klincing... "lonceng pintu berbunyi. Terdengar suara seorang pria memekik ditengah hiruk pikuk cafe. Aku menoleh, kulihat seorang pria tampan dan maskulin melambaikan tangannya.
"Disini!! "teriak pria itu yang tak lain adalah Evan. Orang yang tengah berusaha meminangku.
"Kenapa kau lama sekali.?! Aku sudah lama menunggumu, kemana saja kau sebelum menemuiku?! " Evan terus berkata-kata. Terlihat raut bahagia di wajahnya.
Aku terdiam bingung. Aku tak tahu harus mengucapkan apa. Sebenarnya aku ingin menolak, tapi aku takut nanti dad akan memarahiku.
"Maaf...tapi, aku tak bisa berlama-lama, aku hanya ingin menyampaikan-"ucapanku terpotong, dia langsung berceloteh.
"Kau setuju bukan?! Ayolah babe, aku sudah menyiapkan semuanya, hanya tinggal menunggu kata setuju darimu!! " aku sontak kaget. Hatiku sedikit bergetar saat dia memanggilku babe. Rasanya sedikit jijik mendengar kata itu.
"Maaf... Evan,, kita harus... menundanya...lagi.."aku berucap lirih. Walau rasanya sedikit ragu mengatakannya. Mau bagaimana lagi, aku tetap tak ingin menghabiskan sisa hidupku dengan seorang pria. Jika hanya hidup bersama selama beberapa hari, pekan, atau bulan.. Aku tak masalah. Tapi ini untuk seluruh sisa hidupku. Seluruhnya-
"Kenapa?! Apa sebenarnya alasanmu yang benar-benar membuat acara kita terus ditunda?! Apa kau gila ha?! " dia membentakku. Memukul keras meja cafe, membuat perhatian pengunjung tertuju pada kami. Aku merasa takut, malu, mereka terlihat memandangku aneh. Menatap heran apa yang kami lakukan.
Tak berpikir panjang, aku pergi. Kulangkahkan kaki keluar cafe. Meratapi nasibku yang begitu naas. Dilamar seorang pria, dipaksa kedua orang tua, dan kini dipandang dengan tatapan hina.
'Kenapa semua ini terjadi padaku? ' Tuhan seharusnya lebih adil pada nasib seorang sepertiku.
Apa yang aku lakukan barusan membuatku sedikit takut untuk langsung kembali kerumah. Mengingat perkataan sinis daddy padaku tadi. Daddy bersikeras agar aku menerima lamaran Evan. Yang jelas-jelas aku tak menyukainya, ditambah lagi dia adalah pria.
Seorang pria.
)))))))))))))))
Wahai para reader tercintaa, cerita ini banyak waktu falshback nya.. Jadi perlu sedikit perhatian lebih buat membaca. Okiee?
Vote jangan lupa, dan maafkan bila ada kesalahan atau typo.. ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Accepted [complete]
عاطفيةCinta yang belum dia terima, dan hatimu yang tak bisa berhenti untuk merasa seakan jadi luka yang setiap saat melebar. Bukan kau terlalu mengharapkan, hanya mungkin dia perlu waktu. Kedekatan kecil yang terbangung perlahan meluluhkan. Cinta yang tak...