24. Kita Putus!

27.4K 2.3K 208
                                    

Triva dibuat kesal setengah mati oleh kelakuan Kaisar yang sejak pagi udah menghilang dari Villa. Bahkan semua keluarga ikut menanyakan keberadaan Kaisar yang nggak pamitan sama sekali. Berulangkali Triva mencoba menghubungi cowok itu, tapi nggak sekalipun panggilannya diterima. Chat hanya di-read, artinya Kaisar tau kalau Triva mencarinya. Dan ditungguin hingga malam pun, tetap nggak juga respon.

"Mukanya kenapa ditekuk gitu, Kak?" Tanya Vanessa yang sejak pagi memperhatikan Triva uring-uringan terus.

"Kesel Ma. Sebenernya Kaisar sejak pagi kemana sih?!" Jawab Triva dengan nada sedikit tinggi.

"Cieeee nyariin," goda Kania.

"Tanteeee," Triva cemberut.

"Assalamualaikum!" Suara Tansa menggema di seisi Villa. Gadis belia dengan dress pink dan rbut dikuncir dua itu melangkah ringan masuk ke dalam rumah.

"Waalaikumsalam..."

"Heh setan kecil, dari mana malem-malem gini?" Karena mood Triva lagi nggak bagus, maka Tansa pun ikut terkena hembusannya.

"Dari rumah Kak Amira," jawab Tansa. Dia duduk di sofa sebelah Vanessa dan menselonjorkan kakinya seperti sangat lelah.

Triva tak lagi menanyai adiknya. Dia pun melangkah ingin naik ke atas menuju ke kamarnya.

"Kak, tadi Tansa lihat Kak Kaisar di rumah Kak Amira," adu Tansa.

Kaki Triva otomatis berhenti dan langsung berbalik menoleh ke Tablnsa. "Dimana kamu bilang?" Tanya Triva dengan eskpresi marah yang tertahan.

"Di rumah Kak Amira. Mereka kayaknya pacaran deh," celetuk Tansa tanpa terlihat sedang bercanda sedikitpun.

Wajah Triva menegang. Vanessa menutup mulut Tansa. Tristan berdeham. Oma Kalila dan Opa Rio mengulum senyum.

Apa maksud Tansa kayak orang pacaran?

"Tansa, Kakak serius. Kak Kaisar dimana?" Triva menatap tajam adiknya itu.

"Ih Kakak! Dibilang di rumah Kak Amira juga!" Ketus Tansa.

"Triva, kalau kamu penasaran ya kamu datengin dong rumah Amira. Di sebelah juga kan nggak jauh," suruh Vanessa.

Triva pun langsung keluar dari Villa. Harus sudah larut malam dan ngapain Kaisar dari pagi di rumah Amira tanpa mengabarinya. Pertanyaan itu terus menggantung di otak Triva hingga rasanya dia sangat ingin marah.

Cuma perlu beberapa langkah untuk sampai di rumah Amira. Pintu rumah itu terbuka lebar. Belum masuk, Triva bisa mendengar suara tawa menggelegar dari dalam. Triva memilih untuk nggak mengetuk pintu, terserah bila dia dianggap nggak sopan oleh si pemilik rumah. Dia benar-benar ingin tau apa yang Kaisar lakukan di dalam sana.

Baru dua langkah masuk ke dalam, mata Triva langsung dihadapkan pada sosok Kaisar yang tengah duduk berduaan dengan Amira di kursi rotan. Terlihat juga tangan Amira bersandar di bahu Kaisar dengan mata tertuju pada layar ponsel Kaisar.

"Kalian lagi ngapain?" Tanya Triva secara langsung.

Suara Triva ini sepertinya membuat Amira terlonjak kaget hingga menjauhkan tubuhnya dari Kaisar. Wajahnya juga terlihat begitu gugup, persis seperti orang yang habis kepergok melakukan kesalahan.

Kaisar nampak cuek. Dia hanya melirik sekilas tadi. Matanya terus tertuju pada layar ponsel seolah Triva nggak ada di sana.

"Kaisar," panggil Triva. Wajahnya sudah sangat terlihat marah. Namun Triva tetap menahannya karena menjaga etika di rumah orang lain.

Kaisar mengangkat wajahnya melihat Triva dengan malas. "Ada apa?" Tanyanya.

Ada apa?

"Pulang," suruh Triva. Penuh tekanan dan dingin.

KAISAR (Komplit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang