19. Guru "Private"

35K 2.3K 82
                                    

Menjelang Ujian Akhir Semester atau kalau sekarang lebih dikenal dengan USBN, SMA Mars meliburkan para muridnya selama 3 hari sebagai masa tenang. Hal ini bertujuan agar semua murid yang akan menghadapi masa-masa menegangkan itu bisa lebih rileks dan berkonsentrasi untuk belajar di rumah.

Kaisar begitu senang, dia sudah punya planning untuk menjadikan Triva sebagai guru Private-nya dalam tanda kutip.

"Maksudnya?"

"Sambil menyelam minum air. Belajar sambil pacaran," ujar Kaisar sambil memamerkan deretan giginya.

"Modus yaaaa," Triva mendelik pada Kaisar.

"Abisnya kamu akhir-akhir ini sibuk sih. Ketemu aja susah," keluh Kaisar.

"Ya kan kamu tau aku harus lebih fokus karena udah mau kelas tiga. Kalo aku nggak naik kelas gimana?"

"Ya bagus," jawab Kaisar asal.

"Kok bagus?"

"Tahun depan kita bisa sekelas," Kaisar menjulurkan sedikit lidahnya.

Triva mendengus. "Sama aja dengan aku nurutin bisikan setan," celetuknya.

"Maksud kamu, aku setan?"

Triva menoleh ke kiri kanan depan belakang. "Cuma ada kamu di sini, ya berarti kamu."

"Setan ini pengen makan orang," Kaisar langsung menerkam Triva dengan mendorong cewek itu hingga berbaring di lantai. Ditahannya kedua tangan Triva di samping kepala cewek itu. Senyum Smirk tercetak jelas di wajah Kaisar. "Mau cium, atau dicium?" Tanyanya sambil mengangkat sebelah alis.

"Duh mulai kan..." Triva mendengus sebal.

"Cuma kamu cewek yang selalu cari-cari alasan buat ngehindar tiap kali diajak ciuman. Kalau cewek lain aku yakin udah pasang bibir sebelum disuruh."

Triva tertawa, dia melepas tangannya dan menempeleng wajah Kaisar pelan.

Sambil mengusap pipi Kaisar, Triva berkata, "gimana kalau kita bikin permainan?" Tantang Triva.

"Oke!" Kaisar langsung bersemangat. Dia melepaskan Triva agar cewek itu bisa duduk. "Mau main apa?"

"Aku bakal kasih kamu soal Matematika dan kamu harus jawab soal itu tanpa melihat buku catatan. Aku pengen tau sejauh apa kamu hafal rumus-rumus yang pernah aku ajarin," tantang Triva.

"Huh, mainnya curang," Kaisar seketika langsung pesimis. Nyatanya, saat lihat buku catatan saja otaknya masih harus bekerja keras, apalagi tanpa melihat.

"Mau nggak nih?"

"Oke! Tapi kalo aku menang, kamu harus turutin semua permintaan aku."

"Semua? Emang banyak banget?" Triva menatap Kaisar dengan curiga.

"Banyak dong. Otak aku kamu suruh olahraga, jadi hadiahnya juga harus istimewa."

"Pasti mintanya yang aneh-aneh."

"Rahasia. Takut?"

"Okeee," Triva menyanggupi.

Kaisar begitu senang. Dia langsung mengambil pena dan kertas kosong untuk memulai ujiannya.

"Semangat banget. Nanti kalah loh..." Ledek Triva.

"Pasti menang," sahut Kaisar.

"Oke, ada tiga soal Matematika. Intinya pakek rumus yang sama dengan yang pernah aku ajarin," Triva mulai menuliskan soal di sebuah kertas kosong. Dia pintar, semua yang dia kasih ke Kaisar rata-rata sudah di luar kepalanya. Nggak perlu nyontek buku lagi atau browsing di internet.

KAISAR (Komplit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang