44. Ego

8K 1.3K 555
                                    

Di mobil, Kaisar mengamuk. Dia memukul setir berulangkali hingga tangan-tangannya memerah. Ditambah lagi teriakannya yang melepaskan segala sesak di dalam dada, membuatnya terlihat sangat kacau.

"Gue harus ke sana," Kaisar sudah akan membuka pintu mobil tapi Bella menghalanginya.

"Cukup, Kai..." Bella memegang tangan Kaisar. "Jangan sakiti diri Lo sendiri."

"Gue salah, Bel. Gue terlalu cepat ambil keputusan. Nggak seharusnya gue..."

"Lo nggak salah, Kai. Keputusan Lo udah paling bener."

"Gue nggak bisa kehilangan Triva, Bel. Gue nggak bisa..." Air mata Kaisar tiba-tiba saja jatuh.

Bella memeluk Kaisar, mengusap punggung cowok itu dengan lembut. "Lo pasti bisa lewatin ini, ada gue Kai. Kapanpun dan di manapun Lo butuh gue, gue ada."

Bella melepaskan pelukan. "Gimana kalo nanti malam kita ke club'? Kita bersenang-senang, lupain semua yang bikin sakit."

Kaisar menatap Bella. "Lo sering ke club'?" Tanyanya.

"Pelarian gue saat bosen di rumah ya di sana," jawab Bella. "Gue bukan anak rumahan macam Triva. Hidup gue berwarna Kai," kekehnya.

"Sebentar lagi kita ada ujian, Bel."

"Dan Lo masih perduli? Ayolah, Kai... Lo itu cowok," pancing Bella. "Cowok itu nggak ada yang diem di rumah dan belajar. Masa kalah sama gue."

Kaisar diam.

"Lo inget waktu gue ngerubah diri gue lebih baik karena Leo? Nyatanya apa? Dia sakitin gue, dia selingkuh di belakang gue. Nggak ada manusia baik di dunia ini, kecuali temen yang emang bener-bener nggak mau Lo sedih. Kaya gue."

Kaisar terpancing. Jika cara itu memang yang paling ampuh untuk melupakan Triva, dia akan mencobanya. Toh, dunia malam dan jenis kenakalan lainnya bukanlah hal yang aneh baginya. Dulu, sebelum mengenal Triva, hal itu pernah menjadi dunia Kaisar bermain.

💃💃💃

Di rumah, Triva sama sekali nggak bisa bersikap seakan semua baik-baik aja. Dia gelisah. Berulangkali dia melihat ponselnya dan berharap Kaisar akan menghubunginya, tapi hanya notifikasi medsos yang nggak terlalu penting yang terlihat di sana.

"Kenapa harus putus sih, Kai?" Keluh Triva, bicara pada diri sendiri.

Triva mengurut pangkal hidungnya, dia merasa pusing. Nyatanya semua yang terjadi antara dirinya dan Kaisar, sangat mengganggunya.

Ponsel Triva berbunyi, dengan cepat dia menatap layar ponsel karena berharap Kaisar yang menelponnya. Tapi setelah nama Anyelir terpampang di sana, rasa kecewa Triva pun muncul.

"Halo, Nye, kenapa?" Tanya Triva malas.

"Anjir, nggak semangat banget Lo angkat telepon gue. Lagi sibuk Bu Dokter?"

"Nggak, Nye. Gue lagi..."

Hening.

Nampaknya Anyelir pun menunggu lanjutan dari omongan Triva.

"Nggak papa," lanjut Triva akhirnya.

"Gue yakin ada apa-apa. Kita temenan udah lama, gue kenal sama Lo Triv. Kenapa, ada masalah sama Kaisar?"

Triva mendesah. Karena kenyataannya, hanya Kaisar lah penentu mood Triva setiap harinya.

"Gue putus sama Kaisar, Nye..." Sesak rasanya saat mengatakan itu.

"Hah, serius Lo?!" Anyelir jelas saja kaget.

Siapapun tau, hubungan Kaisar dan Triva itu terlihat sempurna. Bahkan julukan Goals Couple yang selalu disematkan untuk keduanya, menambah anggapan kalo mereka emang nggak akan terpisahkan.

KAISAR (Komplit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang