👑3. Kamu?

37.1K 2.8K 163
                                    

Triva masuk ke Ruangannya dengan membanting pintu begitu keras. Dia benar-benar hilang kendali. Kaisar, entah bagaimana ceritanya dia jadi begitu membenci cowok itu.

Pintu ruangan OSIS terbuka, Anyelir dan Luna masuk dan langsung mendekati Triva.

"Triv, apa Lo nggak merasa tadi itu keterlaluan?" Protes Luna, mewakili jeritan hati para fans dari Kaisar.

"Iya Triv. Lo kan bisa nolak baik-baik. Nggak perlu pakek nampar juga kali," timpal Anyelir.

Triva nggak merespon apa-apa. Oke, dia akui dia memang keterlaluan. Nggak seharusnya dia nampar Kaisar. Tapi apa dia juga boleh membela diri dengan alasan, kejadian itu seolah refleks aja, di luar kesadarannya. Tapi ah sudahlah, kedua sahabatnya ini nggak akan percaya.

"Gue rasa Lo harus minta maaf deh, Triv," Luna menyarankan.

"Minta maaf?" Triva menanggapi itu dengan senyum mengejek dan marah.

"Triv, apa Lo nggak takut karma? Gimana kalau tiba-tiba Lo yang tergila-gila sama dia, terus dia nya nolak Lo abis-abisan. Bisa aja kan skenario tiba-tiba dibalik sama Tuhan." Luna si bijak mulai berceramah.

"Atau, gimana kalau dia dendam terus Lo diapa-apain. Lo disekap sama dia. Diperkosa... Ih serem banget amit-amit," Anyelir langsung mengetuk-ngetuk meja dan kepala bergantian dengan kepalan jarinya.

"Kalian kok kesannya jadi belain dia banget sih?" Triva menatap kedua sahabatnya itu dengan kecurigaan tingkat planet. "Kalian disogok apa sama dia?"

"Weittssss, jaga bicara anda Saudara Triva Selena. Itu namanya fitnah. Fitnah itu ada dasar hukumnya." Anyelir nggak terima, diamini dengan anggukan Luna.

Triva mendengus.

"Emang apa sih Triv, kurangnya Kaisar?"

"Kurang didikan," jawab Triva langsung.

Anyelir dan Luna langsung terdiam. Kaisar memang bad boy sih. Nggak nurut aturan sama sekali. Datang dan pulang seenaknya. MOS seakan hanyalah mainan baginya. Tapi bukankah sebenarnya semua murid itu berpikiran sama?

Tiba-tiba terdengar suara super berisik di luar. Pintu ruangan OSIS dibuka secara paksa dan memunculkan sosok Hanung dengan nafas tersengal-sengal.

"Ada apa, Nung?" Tanya Triva yang langsung mendekat ke pintu untuk melihat situasi di luar. Nampak beberapa murid berlarian masuk ke sembarang kelas, semuanya berwajah panik.

"Di-di... Luar. Hahhhh, ada... Ada sekolah sebelah nyerang sekolah kita," beritahu Hanung.

"SMA Golden?"

Hanung mengangguk.

SMA Golden memang selalu menjadi musuh abadi SMA Mars sejak dahulu kala. Nggak ada yang tau apa penyebabnya, tapi seakan mendarah daging sehingga susah untuk dihentikan. Sudah berbagai cara dari kedua belah pihak sekolah melakukan perdamaian, baik secara lembut, hingga membawa-bawa polisi, tapi sepertinya dari pihak Golden nggak ada yang mau berdamai.

"Gimana dong, Triv? Ini kan lagi masa MOS, sekolah masih libur. Pasukan pemberani di sekolah kita nggak ada. Bisa habis kita dibantai sama mereka."

"Lapor polisi," ujar Triva dengan serius.

"Udah. Tapi untuk menunggu polisi sampe ke sini, kita semua keburu mati."

Berlebihan.

"Gue yang akan ke sana," Triva langsung melangkah melawan arus.

"Triva Lo gila?!"

"Triva itu berbahaya!"

"Triv, mereka bawa senjata!!"

KAISAR (Komplit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang