8. Keenan

40.1K 2.7K 145
                                    

Tok. Tok. Tok.

"Triva sayang, bangun..." Vanessa mengetuk pintu dan memanggil anak gadisnya itu dengan lembut.

Tok. Tok. Tok.

"Triva..."

Triva menggeliat dari atas kasurnya. Dia yang memiliki kebiasaan tidur tengkurap, hanya bisa mengangkat sedikit kepalanya mendongak ke pintu.

"Iya Maaaa," teriak Triva dengan suara serak.

"Di bawah ada Kaisar," beritahu Vanessa.

Seketika itu juga mata Triva langsung terbuka sempurna. Dia sontak duduk dan menatap pintu. "Ada siapa Ma?"

"Kaisar, sayang. Katanya kalian mau jalan-jalan ya?"

Triva mencoba mengingat-ingat janji apa yang sudah dibuatnya dengan Kaisar semalam. Tapi dia yakin kalau semalam Kaisar nggak ada omongan apapun tentang jalan hari ini. Dan kalaupun Kaisar ngajakin, dia pasti akan menolak.

Vanessa udah nggak ada suaranya lagi, berarti udah turun. Triva jadi curiga kalau sebenernya Mamanya itu cuma berbohong agar dirinya segera bangun.

Ah pasti gitu!

Triva pun kembali tumbang di atas kasur dan memejamkan matanya lagi.

Cklek.

Pintu kamar dibuka, Triva mendengarnya tapi malas membuka mata. Dia ingin berpura-pura tidur saja biar mamanya itu nggak menganggu.

"Kamu ini cewek, tapi bangunnya kok siang," ujar suara di sana.

Mata Triva langsung terbuka saat mengenali itu adalah suara Kaisar. Dia sontak duduk dan mendapati cowok itu berdiri di ambang pintu.

"Kamu ngapain?!" Tanya Triva cemas. Dia menajamkan pandangannya ke luar pintu. Mamanya dimana?

Kaisar melangkah masuk. Dia cengengesan melihat Triva menarik selimut menutupi dada. Pertanda kalau cewek itu nggak memakai bra.

"Kaisar, kamu ngapain ke kamar aku?! Mama Papa aku mana?" Tanya Triva sambil menatap ke luar.

"Udah pergi."

"Pergi?"

"Ke rumah Oma Kalila katanya."

"Shit," umpatan pelan keluar dari mulut Triva. Dia mengacak rambutnya kesal. Bisa-bisanya orangtuanya meninggalkannya bersama seorang cowok yang bahkan baru dikenal kemarin malam. Bahkan, orangtuanya nggak pamit lagi kalau mau pergi.

Daebak!

"Orangtua kamu percaya sama aku karena mereka tau aku cowok yang baik," ujar Kaisar dengan penuh percaya diri.

"Mereka bukan percaya sama kamu. Tapi percaya kalau aku nggak mungkin macem-macem," balas Triva.

"Emang kamu nggak pernah bawa cowok masuk ke kamar kamu?" Kaisar duduk di tepi ranjang dan menatap Triva dengan serius.

"Nggak lah!" Triva menjawab mantap.

Kaisar tersenyum senang. "Berarti aku cowok pertama?"

"Kamu masuk sendiri ke sini, bukan aku yang ngajak," protes Triva.

Kaisar hanya mencebik. Matanya menatap ke sekeliling isi kamar Triva. Wallpaper berwarna putih dengan sentuhan garis-garis hijau samar membuat kamar itu terlihat simpel dan manis. Nggak begitu banyak pajangan kecuali beberapa quote yang sepertinya emang Triva banget. Televisi layar datar beserta Home Teater. Meja belajar. Hanya itu, jadi kamar Triva ini terkesan begitu luas karena nggak banyak barang di dalamnya.

KAISAR (Komplit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang