9. Kaisar Manja

42K 2.7K 146
                                    

Triva kembali ke parkiran setelah satu jam membahas masa lalu bersama Keenan. Mobil Kaisar masih berada di tempat yang sama dan cowok itu tengah bersandar di atas kap mobil sambil menyulut rokok. Baru kali ini Triva melihat Kaisar merokok.

Triva mendekati Kaisar dan langsung merampas batang rokok di sela jari cowok itu, lalu dibuangnya ke rerumputan. "Nggak baik buat kesehatan," ujar Triva sambil ikut duduk di atas kap mobil.

Kaisar menatap lurus ke depan. Dia memperhatikan beberapa manusia yang lalu lalang keluar masuk pintu mal.

"Kalo nggak suka, kenapa ngizinin?" Tanya Triva.

Kaisar menoleh. Dia tersenyum. "Nggak ada yang suka pacarnya ketemuan sama mantan. Tapi demi menghindari pertemuan berikutnya, untuk itu aku minta kamu selesain."

Gantian Triva yang tersenyum. Ada momen ketika Kaisar sangat childish, bertingkah manja seperti bayi. Tapi ada juga momen cowok itu terlihat dewasa seperti sekarang. Dua kepribadian yang Triva mulai sukai.

Kaisar menggandeng Triva masuk ke dalam mobil. "Mau pulang?" Tanya Kaisar sambil menstarter mobilnya.

"Kenapa pulang?" Jika biasanya Triva yang selalu ingin menyudahi kebersamaan, kali ini dia sangat ingin berlama-lama dengan Kaisar. Entah kenapa setelah kejadian Keenan dia merasa takut Kaisar akan meninggalkannya.

"Mau kemana lagi?" Kaisar membetulkan untaian rambut Triva yang menutupi mata karena tiupan angin tadi.

"Kemana aja," jawab Triva.

"Ke hotel?"

Mata Triva langsung terbelalak lebar. "Mulut kamu tuh ya sekali-sekali kayaknya perlu dijahit," omel Triva.

Kaisar tertawa. Dia mengusap wajah Triva dengan gemas. "Perlu nikah dulu ya?"

"Iya lah!"

"Kalau aku tiba-tiba khilaf, ingetin aku ya," minta Kaisar sungguh-sungguh.

"Kayak tadi pagi?" Ejek Triva. Andai Triva ikut kehilangan kontrol, mungkin dia dan Kaisar tadi pagi sudah melakukan hal di luar batas.

"Kalo gitu doang masa nggak boleh?" Kaisar balas mengejek Triva dengan mengusap-usap bibir cewek itu menggunakan ibu jarinya.

Triva mendengus.

"Sejauh apa batasannya aku harus nyentuh kamu?" Tanya Kaisar. "Ini?" Kaisar menunjuk bibir Triva dan Triva diam aja. "Jelas boleh, kita udah berapa kali ciuman," Kaisar menjawab sendiri.

Triva menahan nafasnya. Dia merasa begitu gugup jika sudah bersentuhan dengan Kaisar seperti ini.

"Ini?" Jari Kaisar merayapi leher Triva. "Ini bahkan masih ada jejaknya," Kaisar lagi-lagi menjawab sendiri.

Lalu tangan Kaisar merayap turun, bergerak ingin membuka kancing kemeja Triva. Awalnya dia mengira Triva mengizinkan, tapi kemudian tangan cewek itu menahannya.

Triva menggeleng. Pertanda dia nggak mengizinkan Kaisar menyentuh lebih dari yang pernah cowok itu lakukan.

Kaisar tersenyum, dia nggak melanjutkannya lagi. "Aku nggak akan ngelakuin hal tanpa izin kamu. Tapi kamu juga harus ingetin aku seandainya aku lupa."

Triva mengangguk.

"Oke, sekarang kita ke rumah aku aja."

"Apa?!" Triva langsung sadar kalau dia terlalu berlebihan menanggapi itu. "Maksud aku, mau ngapain?"

"Ketemu orangtua aku lah. Mumpung Papa aku libur. Dan sekarang mereka lagi di rumah."

"Kaisar, apa nggak sebaiknya nanti aja?"

KAISAR (Komplit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang