23. Hai Amira

28K 2.3K 106
                                    

Tok. Tok. Tok.

"Assalamualaikum."

Semua menoleh ke pintu.

"Amira, masuk sayang..." Kalila langsung berdiri dan mendekati cewek yang dipanggil Amira itu. Nampaknya, Kalila sudah sangat akrab dengan cewek tersebut.

Bener kata orang, cewek-cewek di puncak ini rata-rata berperawakan lembut, murah senyum dan kalau ngomong terdengar halus. Seperti itulah penampilan dan cara Amira menunujukkan diri.

"Amira, ini semua keluarga Oma yang sering Oma ceritain sama kamu," Kalila memperkenalkan Amira pada semuanya.

"Amira ini anak dari tetangga sebelah kita. Sudah seperti keluarga di sini," timpal Kalila lagi.

"Hai Amira," sapa Triva dengan ramah. Karena terlihat seumuran, Triva merasa sedikit bersikap layaknya teman. "Sini duduk," ajaknya.

Amira tersenyum ramah dan menyambut ajakan itu dengan anggukan. Dia sempat menyalami Vanessa dan Tristan lebih dulu. Lalu mengangguk pada Kaisar. Setelah itu duduk di sebelah Triva.

"Triva," Triva mengulurkan tangan memperkenalkan diri.

"Amira," Amira membalas perkenalan itu.

"Masih sekolah kan?"

"Iya, kelas 2 mau ke kelas 3," jawab Amira.

"Sama dong!" Triva langsung akrab begitu saja.

Keduanya lantas terlibat obrolan seperti seorang sahabat. Triva menceritakan tentang sekolahnya di Jakarta dan Amira juga melakukan hal yang sama.

"Kalian yang muda ngobrol aja dulu. Kami mau ke atas ya," ujar Kalila pada Triva, Amira dan Kaisar.

Setelah semua naik ke atas, Triva langsung mengajak Amira duduk di balkon depan untuk mencari udara segar. Sementara Kaisar lebih memilih di dalam bermain game di ponsel.

"Yang di dalem itu pacar kamu?" Tanya Amira hati-hati.

"Emang keliatan banget ya?"

"Hehehe. Beda aja cara kalian saling menatapnya."

"Hehehe. Iya pacar gue."

"Wah enak ya mau gitu diajak berbaur sama keluarga."

"Harus dong. Biar dia nggak cuma mau deket sama kita aja, tapi keluarga juga."

Beberapa saat kemudian...

"Triv, pinjem hape dong," suara kaisar menginterupsi obrolan Triva dan Amira.

"Buat apa?" Sambil bertanya, Triva mengeluarkan ponsel dari saku piyamanya. Lalu memberikannya sama Kaisar.

"Buat kepo. Kali aja kamu macem-macem," canda Kaisar.

"Najis," Triva langsung mencebik. Selama pacatam dia dan Kaisar nggak pernah ngeributin masalah hape. Kaisar juga nggak pernah memaksa untuk ngepoin semua sosmed dan chatingan Triva.

"Hehehe. Kuota aku abis. Tethering ya!" Cengir Kaisar.

Triva menahan tangan Kaisar, menatap cowok itu intens. "Baru isi kemaren loh kuota. Kamu apapin?" Tanyanya curiga.

Kaisar menggaruk kepalanya yang sama sekali tak terasa gatal. "Biasa... Download film," jawab Kaisar.

Triva hanya memajukan bibirnya. Lalu dia melepas tangan Kaisar.

"Pinjem ya," izin Kaisar sambil mengusap pipi Triva dengan lembut.

"Duduk sini aja. Betah amat di dalem sendirian," suruh Triva.

KAISAR (Komplit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang