Evan PoV
Mobilku melaju membelah suasana kota yang mulai ramai. Aku bersenandung, merekahkan senyuman dibibir tipisku ini. Perasaan hatiku senang, walaupun kemarin Eric memutuskan untuk menunda kembali pertunangan kami. Tapi tetap saja, aku senang bisa melihatnya bahagia. Mungkin aku harus mencoba mengerti perasaanya mengenai pertunangan ini.
Waktu menunjukkan pukul "07.15",aku datang terlambat 15 menit. Tapi tak apa, aku adalah Executive Director disini, dan juga aku adalah anak dari pemilik Smith corporation. Jadi, tak ada seorangpun yang berani menegurku.
"selamat pagi, Pak"ucap salah seorang karyawan yang berpapasan denganku.
'Apakah dia karyawan baru?' seharusnya aku dipanggil Tuan. Bukan pak. 'Apakah aku setua itu?'
"hei! Jangan panggil aku Pak.. Aku tidak menyukainya. " kataku sambil berjalan kemudian memalingkan wajahku ke karyawan yang menyapaku tadi.
"baik,pak."jawabnya membuatku menepuk jidat.
Sepanjang perjalanan menuju ruang kerja, aku bersenandung ria. Tak memperdulikan orang-orang yang ada disekitarku. Mereka hanya menatapku aneh.
"hei... Tak biasanya Tuan Evan bersenandung... "kata seorang karyawan yang aku lewati. Dia mencoba berbisik, takut aku mendengarnya.
"Ev...!! "tiba-tiba kudengar suara seseorang memanggilku. Suaranya seperti tak asing bagiku. Kurasa itu Edo.
"Apa?? "aku menoleh, kulihat Edo berjalan cepat menuju arahku. Lalu merangkul pundakku dengan santainya dihadapan para karyawanku.
"Ev! Masa iya aku nggak boleh masuk sama petugas security kantormu.. Katanya semua orang nggak boleh ketemu kamu kalo belum ada janji.. Memangnya petugas security kantormu nggak tau apa kalo aku tuh temen atasannya, Evan Executive Director Smith Corporation... " aku malas mendengar celotehan temanku ini. Namanya Kirishima Edo. Lelaki seumuranku. Dia keturunan Jepang, jadi namanya ada marga jepang. Tubuhnya tak terlalu tinggi. Matanya agak sipit khas orang Jepang. Wajahnya mulus kulitnya putih bersih. Matanya agak kebiru-biruan. Dan badannya pun atletis, roti sobek dan dada bidang.
"aduuh... Ini tuh dikantor, kamu kalo mau nyeloteh mendingan diluar aja nanti,,,! " aku kesal dengan tingkahnya yang seenaknya dan cemplang-cemplong.
"yaelah.. Ev,,,yaudah deh.. Aku nunggu kamu di Cafe kantor ini.. " Edo melepas rangkulannya kemudian berlari meuju lift.
"aduuh... "aku menepuk jidatku. Sikapnya tak berubah semenjak pertama kami bertemu. Dia adalah fudanshi akut yang sering membuat cerita boyslove dan yaoi. Bahkan dia pernah membuat cerita boyslove dengan mengambil aku sebagai tokoh utama.
Setelah berjalan sekian lama, aku sampai di ruang kerjaku. Ruangannya tak terlalu besar, hanya sekitar 7x7 meter. Interiornya pun tak terlalu glamour, dengan cat abu-abu menyelimuti ruangan, tirai berwarna putih dan juga hiasan dinding berbentuk spiral di sisi lain ruangan bersama dengan sofa panjang dan sebuah meja kecil berwarna coklat tua. Kemudian, meja kerja bergaya classy dengan warna coklat tua. Di belakangnya terdapat hiasan mural di dinding dengan warna futuristik. Ruangan ini exclusive hanya untukku. Dan aku juga yang telah mendesain semuanya.
Sebelum aku menjabat sebagai ED, aku berkuliah di Universitas ternama di Amerika. Aku lulus dalam waktu dua tahun. Akupun sudah mendapat gelar magister diumurku yang ke duapuluh. Ini semua karena kepandaianku. Bahkan saat kuliah. Jadi, tak heran sekarang saat umurku duapuluh empat tahun sudah menjadi ED perusahaan papa.
"doink! "terdengar suara notifikasi dari gadgetku.
'Evan... Aku mau ketemu kamu siang ini di cafe aries... Aku tunggu kamu di jam istirahat makan siang. '
Pesan dari Eric. Pesan itu membuat jantungku berdegup, tak biasanya Eric ingin bertemu denganku seperti ini. Ada apa gerangan? Apakah dia akan menerima lamaranku akhirnya? Tapi entahlah. Aku akan meyelesaikan pekerjaanku sebelum aku pergi menemuinya.
Pukul 12.15 pekerjaanku selesai. Aku bergegas menuruni lantai demi lantai menaiki lift. Tak lupa aku memberitahu Edo kalau aku tak bisa lunch dengannya.
"hei! kamu mau kemana buru-buru banget.!? "suara Edo menghentikan langkah kaki Evan. Di lihatnya Edo bersama seorang wanita cantik yang sepertinya ia kenal. Ia hanya menoleh sekilas, kemudian pergi meninggalkan Edo dan wanita itu.
:>
Halo guyss..
Balik lagi dengan saya..
Makin pelik aja si ini sama si ono.. Uhuk uhuk..Enjoy ceritanya, jangan lupa bintang nya, dan maafkan bila ada typonya..^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Accepted [complete]
RomansaCinta yang belum dia terima, dan hatimu yang tak bisa berhenti untuk merasa seakan jadi luka yang setiap saat melebar. Bukan kau terlalu mengharapkan, hanya mungkin dia perlu waktu. Kedekatan kecil yang terbangung perlahan meluluhkan. Cinta yang tak...