Triva berjalan menyusuri lorong belakang sekolah, mencari pelaku pencoretan bangku sekolah yang pasti bersembunyi di suatu tempat. Sudah sejak lama Triva membiarkan pelaku beraksi, berharap mereka segera sadar kalau perusakan properti sekolah bukanlah tindakan yang baik. Tapi sepertinya nggak ada kesadaran apapun dari para pelaku. Sebagai Ketua OSIS Triva memiliki kewajiban dan dia akan menyelesaikannya.
Asap rokok mengepul dari balik dinding gudang yang sudah lama nggak terpakai. Sepertinya beberapa murid bersembunyi di sana untuk merokok, atau malah merekalah pelaku sebenarnya.
Triva berjalan perlahan hingga suara langkah kakinya nggak terdengar sama sekali. Dia semakin dekat pada kepulan asap dan suara-suara nggak jelas dari obrolan murid-murid tersebut.
Hingga sebuah percakapan membuat kakinya membeku di tempat...
"Hebat Lo, Kai. Akhirnya Lo bener-bener bisa naklukin Ketua OSIS kita yang galak itu," ucap salah seorang cowok.
"Gue pikir Lo udah nyerah sama taruhan kita. Ternyata diam-diam Lo mainin permainan ini? Hahaha."
"Iyalah, Kaisar gitu loh. Cewek mana sih yang nggak bertekuk lutut sama dia. Ya nggak, Kai?"
"Sekarang apa rencana Lo buat putusin dia di depan banyak orang? Bikin malu aja sekalian Kai biar mahkota keangkuhannya jatuh bersamaan dengan harga dirinya."
"Hahahaha."
"Jadi karena sekarang Lo udah menang taruhan kita. Lo mau kita traktir makan dimana?"
Air mata Triva menetes. Kedua tangannya mengepal di sisi tubuhnya. Dia merasa sangat sakit mendengar itu. Meski suara Kaisar nggak terdengar sama sekali, tapi dia tau kalau cowok itu di sana.
Streeeeet.
Tepat di saat langkah Triva mundur ingin pergi, tepat saat itulah Kaisar muncul dan melihatnya. Wajah Kaisar nampak sangat terkejut saat melihat Triva. Dia langsung membuang puntung rokoknya ke samping.
"Triv... Aku bisa jelasin," ucap Kaisar sambil berjalan mendekat.
Triva mengulurkan telapak tangannya ke arah Kaisar agar cowok itu jangan mendekatinya. Dia melangkah mundur dengan derai air mata yang kian menetes.
"Triva..." Kaisar bukannya berhenti, dia malah semakin mendekati Triva dengan langkah lebar. Tangannya meraih tangan Triva saat cewek itu berusaha lari.
Triva menatap Kaisar dengan tatapan yang sarat akan kebencian. "Jadi ini permainan, Kaisar? Hanya karena kamu ingin membuktikan aku kalah, kamu mempermainkan hati aku?" Tanya Triva nanar.
Kaisar menggeleng. "Aku bisa jelasin semuanya. Ini nggak seperti yang kamu bayangin, Triv."
"Kamu berhasil. Kamu menang," Triva memutar tangannya lepas dari cekalan Kaisar. Dia berbalik dan berlari dari tempat itu.
Kaisar langsung mengejar Triva, tepat di depan bangunan kantin yang sedang ramai-ramainya, dia memeluk Triva dari belakang. "Triva maafin aku... Maaf aku nggak bermaksud kayak gitu."
"Lepas Kai..."
"Triva please..."
"Aku bilang lepas!" Triva berteriak dan berontak. Mereka menjadi tontonan dan banyak yang mengabadikan momen tersebut.
"Oke aku akuin, aku emang jadiin kamu taruhan karena aku mau buktiin ke mereka kamu bisa luluh sama aku. Tapi sumpah demi Tuhan aku beneran cinta sama kamu. Nggak ada kebohongan sedikitpun yang aku kasih selama kita bersama," Kaisar makin mengeratkan pelukannya.
"Kaisar aku mohon lepasin aku..."
"Nggak. Nggak sebelum kamu janji kalo kamu nggak akan ninggalin aku. Triva maafin aku..."
KAMU SEDANG MEMBACA
KAISAR (Komplit)
RomanceTriva Selena, cewek cantik yang punya sejuta ketenangan di dalam hidupnya. Dia memiliki kepribadian yang mengagumkan bagi semua orang, khususnya cowok. Selain itu, dia juga merupakan Ketua OSIS yang disegani. Semua cap "Good Girl" ada dalam diri Tri...