21. Akting atau Niat?

30.5K 2.7K 361
                                    

Triva bersandar di kursi sambil melipat tangan di depan. Matanya tertuju pada akting sepasang manusia yang sedang memerankan tokoh Romeo dan Juliet.

Kaisar dan Haruka.

"Romeo!"

"My dear?"

"Apa yang kau lakukan di sini? Orangtuaku bisa melihatmu!"

"Rileks Honey... Aku telah mengatur semuanya dan kita aman..." Kaisar nampak memeluk pinggang Haruka, menyatukan tubuh bagian depan mereka hingga menempel.

Haruka mengalungkan lengannya ke leher Kaisar, mendekatkan wajah mereka hingga begitu dekatnya. "Apa kau sangatmerindukan aku hingga datang ke sini?" Tanya Haruka dengan manja.

"Ya, aku sangat merindukanmu!"

Lalu keduanya mendekatkan wajah.

Triva menunduk, mengamati kuku-kunya tanpa mau melihat adegan itu. Dia hanya menahan nafas, sesak. Ketika sebagian penonton terlihat histeris yang menandakan kalau adegan itu sedang berlangsung.

Ini adalah SMA Mars dan Venus, SMA berstandart Internasional yang akan memerankan pentas di depan  para donatur yang kebanyakan berasal dari luar negeri. Jadi setiap adegan dalam drama ini, akan dilakukan secara real, termasuk kissing.

Prok.

Prok.

Prok.

Suara tepuk tangan menandakan kalau akting keduanya telah selesai dan berhasil dengan baik. Triva mengangkat wajahnya. Kaisar tersenyum padanya dan dia diam saja.

Melihat ekspresi Triva, Kaisar tau kalau pacarnya itu sedang dalam keadaan unmood. Dia terus menatap Triva yang juga membalas tatapannya dengan tatapan dingin.

"Kenapa?" Tanya Kaisar melalui gerakan bibir.

Triva hanya tersenyum tipis, lalu dia menurunkan matanya menatap jari-jarinya lagi. Anyelir dan Luna sudah sangat ribut di sampingnya, menggodanya sedemikian rupa dengan mengata-ngatai kalau dia cemburu.

Sekali lagi Triva mengangkat wajahnya, Ibu Anggita sedang mengarahkan para pemain untuk melakukan adegan berikutnya.

Merasa cukup jengah, Triva memutuskan untuk meninggalkan Aula. Baru setengah berjalan, tangannya ditarik seseorang dari belakang, membuat Triva menoleh.

"Kamu mau kemana?" Tanya Kaisar.

"Ke Ruang OSIS," jawab Triva.

"Ada yang penting lagi?"

Triva mengangguk.

"Penting atau menghindar?" Tebak Kaisar.

"Menghindar dari apa? Udah sana, latihan kamu udah dimulai tuh," Triva memutar tangannya agar terlepas tapi Kaisar memperkuat cekalannya.

"Mau aku berhenti?" Kaisar mengatakannya dengan sungguh-sungguh.

Triva terdiam.

"Aku akan berhenti kalau kamu nggak suka."

"Lanjutin aja," suruh Triva. Tapi wajahnya tetap dingin dan terlihat malas membahas hal ini.

"Triva..."

Triva menghembuskan nafas keras dari hidungnya. "Apa lagi?"

"Kamu kenapa sih?"

"Kamu yang kenapa? Aku cuma mau pergi dari sini, kenapa kamu larang?"

"Ya kenapa?"

Pertengkaran dua manusia itu cukup mendapat perhatian banyak pihak. Terutama Haruka yang begitu kepo hingga mendekati keduanya dengan santai.

KAISAR (Komplit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang